Makronesia.id, Jakarta – Dalam era digital yang semakin maju, kemajuan teknologi menghadirkan peluang sekaligus tantangan. Tahun 2025 mencatat momentum penting ketika ADVANCE.AI, penyedia solusi verifikasi identitas digital berbasis AI, bersama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menggelar diskusi intensif yang mengupas ancaman deepfake di sektor jasa keuangan. Acara bertajuk “Deepfake and the Challenge of Trust: Ensuring Transparency in the Digital Era and Evaluating AI as a Risk or Opportunity” ini menghadirkan lebih dari 50 pemangku kepentingan dari berbagai lini, mulai dari regulator, pimpinan fintech, hingga pakar teknologi, untuk merumuskan strategi memperkuat keamanan identitas digital.
Ancaman Deepfake yang Mengkhawatirkan
Pertumbuhan teknologi AI-Generated Content (AIGC) membawa serta risiko baru. Data mengungkapkan bahwa kasus deepfake di kawasan Asia Pasifik melonjak hingga 1.530% antara tahun 2022 dan 2023. Kondisi ini diperparah dengan studi FICO pada 2023 yang menunjukkan bahwa 64% masyarakat Indonesia pernah mengalami percobaan penipuan finansial dan 36% khawatir akan pencurian identitas. Realitas ini mengingatkan kembali pentingnya penegakan sistem keamanan dan strategi mitigasi risiko yang komprehensif di era digital.
Tanggapan Regulator dan Inisiatif Bersama
Ludy Arlianto, Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital OJK, menegaskan dalam forum tersebut bahwa blueprint Transformasi Digital Perbankan nasional telah mengidentifikasi risiko penyalahgunaan teknologi, termasuk deepfake. “Deepfake dapat mengelabui proses verifikasi Electronic-Know Your Customer (eKYC) dan memalsukan identitas, yang pada akhirnya membahayakan keamanan serta privasi konsumen,” ujarnya. Sebagai respons, OJK telah menerbitkan Surat Edaran OJK No. 29 Tahun 2022 tentang Ketahanan dan Keamanan Siber dan mengembangkan pedoman strategi anti-fraud. Tak hanya itu, dalam kolaborasi dengan AFTECH, OJK tengah merancang kode etik AI dan akan segera merilis Cybersecurity Guideline khusus untuk industri inovasi teknologi sektor keuangan.
Solusi Inovatif dari ADVANCE.AI
Menghadapi tantangan tersebut, Managing Director ADVANCE.AI, Anggraini Rahayu, menjelaskan pendekatan solusi yang diusung perusahaannya. “Di ADVANCE.AI, kami mengedepankan sistem pencegahan dan deteksi berlapis. Solusi kami mencakup autentikasi biometrik berbasis AI, deteksi penipuan dengan machine learning, serta liveness detection untuk membantu institusi keuangan mengidentifikasi dan mencegah fraud secara lebih efektif,” paparnya. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan kepercayaan dalam proses verifikasi identitas digital, menjadikan setiap transaksi lebih aman.
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Aman
Moderator acara, Aries Setiadi, Direktur Eksekutif AFTECH, menekankan pentingnya sinergi antara regulator, pelaku industri, dan penyedia teknologi dalam menghadapi ancaman deepfake. “Bersama ADVANCE.AI dan OJK, AFTECH berupaya membangun kolaborasi yang kuat. Dengan memahami tantangan yang ada, kita dapat memanfaatkan inovasi AI tidak hanya untuk memitigasi deepfake, tetapi juga untuk memperkuat keamanan dan kepercayaan di ekosistem fintech serta layanan keuangan digital,” ujar Aries.
Diskusi ini tidak hanya menjadi ajang tukar pikiran, namun juga momentum untuk menetapkan langkah-langkah strategis dalam menghadapi ancaman siber. Dengan komitmen yang ditunjukkan oleh semua pihak, industri jasa keuangan di Indonesia diharapkan mampu merespons dinamika teknologi dengan lebih adaptif, sehingga keamanan identitas digital tetap terjaga di tengah arus inovasi yang terus berkembang. (EHS-01)




