MAKRONESIA.ID

Bitcoin Mengalami Penurunan Harga, Namun Potensi Kenaikan Masih Terbuka

Makronesia.id, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, pasar cryptocurrency kembali diwarnai dengan pergerakan harga Bitcoin yang cukup dinamis. Berdasarkan data dari CoinMarketCap, harga Bitcoin per 29 November tercatat berada di level $96.000, setelah sempat menyentuh angka tertinggi $99.500 pada 23 November lalu. Meskipun mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir, sejumlah analis masih melihat potensi kenaikan harga Bitcoin di masa depan.

Fahmi Almuttaqin, seorang analis dari Reku, menjelaskan bahwa meskipun ada koreksi harga dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin tetap menunjukkan potensi untuk melanjutkan tren kenaikannya. Menurutnya, ada beberapa indikator yang memperlihatkan bahwa harga Bitcoin saat ini masih berada pada jalur yang positif, meskipun ada beberapa faktor yang perlu dicermati.

Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah performa Bitcoin di bulan November 2024. Sejauh ini, Bitcoin telah mencatatkan kenaikan sebesar 36%, sebuah angka yang cukup signifikan. Bahkan, angka ini menjadikan November 2024 sebagai bulan dengan kenaikan harga Bitcoin tertinggi keempat dalam sejarah setelah bulan November 2013 (+449%), 2017 (+53%), dan 2020 (+43%).

Angka kenaikan sebesar 36% ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata historis pergerakan harga Bitcoin di bulan November. Fahmi menambahkan bahwa performa yang sangat baik di bulan ini menunjukkan adanya sentimen pasar yang masih cukup kuat, meskipun terjadi sedikit penurunan dalam beberapa hari terakhir.

Namun, analisis yang lebih mendalam dari indikator yang disusun oleh CryptoQuant menunjukkan bahwa harga pasar Bitcoin saat ini masih jauh dari potensi puncaknya. Ini menandakan bahwa meskipun harga Bitcoin telah mengalami kenaikan signifikan, ruang untuk pergerakan harga yang lebih tinggi masih terbuka lebar.

Menurut Fahmi, penurunan harga Bitcoin yang terjadi dalam beberapa hari terakhir juga bisa dijelaskan dengan adanya aksi profit taking dari para investor yang membeli Bitcoin pada periode 12 hingga 18 bulan lalu. Aksi ini cukup wajar mengingat keuntungan yang diperoleh selama periode tersebut cukup besar. Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa pasar masih memiliki potensi untuk kembali menguat.

Di sisi lain, sejumlah investor yang lebih jangka panjang tampaknya tetap optimis dengan prospek Bitcoin ke depan. Mereka percaya bahwa meskipun ada volatilitas harga dalam jangka pendek, Bitcoin masih memiliki potensi untuk terus tumbuh, mengingat semakin banyaknya adopsi teknologi blockchain dan peningkatan minat institusi terhadap aset digital.

Fahmi juga menekankan pentingnya memantau indikator-indikator teknikal dan sentimen pasar dalam beberapa minggu mendatang. Jika tren kenaikan harga Bitcoin terus berlanjut, bukan tidak mungkin harga Bitcoin akan kembali menembus level $100.000 yang sebelumnya tercatat pada 23 November lalu.

Sementara itu, di kalangan investor ritel, Bitcoin tetap menjadi pilihan utama. Meskipun harga sempat turun, banyak yang melihat penurunan ini sebagai peluang untuk membeli pada harga yang lebih murah, apalagi dengan proyeksi kenaikan harga yang masih terbuka.

Dalam beberapa tahun terakhir, Bitcoin telah terbukti menjadi aset yang menarik bagi berbagai kalangan, mulai dari investor individu hingga institusi besar. Walaupun pasar crypto terkenal dengan volatilitasnya, namun minat terhadap Bitcoin terus berkembang, yang menjadi indikasi bahwa banyak pihak melihat potensi besar dalam cryptocurrency yang satu ini.

Dengan berbagai faktor yang mendukung, tidak mengherankan jika banyak analis dan investor tetap optimis terhadap masa depan Bitcoin. Meskipun harga sempat mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir, potensi kenaikan yang lebih besar masih bisa terjadi dalam waktu dekat. Untuk itu, pemantauan terhadap pergerakan pasar Bitcoin dan faktor-faktor makroekonomi lainnya akan menjadi kunci untuk melihat arah pergerakan harga Bitcoin dalam beberapa bulan ke depan. (EHS-01)

Exit mobile version