Makronesia.id, Timika Papua – Langit Timika pagi itu dipenuhi harapan baru. Diiringi doa dan upacara adat Bakar Batu yang dipimpin oleh pemangku adat, Bapak Panius Kogoya, PT Honay Ajkwa Lorentz bersama PT Tambang Mineral Papua (TMP) resmi memulai perjalanan besar mereka melalui acara Groundbreaking Capex Site “HONCEN”. Proyek ambisius ini bertujuan membangun pabrik semen dan keramik pertama di Papua yang menggunakan tailing dari PT Freeport Indonesia sebagai bahan baku utama.
Berlokasi di Jl. Trans Nabire Mile 32, Timika, Papua Tengah, pabrik ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan wujud nyata dari sebuah visi besar. Direktur Utama PT Honay Ajkwa Lorentz, Fenty Widyawati, menyampaikan, “Kami sangat senang dapat melaksanakan kegiatan ini dengan lancar. Pembangunan ini adalah komitmen kami untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Papua, melalui pemanfaatan tailing dan pemberdayaan masyarakat lokal. Harapan kami, keberadaan pabrik ini dapat menurunkan harga semen di Papua dan memberikan dampak positif yang signifikan.”
Proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi total sekitar Rp 3,1 triliun. Pada tahap awal, perusahaan mengalokasikan Rp 156 miliar untuk pembukaan akses jalan utama, pembersihan lahan seluas 9 hektare, serta pemagaran bertahap. Tidak hanya soal fisik, pembangunan ini melibatkan masyarakat adat secara aktif, dengan pengawasan langsung oleh Bapak Panius Kogoya, mempertegas sinergi antara perusahaan dan tradisi lokal.
“Keterlibatan pemuda gereja dan masyarakat adat menjadi bagian penting dari proyek ini. Kami ingin memastikan setiap langkah pembangunan membawa manfaat bagi masyarakat sekitar,” ujar Fenty.
Menyadari besarnya dampak sosial proyek ini, PT Honay Ajkwa Lorentz memberikan prioritas besar kepada Orang Asli Papua (OAP) dalam proses rekrutmen. Sebanyak 80% tenaga kerja akan berasal dari OAP, sementara sisanya diisi tenaga kerja dari luar Papua.
Proses rekrutmen akan dibuka secara bertahap setiap triwulan, dimulai pada 10 Januari hingga 31 Maret 2025. Setelah itu, seleksi berlangsung pada 15–20 April 2025 dengan pengumuman pada 30 April 2025. Tidak hanya itu, setiap karyawan baru akan mendapatkan pelatihan intensif, dimulai dengan seminar dan diakhiri dengan workshop.
“Kami ingin mencetak tenaga kerja yang kompeten, sehingga mereka mampu mendukung operasional perusahaan dengan baik,” tambah Fenty. Untuk mendukung hal ini, kantor cabang di Sidoarjo, Jawa Timur, dibuka sebagai pusat data calon tenaga kerja.
Lebih dari sekadar pabrik, proyek ini membawa harapan besar bagi masyarakat Papua. Dengan memanfaatkan tailing sebagai bahan baku utama, pabrik ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu menarik perhatian investor lokal maupun asing. “Kami percaya proyek ini akan menciptakan lapangan kerja, mendorong ekonomi lokal, dan meningkatkan daya tarik investasi di Papua,” ujar Fenty menutup acara.
Di bawah langit Timika yang cerah, optimisme terasa kental. Pembangunan pabrik ini bukan hanya langkah maju bagi perusahaan, tetapi juga untuk Papua, membawa harapan baru akan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan. Papua sedang bersiap untuk bersinar di panggung industri nasional. (EHS-01)