MAKRONESIA.ID

Pasar Kripto dan Saham AS Bergejolak, Bitcoin Pulih Pasca Pernyataan The Fed

 

Makronesia.id, Jakarta – Pasar keuangan global sempat mengalami tekanan setelah Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), mengumumkan keputusan untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50%. Pengumuman ini memicu reaksi negatif di pasar kripto dan saham AS, dengan Bitcoin yang sempat jatuh ke $101.800 sebelum akhirnya kembali menguat pasca konferensi pers Ketua The Fed, Jerome Powell.

Indeks saham AS seperti S&P 500 dan Nasdaq juga mengalami pemulihan setelah Powell menegaskan bahwa tidak ada rencana kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Pernyataan ini meredakan kekhawatiran investor yang sebelumnya khawatir akan kebijakan moneter yang lebih ketat di tengah inflasi yang masih tinggi.

Keputusan The Fed untuk tetap mempertahankan suku bunga sebenarnya sudah diprediksi oleh banyak analis, terutama mengingat inflasi yang masih tinggi berdasarkan data CPI Desember. Namun, pasar tetap menunjukkan reaksi yang cukup volatil terhadap pernyataan tersebut.

Menurut Fahmi Almuttaqin, Analis Reku, fenomena ini menunjukkan bahwa pasar kripto dan saham AS masih sangat sensitif terhadap sentimen makroekonomi AS.

“Hal ini menunjukkan tingginya kekhawatiran investor terhadap risiko kebijakan moneter ke depan. Jika The Fed kembali menaikkan suku bunga, dana investasi dalam jumlah besar berpotensi beralih ke aset yang lebih aman seperti dolar AS dan obligasi pemerintah, sehingga menekan harga saham dan kripto,” jelas Fahmi.

Di sisi lain, peluncuran teknologi AI terbaru, DeepSeek, juga menjadi faktor yang meningkatkan kekhawatiran investor. Teknologi ini diprediksi dapat mengubah dinamika di sektor teknologi, yang selama ini menjadi andalan dalam pertumbuhan pasar saham AS.

Meskipun sempat mengalami tekanan, Bitcoin berhasil pulih ke atas $103.000 selama konferensi pers Powell. Pemulihan ini menunjukkan ketahanan Bitcoin serta perannya sebagai indikator kepercayaan pasar.

Berdasarkan data dari Coinglass, arus masuk dana bersih ke dalam ETF Bitcoin spot pada 30 Januari setelah pengumuman The Fed mencapai $266,6 juta. Angka ini mengindikasikan bahwa investor masih memiliki optimisme terhadap Bitcoin, meskipun pasar keuangan global tengah mengalami ketidakpastian.

“Mampunya Bitcoin bertahan di atas level $100.000 menunjukkan bahwa aset ini semakin solid, didukung oleh meningkatnya minat dari investor institusional dan ritel yang melihat Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi,” tambah Fahmi.

Dengan inflasi yang masih tinggi dan kebijakan The Fed yang cenderung berhati-hati, suku bunga kemungkinan akan tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama. Kondisi ini bisa memberikan tekanan pada aset berisiko seperti saham dan kripto. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk menyusun strategi yang tepat.

“Dalam kondisi seperti ini, investor perlu memiliki portofolio yang seimbang sesuai dengan profil risiko mereka. Diversifikasi lintas sektor, termasuk kombinasi antara stablecoin, saham AS, Bitcoin, dan altcoin, bisa menjadi strategi yang menarik,” saran Fahmi.

Bagi investor yang lebih mengutamakan fundamental aset, memilih crypto dengan kapitalisasi pasar besar bisa menjadi pilihan bijak. Melalui fitur Packs di Reku, investor dapat berinvestasi dalam berbagai crypto blue chip dalam sekali swipe untuk memudahkan diversifikasi.

Selain itu, bagi investor yang ingin mengoptimalkan peluang di pasar saham AS, fitur Insights di Reku menyediakan informasi penting untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Fitur ini mencakup:

Dengan strategi yang tepat dan pemanfaatan teknologi untuk analisis pasar, investor dapat tetap optimis menghadapi ketidakpastian dan memanfaatkan peluang yang ada di pasar kripto dan saham AS. (EHS-01)

Exit mobile version