Kilau Emas di Awal Tahun: Rally Spektakuler dan Proyeksi Optimis

Feature16 Dilihat

Makronesia.id, Jakarta – Kilau emas semakin bersinar di awal tahun ini, mencatatkan kenaikan harga yang tipis di sekitar $2.625 pada Kamis (2/1), setelah sebelumnya tertekan selama dua hari terakhir. Namun, yang lebih mencuri perhatian adalah kinerja emas sepanjang 2024 yang melesat hingga 27%, menjadikannya performa tahunan terbaik sejak 2010.

Kenaikan luar biasa ini didukung oleh kombinasi beberapa faktor. Pembelian besar-besaran emas oleh bank sentral dunia menjadi salah satu pendorong utama, selain meningkatnya ketegangan geopolitik yang meresahkan. Di sisi lain, kebijakan pelonggaran moneter oleh bank sentral utama dunia turut memberi dorongan signifikan.

“Tren bullish emas terlihat semakin kokoh berdasarkan pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini,” ujar Andy Nugraha, analis dari Dupoin Indonesia. Ia memproyeksikan bahwa harga emas berpotensi menguat hingga $2.650. Namun, ia juga mengingatkan adanya kemungkinan koreksi menuju $2.609 jika terjadi pembalikan tren.

Di tengah ketegangan global, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan. Konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina, situasi panas di Timur Tengah, hingga ketidakpastian kebijakan pemerintahan Donald Trump menjadi katalis utama yang mengangkat sentimen safe-haven terhadap logam mulia ini.

Namun, sikap Federal Reserve (The Fed) yang cenderung berhati-hati terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut menimbulkan tekanan pada emas. Pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menegaskan pendekatan konservatif terhadap kebijakan moneter turut memberi dukungan pada dolar AS, yang pada gilirannya membatasi laju kenaikan emas.

Meski demikian, permintaan emas yang terus meningkat dari bank sentral global menjadi penguat fundamental yang tak terbantahkan. Berdasarkan survei World Gold Council, bank sentral di berbagai negara diperkirakan akan terus membeli emas dalam jumlah besar selama 12 bulan ke depan sebagai langkah diversifikasi cadangan devisa.

Selain itu, data ekonomi AS, seperti Klaim Pengangguran Awal dan Indeks Manajer Pembelian (IMP) Manufaktur yang akan dirilis pekan ini, juga menjadi perhatian pasar. Jika data tersebut menunjukkan pelemahan ekonomi, harga emas dapat kembali terdorong naik sebagai aset safe-haven.

Dengan dukungan dari faktor fundamental dan teknikal, emas tampaknya masih memiliki ruang untuk melanjutkan tren bullish-nya. Ketidakpastian geopolitik, kebijakan bank sentral, dan sentimen penghindaran risiko akan terus menjadi pendorong utama pergerakan harga emas di tahun 2025.

Bagi para pelaku pasar, optimisme terhadap kilau emas masih tetap tinggi. Apakah tahun ini emas akan kembali mencetak rekor? Kita tunggu saja bagaimana cerita selanjutnya di pasar logam mulia. (EHS-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *