Keputusan The Fed Pangkas Suku Bunga: Sinyal Baru untuk Pasar Keuangan

Feature9 Dilihat

Makronesia.id, Jakarta – Pada awal November lalu, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) resmi memangkas suku bunga acuan Amerika Serikat sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%. Keputusan ini membawa angin segar bagi para pelaku pasar yang telah lama menantikan kebijakan moneter yang lebih akomodatif, setelah lebih dari setahun hidup di bawah bayang-bayang suku bunga tinggi.

Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam konferensi persnya menegaskan bahwa langkah ini merupakan awal dari proses kalibrasi ulang kebijakan moneter. Powell menyebutkan bahwa perekonomian Amerika menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang signifikan. Penurunan inflasi serta moderasi pasar tenaga kerja menjadi dua faktor utama yang mendorong kebijakan ini.

The Fed mencatat inflasi kini bergerak mendekati target mereka di angka 2%. Perjalanan panjang menuju stabilitas harga ini telah menunjukkan kemajuan signifikan, terutama jika dibandingkan dengan inflasi yang sempat mencapai 9,1% pada Juni 2022—angka tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Bahkan, berdasarkan data terbaru, inflasi PCE inti telah menyentuh angka 1,7%, jauh di bawah prediksi awal.

Penurunan inflasi yang lebih cepat dari ekspektasi membuat pasar optimis. Pada pertemuan FOMC September lalu, The Fed bahkan memutuskan untuk memangkas suku bunga hingga 50 basis poin, melampaui ekspektasi awal pelaku pasar yang memperkirakan pemangkasan 25 basis poin.

Selain inflasi, kondisi pasar tenaga kerja juga menjadi perhatian utama The Fed. Setelah lonjakan besar dalam penyerapan tenaga kerja pasca-pandemi, kini pasar menunjukkan pelandaian yang lebih terkontrol. Tingkat pengangguran yang bertahan di angka 4,2%—sejalan dengan proyeksi jangka panjang—mencerminkan stabilitas ekonomi.

Rata-rata penciptaan lapangan kerja baru mencapai 196.000 per bulan hingga Agustus 2024. Sementara itu, lowongan pekerjaan tetap tinggi meskipun telah menurun dari puncaknya di tahun 2022. Moderasi ini juga berdampak pada pertumbuhan upah, yang kini berada pada level yang lebih konsisten dengan stabilitas harga.

Dengan tren inflasi yang menurun dan pasar tenaga kerja yang terkendali, para pelaku pasar kini memandang penurunan suku bunga sebagai peluang emas. Investor optimis bahwa keputusan FOMC selanjutnya pada 17 Desember mendatang akan kembali memangkas suku bunga, mendorong peralihan dana dari pasar obligasi ke pasar ekuitas, termasuk aset berisiko seperti saham dan kripto.

Likuiditas yang meningkat di pasar modal akan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi yang lebih besar. Selain itu, munculnya spekulasi bahwa Trump, yang diprediksi kembali menjadi Presiden AS, akan memberikan tekanan pada The Fed untuk terus melonggarkan kebijakan moneter, semakin memperkuat optimisme ini.

Bagi Anda yang tertarik memanfaatkan momentum ini, investasi di aset kripto atau saham internasional kini semakin mudah dengan aplikasi Nanovest. Sebagai platform investasi yang telah terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI, Nanovest menawarkan keamanan berlapis, termasuk perlindungan asuransi dari Sinar Mas untuk melindungi aset Anda dari risiko siber.

Dengan fitur yang mudah digunakan, Nanovest menjadi pilihan ideal baik bagi investor pemula maupun yang berpengalaman. Aplikasi ini tersedia di Play Store dan App Store, memungkinkan Anda untuk memantau pergerakan aset kripto, saham AS, hingga emas digital kapan saja dan di mana saja.

Momentum ini adalah peluang emas. Dengan kebijakan suku bunga yang semakin ramah, kini saatnya Anda mengambil langkah strategis untuk meraih potensi keuntungan maksimal di pasar keuangan global. (EHS-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *