Kepala BPIP Rindu Orba?

0
1496

“Pancasila Musuh Kelompok Beragama?”

Menempatkan Pancasila sebagai Idiologi kaku, layaknya para penguasa Orde Baru, sepertinya tak sengaja didengungkan oleh Kepala Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP), Prof Yudian Wahyudi.

Menurutnya, Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia, telah diterima oleh mayoritas masyarakat. Ia membuktikan ucapannya dengan menyebut sikap dua ormas Islam, yaitu NU dan Muhammadiyah sejak era 1980-an (masa-masa kekuasan Orba mencapai puncaknya), telah menerima Pancasila sebagai Azas Tunggal NKRI.

Kepala BPIP sepertinya merindukan Orba?. Karena dalam pemikirannya, era reformasi telah memoderasi Pancasila hanya menjadi slogan berbangsa dan bernegara, tanpa implementasi yang akurat dan konsekwen. Ia menyebutkan, asas-asas organisasi termasuk partai politik boleh memilih selain Pancasila, seperti Islam. Hal ini menurutnya sebagai bentuk ekspresi pembalasan terhadap Orde Baru yang dianggap semena-mena.

“Dari situlah sebenarnya Pancasila sudah dibunuh secara administratif,” kata dia.

Menurutnya, era pasca tumbangnya Orba melahirkan kelompok-kelompok yang mempolitisir agama demi kepentingan politiknya semata. Perlu diingat ia menegaskan bahwa kelompok yang ia maksud adalah kelompok yang bergerak tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Antara lain menurutnya membuat Ijtima Ulama — Padahal ijtimah ulama itu sendiri dilakukan dengan cara musyawarah sesuai dengan nilai-nilai Sila ke 4 Pancasila — untuk menentukan calon wakil presiden. 

Kepala BPIP sepertinya lupa, NU dan Muhammdiyah bukan satu-satunya kelompok Islam. Bahkan dengan santainya dia mengatakan, orang-orang Islam yang — bisa jadi ada dalam keanggotan NU dan Muhammadiyah juga–dianggapnya melawan Pancasila. Menurutnya Ini berbahaya. Padahal menentukan calon pemimpin susuai ajaran Islam (Al-Quran dan Sunnah Rasul adalah kewajiban bagi Muslim).

Maka Profesor yang juga Mantan Rektor Universitas Islam Sunan Kalijaga ini menganggap kelompok agama ini adalah musuh Pancasila. Entah apa yang merasuki profesor ini, dia orang Islam, meyakini Tuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Persatuan dan kesatuan Indonesia, Musyawarah dan Keadilan sosial adalah ciri-ciri adab dan praktik dari orang-orang beragama. Tapi profesor ini malah menempatkan orang beragama yang ber Tuhan, yang diajarkan kemanusiaan yang adil adalah musuh Pancasila.

Profesor ini sepertinya sedang meradakilasiasi Pancasila. Padahal beliau sendiri sebenarnya menyadari bahwa konsep Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk seperti Indonesia, adalah hadiah Tuhan bagi Indonesia. Ia juga menyadari dari sisi sumber dan tujuan, Pancasila itu relijius karena ke Lima Sila yang terkandung di dalamnya dapat ditemukan dengan mudah di dalam kitab suci ke enam agama yang diakui secara konstitusional di republik ini.

Uniknya profesor ini menolak cara-cara agama dalam proses pelaksanaan Pancasila. Kata dia, Indonesia Butuh sekularitas bukan Sekularisme.

Jadi pada Intinya profesor ini sebenarnya mau meradikalisasi pancasila sebagai Azas Tunggal. Rindu Orba ya Prof!?.

di tulis Budi Alimuddin, Pendiri Makronesia.id

Artikulli paraprakUntuk Menumbuhkan Merek, Gabungkan Facebook dan TV
Artikulli tjetërMenakar Kontribusi Nyata Untuk Membangun SDM Unggul

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini