MAKRONESIA.ID

Industri Rokok Diduga Memanipulasi Harga untuk Menjerat Konsumen

Jakarta, Makronesia.id — Laporan sebuah lembaga riset global, terkait tembakau menguak situasi terkini perdagangan tembakau dan rokok global. Berbagai Taktik dilakukan oleh  industri rokok dalam menghalangi kenaikan cukai rokok yang dirancang untuk mengurangi jumlah perokok

Perusahaan rokok menggunakan berbagai strategi harga untuk meringankan dampak cukai rokok, demikian laporan terkini dari STOP, organisasi global pengawas industri rokok.  Laporan yang bertajuk  The Price We Pay:  Six Industry Pricing Strategies That Undermine Life-Saving Tobacco Taxes, adalah laporan pertama yang menggabungkan hasil riset terhadap taktik industri di negara-negara berkembang dan membandingkannya dengan taktik yang diterapkan di negara-negara yang lebih sejahtera.  Laporan tersebut mengungkap berbagai contoh dari hampir 30 negara, termasuk Bangladesh, Meksiko, Pakistan, Turki, Inggris, dan Indonesia yang baru-baru ini memberlakukan kenaikan cukai rokok. 

Beberapa strategi yang dibahas secara rinci dalam laporan tersebut termasuk antara lain:

Cukai rokok merupakan elemen penting untuk menurunkan beban akibat konsumsi rokok, namun hanya bisa berhasil jika konsumen merasakan dampaknya dalam bentuk harga yang lebih tinggi.  Perusahaan tembakau dapat menggagalkan strategi tersebut dengan menyerap kenaikan cukai untuk mempertahankan harga yang rendah dan menjaga pangsa pasar.  Diperkirakan 80 persen perokok di seluruh dunia berada di negara-negara berkembang, di mana selisih antara harga rokok termahal dan termurah lebih besar secara umum dibandingkan dengan negara-negara yang lebih makmur.  Secara rata-rata, harga rokok di Afrika – benua dengan tingkat konsumsi rokok terendah di dunia yang sekarang menjadi target pertumbuhan industri rokok – termasuk yang termurah di dunia.

“Perusahaan rokok mempunyai kekuatan harga dan profitabilitas yang signifikan.  Laporan ini menyoroti bagaimana industri rokok menggunakan harga sebagai senjata untuk membuat orang tetap mengkonsumsi produk rokok yang adiktif dan mematikan ini,” ujar Dr. Rob Branston, salah satu penyusun laporan, yang menjabat sebagai Associate Professor in Business Economics di University of Bath School of Management, yang merupakan bagian dari Tobacco Control Research Group.  “Pesan utama dari laporan ini adalah bahwa industri rokok mengeksploitasi kompleksitas apapun yang terdapat dalam sistem cukai. Hal ini menyebabkan manfaat kesehatan kemungkinan terbesar dapat diperoleh dengan cara memberlakukan cukai dan harga tembakau yang tinggi, terutama jika tarif tersebut diterapkan secara konsisten di berbagai kategori produk rokok dan dengan menghapuskan penjualan rokok batangan (single stick) di pasar.

Di beberapa negara seperti Bangladesh, Indonesia, Kolombia, serta beberapa negara di Afrika yang disebutkan di dalam laporan tersebut, termasuk Botswana, Zambia, Mozambique dan Ethiopia, dijualnya rokok secara batangan memperumit kondisi pasar.  Rokok batangan memberikan peluang kepada industri untuk melancarkan gelombang kedua taktik permainan harga, yang mungkin berbeda atau sama dengan strategi harga rokok bungkusan.  Kenaikan cukai rokok batangan cenderung diserap – undershifted, mungkin untuk memberikan harga yang lebih murah kepada konsumen dan mempertahankan kebiasaan merokok.  Overshifting teridentifikasi dilakukan di Kolombia, yang mungkin terkait dengan naiknya permintaan pasar dari konsumen yang berpindah ke rokok kemasan batang saat harga kemasan kotak naik, sehingga mereka tidak perlu berhenti merokok. Bukti-bukti anekdotal mengindikasikan bahwa industri rokok memanfaatkan saluran-saluran informal untuk mengaburkan taktik permainan harga dan memastikan produk mereka terjangkau oleh kalangan anak muda dan konsumen yang terpengaruh oleh harga.

Pemerintah dapat mencegah manipulasi industri

Laporan ini merekomendasikan tindakan-tindakan yang dapat diambil pemerintah untuk menghentikan upaya perusahaan tembakau mempermainkan harga sebagai senjata pemasaran.  Beberapa rekomendasi yang diberikan antara lain:

Penyusun laporan Dr. Zaineb Sheikh dari Tobacco Control Research Group di University of Bath berkomentar  Tujuan perusahaan rokok adalah menjaga keseimbangan antara kenaikan penghasilan dengan tingkat pangsa pasar.  Dan yang paling utama – membuat anak muda tetap terjerat sehingga mereka bisa terus meraih keuntungan.  Tidak banyak pertimbangan terhadap kesehatan masyarakat sehingga inilah yang harus didahulukan pemerintah daripada kepentingan bisnis industri yang sempit.

Exit mobile version