GRP Resmikan PLTS Atap Tahap II sebagai Langkah Konkret dalam Mengurangi Emisi Karbon

0
92

Makronesia.id, Jawa Barat – PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) terus memperlihatkan komitmennya dalam mengurangi emisi karbon dengan meresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) tahap II di area operasional perusahaan. Peresmian ini dilakukan oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Ir. Mohamad Priharto Dwinugroho, M.S.E., bersama dengan jajaran manajemen GRP, TotalEnergies ENEOS, PLN UPT Bekasi, dan PLN UP3 Cikarang.

PLTS Atap tahap II ini merupakan bagian dari strategi Net Zero yang telah diumumkan sebelumnya oleh GRP. Dengan peresmian ini, total kapasitas listrik terpasang dari energi surya yang berasal dari GRP mencapai 9,3 MWp (Megawatt Peak), menjadikannya salah satu PLTS Atap terbesar di Jawa Barat. Tahap 1 memiliki kapasitas sebesar 0,9 MWp, sementara tahap 2 memiliki kapasitas sebesar 8,4 MWp. GRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025, dengan harapan dapat mengurangi emisi karbon sekitar 47.400 ton per tahun.

Ir. Mohamad Priharto Dwinugroho dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif GRP, menyatakan, “Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong partisipasi aktif pelaku usaha dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Salah satu program strategis dalam upaya ini adalah pengembangan PLTS Atap secara luas. Tindakan yang diambil oleh GRP adalah contoh nyata dari kepedulian lingkungan, serta merupakan kontribusi swasta dalam mendukung tujuan pemerintah.”

Industri baja, yang memiliki peran vital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, kini dihadapkan pada tantangan baru terkait komitmen global untuk mencapai target net zero emisi karbon. Produksi baja secara global menyumbang sekitar 7% dari total emisi karbon. Dengan permintaan baja yang diperkirakan meningkat sekitar 15-20% antara tahun 2030 dan 2050, produsen baja, termasuk GRP, perlu mengelola risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di seluruh rantai nilai.

Presiden Direktur GRP, Fedaus, menyampaikan, “PLTS Atap yang telah terpasang di area operasional kami sejalan dengan Pilar ESG GRP, terutama Pilar No.3 tentang Transisi Energi dan Solusi Rendah Karbon. Dengan terpasangnya PLTS Atap tahap II ini, secara total GRP berhasil melakukan pengurangan emisi karbon hingga sekitar 1500 ton CO2e.”

Kolaborasi GRP dengan TotalEnergies ENEOS melibatkan desain dan pemilihan mitra EPC terpercaya untuk konstruksi PLTS Atap. Dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, PLTS Atap ini dilengkapi dengan sejumlah sensor untuk memantau kondisi lingkungan sekitar. Sistem ini juga menggunakan pemantauan jarak jauh untuk mengirimkan data analisis performa dan jejak karbon.

PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) adalah anggota Gunung Steel Group, salah satu perusahaan baja swasta terbesar di Indonesia. Berdiri sejak 1970, GRP memproduksi lebih dari 2 juta ton baja berkualitas tinggi setiap tahunnya. Sebagai pemain utama dalam industri baja Indonesia, GRP terus berkomitmen pada inisiatif berkelanjutan dan mengurangi dampak lingkungan melalui proyek PLTS Atap dan strategi Net Zero. (EHS-01)

Artikulli paraprakblu Berbagi Tips Bijak Kelola Sampah dan Dapatkan Keuntungan Finansial
Artikulli tjetërInovasi Terbaru dari Azhadi Cosmetics Indonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini