Makronesia.id, Jakarta – Sugata, anak perusahaan KOLTIVA sekaligus pionir dalam sektor pertanian berkelanjutan, berhasil menjadi salah satu pemenang TRANSFORM: BESTARI Challenge 2024. Penghargaan bergengsi ini diraih berkat inovasi Sugata dalam menciptakan rantai pasok kakao yang lebih berkelanjutan dan berdampak sosial. Penghargaan tersebut diberikan pada Festival SDGs yang berlangsung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Oktober lalu.
TRANSFORM: BESTARI Challenge adalah inisiatif akselerator dampak yang digagas oleh Unilever, Pemerintah Inggris melalui Foreign, Commonwealth and Development Office (FCDO), serta Ernst & Young (EY). Program ini memberikan hibah hingga £300,000 kepada perusahaan-perusahaan yang dinilai berhasil mengembangkan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan sosial dan lingkungan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Sejak berdiri pada tahun 2018, Sugata telah dikenal sebagai perusahaan asal Aceh yang memproduksi biji kakao “bean-to-bar” dan kopi “single origin”. Dengan fokus pada perdagangan etis, keterlacakan, dan keberlanjutan, Sugata memberdayakan lebih dari 2.400 produsen kecil di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera dan Sulawesi. Pendekatan inovatif Sugata mencakup:
- Pelatihan pertanian regeneratif dan agroforestri bagi petani.
- Pengembangan plot demo agroforestri untuk praktik rendah karbon.
- Sistem pemantauan emisi gas rumah kaca (GRK) yang memungkinkan produsen berpartisipasi di pasar karbon.
- Daur ulang nutrisi dari limbah kakao untuk sumber pendapatan tambahan.
Proyek ini diproyeksikan memberikan manfaat langsung kepada 500 rumah tangga petani, dengan tambahan manfaat tidak langsung kepada lebih dari 1.000 anggota keluarga, sambil memastikan partisipasi perempuan sebesar 50% dalam aktivitas produksi dan pemasaran.
Sugata menunjukkan komitmen terhadap kesetaraan gender dan inklusi sosial, terutama dalam memberdayakan perempuan dan pemuda di sektor pertanian. Hal ini sangat signifikan mengingat laporan UN Women 2023 menyebutkan bahwa perempuan mencakup rata-rata 43% tenaga kerja pertanian. Dengan menerapkan Sistem Pembelajaran Aksi Gender (GALS), Sugata mendorong petani perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam produksi dan pemasaran, menciptakan visi masa depan yang lebih adil.
Menurut Gde Sukardi, Head of Single Origin Sourcing Sugata, penghargaan ini menjadi pengakuan atas dedikasi Sugata dalam membangun rantai pasok kakao yang berkelanjutan. “Dengan memberdayakan komunitas lokal, kami menciptakan rantai pasok yang lebih tangguh, bertanggung jawab, dan berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu, Jessica Pauline, Country Lead Finance & Business Development Unilever Indonesia, menyoroti peran penting Sugata dalam menghadapi tantangan global. “Sugata adalah contoh nyata bagaimana bisnis dapat menjadi solusi untuk tantangan sosial dan lingkungan,” ungkapnya.
Melalui ekosistem digital KOLTIVA, Sugata memastikan transparansi dan keterlacakan dalam rantai pasoknya. Komitmen perusahaan terhadap perdagangan etis tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga membantu mengurangi jejak karbon melalui praktik terbaik pertanian kakao.
Pengakuan dari TRANSFORM: BESTARI Challenge menjadi langkah signifikan bagi Sugata dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi petani, komunitas lokal, dan lingkungan. Ke depannya, Sugata berkomitmen untuk terus berinovasi dan menciptakan dampak positif di sektor pertanian Indonesia. (EHS-01)