Makronesia.id, Jakarta – Pada United Nations Climate Change Conference (COP28) tahun ini, Global Leadership Council (GLC) dari Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP) mengumumkan partisipasi Indonesia dalam Konsorsium Battery Energy Storage System (BESS). Langkah ini sejalan dengan komitmen bersama dari sejumlah negara, seperti Barbados, Belize, Mesir, Ghana, India, Kenya, Malawi, Mauritania, Mozambik, Nigeria, dan Togo. Indonesia bergabung dengan konsorsium tersebut bersama AfDB, Bank Dunia, IDB, ADB, AFD, RMI, GIZ, Africa 50, Masdar, Infinity Power, AMEA Power, Presidensi COP28, NREL, Net Zero World, dan SEforAll sebagai mitra.
Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP) membentuk Konsorsium BESS pada tahun 2022 dengan tujuan utama merealisasikan komitmen energi terbarukan sebesar 5 GW pada akhir tahun 2024. Langkah ini merupakan bagian dari upaya lebih luas untuk mengurangi biaya teknologi energi terbarukan dan meningkatkan akses energi terbarukan di negara-negara berkembang serta mengatasi krisis iklim.
Komitmen 5 GW BESS pada akhir 2024 menjadi salah satu pencapaian kunci Global Leadership Council (GLC) dan GEAPP, yang berkomitmen mendukung tercapainya target 400 GW energi terbarukan pada tahun 2030 sesuai dengan United Nations Sustainable Development Goal 7 (SDG7) dan mengentaskan kemiskinan energi.
Battery Energy Storage Systems (BESS) dianggap sebagai elemen penting untuk meningkatkan kemampuan jaringan listrik dan mengakomodasi variabilitas sumber energi terbarukan. Konsorsium BESS, sebagai kemitraan multilateral, bertujuan memastikan bahwa manfaat BESS mampu mentransformasi sistem energi di negara-negara berkembang.
Negara-negara pionir dalam Konsorsium BESS, termasuk Indonesia, akan mendapat dukungan dari mitra seperti GEAPP, AfDB, World Bank, ADB, IDB, AFD, GIZ, RMI, Africa50, Masdar, Infinity Power, Presidensi COP28, AMEA Power, NREL, Net Zero World, dan SEforALL.
Jonas Gahr Støre, Perdana Menteri Norwegia dan Co-chair GLC, menyatakan, “Global Leadership Council dibentuk untuk mempercepat perubahan dan memajukan inisiatif-transformasional yang akan mengurangi emisi, menciptakan lapangan kerja, dan memperluas akses terhadap energi bersih dan terjangkau di negara-negara berkembang.”
Dr. Rajiv J. Shah, President Rockefeller Foundation dan Co-chair GLC, menyoroti pentingnya kolaborasi global untuk mencegah pemanasan global melewati ambang batas 2°C dan menilai Konsorsium BESS sebagai langkah maju dan berani dalam mengatasi hambatan yang menghalangi transformasi iklim.
Selain komitmen 5 GW BESS, Konsorsium akan mempercepat implementasi proyek, meningkatkan regulasi lingkungan, membangun pasar yang menguntungkan untuk BESS, dan membuka peluang pembiayaan komersial dan publik. Hal ini diharapkan akan memberikan solusi terukur pada United Nations Climate Change Conference (COP29) tahun mendatang.
Lucky Nurrahmat, Indonesia Country Lead di GEAPP, menekankan bahwa partisipasi Indonesia dalam Konsorsium BESS dapat menjadi solusi untuk mempercepat pengembangan BESS di negeri ini. Dukungan bersama dari pemerintah, lembaga legislatif, dan sektor swasta diharapkan membuka jalan menuju masa depan energi berkelanjutan Indonesia. (EHS-01)