JAKARTA, Makronesia.id– Permintaan pembeli yang semakin banyak menekan peritel untuk memberikan pengalaman akan layanan tanpa batas yang diinginkan konsumen.
Manhattan Associates, Inc. sebuah perusahaan yang tercatat di bursa saham Amerika (NASDAQ: MANH) telah mengidentifikasi lima poin utama yang diyakini akan menjadi agenda poin-poin utama ritelpada tahun 2019.
Antara lain ; 1. Manajemen Pengalaman Pelanggan Holistik, 2. Perluasan Strategi Pemenuhan Omnichannel, 3. Membuat Pengiriman yang Menguntungkan Dari Toko, 4. IoT Memasuki Toko dengan menggunakan RFID, 5. Smart Returns Management
“Dengan peningkatan ekspektasi dari konsumen, memunculkan inovasi baru, dan kondisi politik yang menutupi keadaan ekonomi, fase-fase perubahan dalam bisnis ritel di tahun 2019 akan terus berkembang dengan cepat, kondisi ini menciptakan hubungan pelaku peritel dengan para pelanggannya.” ujar Managing Director – Southeast Asia, Manhattan Associates, Richard Wright, melalui siaran persnya yang diterima makronesia.id, Kamis , (31/1).
Menurutnya, dengan adanya 5 agenda utama ini akan mempengaruhi dan membentuk strategi peritel di tahun yang akan datang.
Manajemen Pengalaman Pelanggan Holistik, menurutnya Menciptakan pengalaman berbelanja dan layanan yang istimewa dengan cepat akan menjadi kunci keberhasilan peritel. Namun, banyak peritel yang gagal dalam menawarkan hal ini karena mereka tidak dapat secara efektif mengelola pengalaman pelanggan disektornya, baik fisik maupun digital. Pada 2019 kita akan melihat peritel berinvestasi untuk menjembatani kesenjangan ini dan penggunaan alat dan teknologi yang tidak hanya dirancang khusus untuk kompleksitas sistem perdagangan modern tetapi memungkinkan para pelaku retail untuk benar-benar mengerti pelanggan mereka. Di era baru ini, keterlibatan pelanggan menuntut karyawan di toko maupun di call centre untuk memiliki wawasan mengenai pelanggan/customer insight dalam genggaman mereka; menawarkan layanan yang lebih baik dan memastikan loyalitas pelanggan. Namun para pelaku peritel tidak bisa melupakan peningkatan populasi digital, yaitu para konsumen muda yang mencari opsi online terlebih dahulu. Antara call centre, toko fisik ataupun online, peritel terkemuka pada 2019 harus mampu berdaptasi dimana saja.
Sementara, perluasan strategi pemenuhan omnichannel, adalah ekspektasi ‘beli dimana saja/diantar kemana saja’ yang diharapkan oleh pelanggan omnichannel merupakan momen penentu untuk tahun 2019 dalam sejarah peritel. Untuk para peritel yang tidak memiliki cara atau komitmen untuk mengikuti perdagangan omnichannel, memiliki masa depan yang kelam. Bagi peritel yang sudah mulai menjajaki perdagangan omnichannel ini, membutuhkan konsistensi untuk mempelajari keinginan pelanggan, hal ini memiliki peranan penting mempertahankan bisnis di dunia ritel. Peritel juga harus berkomitmen untuk dapat memenuhi permintaan pelanggan yang ada dimanapun pada tahun 2019.
Gudang menjadi faktor yang sangat penting disaat peritel melihat toko lebih dari sekedar toko dan menyadari bahwa gudang berperan penting untuk mendukung perdagangan omnichannel. Kemampuan untuk memproses pesanan grosir dan proses pemulihan stok disaat bersamaan menjadi hal yang sangat penting didalam dunia perdaganan yang terintegrasi dengan keterbatasan waktu dan biaya. Kita juga akan melihat lebih banyak peritel yang menerapkan otomatisasi canggih di gudang. Penggunaan robot di gudang baru maupun gudang sudah ada diperkrakan akan meningkat dan kemampuan teknologi baru untuk bekerja sama dengan manusia dalam meningkatkan kegiatan inventaris secara efektif. Masih banyak orang yang memiliki pola pikir manusia melawan robot namun para peritel ingin tetap memiliki gudang yang relevan di 2019, mereka mengabungkan manusia dan mesin yang akan meningkatkan percepatan dan efisiensi.
Selain itu, yang ketiga membuat pengiriman dari toko menguntungkan maksudnya adalah, Jaringan toko ritel seharusnya menjadi keunggulan melawan market place. Namun, kewajiban pemenuhan toko, sekaligus pelayanan konsumen dan penjualan adalah tantangan terbesar untuk para pelaku ritel. Dengan demikian, banyak hal ini menjadikan toko menjadi lebih rumit daripada pusat distribusi, sehingga menimbulkan pemikiran pemasok tradisional dengan ‘lokasi terdekat’ tidak berfungsi ketika ratusan toko ditambahkan ke jaringan peritel. Dengan adanya teknologi omnichannel terbaru ini memudahkan pengiriman dari toko dan menjadi hal ini bagian yang berkelanjutan dan lebih menguntungkan dan menjadikan hal ini sebagai hal yang normal di dunia peritel. Para peritel juga dibekali dengan aplikasi yang intuitif dan responsif untuk panduan dalam pengecekan dari berbagai pesanan dan juga memungkinkan mereka mudah untuk berhenti dan melanjutkan, serta menyelesaikan pesanan pada periode ‘downtime’ dan menjadikan kenyataan praktis. Selain itu, sistem manajemen pesanan yang belajar secara ‘real-time’, dan tidak hanya memahami lokasi dan biaya pengiriman paket yang sulit, tetapi juga memahami penurunan harga, penutupan, kapasitas tenaga kerja di dalam toko yang bisa dilakukan secara efisien dan menguntungkan bagi peritel yang berinvestasi untuk memenuhi semua kebutuan yang ada di dunia ritel.
Keakuratan inventaris di dalam toko sudah lama menjadi tantangan terbesar bagi peritel, karena kebanyakan barang berpindah di dalam toko, seperti ditinggalkan didalam ruang ganti atau barang dikembalikan dengan menaruh dilokasi yang berbeda. Ketika peritel mempercepat peluncuran pilihan pemenuhan barang di toko dengan ‘click and collect’ dan ‘pengiriman dari toko’ menjadi alasan mengapa keakuraatan inventaris menjadi hal sangat krusial di dalam toko.
“Dengan menurunnya biaya dan ukuran teknologi RFID yang memungkinkan perusahaan untuk menanamkan chip RFID ke dalam produk keseharian yang semakin kecil ukurannya, peritel dapat memantau status setiap barang yang ada didalam inventaris. Dengan tingkat akurasi menghadirkan pengalaman yang lebih baik, karena anggota tim yang mengambil barang untuk diambil ditoko atau mengirimkan barang ke toko dapat mengarahkan ke lokasi yang tepat dengan barang tersebut. Hal ini tidak hanya menjanjikan kepada pelanggan untuk proses yang lebih cepat dan efisien, tetapi juga menurunkan biaya keseluruhan untuk peritel,” ucapnya.
Selain itu Smart Returns Management, Pada tahun 2019 ini akan menjadi tahun dimana peritel harus mulai menghadapi banyak pengembalian barang. Setelah bertahun-tahun pertumbuhan dalam pesanan online yang dapat dikembalikan secara gratis dan biaya pengiriman yang rendah ataupun gratis yang menekan keuntungan yang dan mengharapkan peritel dapat melakukan berbagai pendekatan untuk untuk mencoba mengambil kembali kendali pasar. Dengan Teknologi manajemen pesanan modern ini menawarkan pandangan yang akurat dan ‘real-time’ dari semua jaringan inventaris termasuk pemasukan dan keuntungan yang memungkinkan usaha perintis untuk mulai meningkatkan jaringan usahanya dengan cara yang kreatif untuk meningkatkan permintaan dipasar. Bila dibandingkan dengan peritel yang menggunakan alat pemasangan online dan alat pengukuran yang akurat, memberikan deskripsi barang yang lebih baik dan menawarkan pengiriman pengembalian gratis, peritel dapat mengurangi dampak dari pengembalian barang. Jangan kaget melihat beberapa pedagang mulai mengeksplorasi kebijakan untuk mencoba mengambil kembali bagian pasar untuk mengurangi dampak negatif pada margin yang dibuat oleh segmen konsumen yang sering mengembalikan barang. (ALIAMUDIRA/BA)