Makronesia.id – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2024 resmi ditutup. Dalam penutupan, pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz menyatakan ada beberapa hal yang digarisbawahi dalam rapat tahunan ini.
Pertama, mengenai penataan ulang konsep dan praktik literasi. Hal ini sesuai dengan tema yang diusung Rakornas Bidang Perpustakaan pada tahun ini yakni “Menata Ulang Konsep dan Praktik Pembangunan Literasi”. Menurutnya, seluruh peserta dan Perpusnas harus memahami penataan ulang konsep literasi.
“Pemahaman kita tentang literasi jangan diracuni dengan konsep yang njlimet. Literasi bisa didefinisikan kemampuan untuk mengelola informasi, baik itu tekstual maupun non-tekstual, diolah dan digunakan untuk meningkatkan kecakapan hidup kita,” jelasnya di Jakarta, pada Rabu (15/5/2024).
Dia mencontohkan, pengiriman pesan melalui aplikasi pesan singkat yang berisikan teks dan ikon berupa non-tekstual. “Maka ketika mendapatkan pesan seperti itu yakni teks dan non teks, maka kita memahami pesan itu. Itu adalah bentuk kemampuan menafsirkan teks dan non teks,” ujarnya.
Menurutnya, konsep literasi jangan sulit agar implementasinya tidak sulit. Untuk praktiknya, dapat ditata ulang sesuai dengan praktik literasi di masyarakat. Hal ini sudah disampaikan para narasumber seperti pegiat literasi, kepala desa, perpustakaan kota/kabupaten, hingga perpustakaan provinsi yang berbagi suka duka, pengalaman, dan harapannya. “Rakor kali ini berbeda karena kita mendengar praktik baik dari mereka,” tuturnya.
Kedua, dia menekankan pentingnya kolaborasi, kerja sama, dan gotong royong. Dia memaparkan, Perpusnas dapat melakukan kerja sama dengan sejumlah instansi seperti Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Desa dan PDTT, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mendukung tugas utamanya.
“Saya mendengar paparan dari Bappenas bahwa pentingnya literasi dan menjadi bagian dari RPJMN. Literasi mendapat spesifik dalam RKP. Perpusnas juga semakin hari semakin meluas fungsinya, tapi jangan lupa pada tugas utama. Tugas utamanya adalah agar orang bisa membaca, menggali pengetahuan melalui perpustakaan,” urainya.
Dia menambahkan, surat edaran bersama antara Kementerian Desa PDTT dan Perpusnas ditandatangani yang berisikan pemanfaatan dana desa untuk operasionalisasi taman bacaan di desa.
“Jadi bapak ibu dapat mengawal dana desa untuk TBM dan bisa langsung melakukan koordinasi dengan mereka sehingga kegiatan TBM lebih terarah,” tukasnya.
Sementara dengan Kemendikbudristek, dia menuturkan, program sastra masuk kurikulum akan diluncurkan. Karya sastra klasik dan kontemporer akan menjadi bahan tambahan untuk para siswa mulai kelas 5 SD hingga SMA.
Dinas perpustakaan daerah dapat memanfaatkan hal ini dengan menyediakan buku-buku sastra yang dibutuhkan para siswa. “Sehingga bisa diakses anak-anak kita. Kegiatannya, bagaimana kita memanfaatkan buku-buku ini, dikoordinasikan dengan dinas pendidikan dan sekolah. Ini semakin penting agar anak-anak kita bisa meningkatkan kecakapan hidupnya dengan karya sastra,” urainya.
Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2024 diselenggarakan pada 14-15 Mei 2024 dengan tema “Menata Ulang Konsep Dan Praktik Pembangunan Literasi”. Rakornas mengangkat tiga isu utama yaitu Penguatan Budaya Baca dan Literasi, Pengarusutamaan Naskah Kuno Nusantara, serta Standardisasi dan Tenaga Perpustakaan.
Rakornas menghasilkan 24 rekomendasi yang didapat dari diskusi kelompok terpumpun (FGD) di mana setiap isu utama menghasilkan delapan rekomendasi. Plt. Kepala Perpusnas menuturkan, rekomendasi ini adalah harapan yang dibebankan kepada Perpusnas untuk selanjutnya diimplementasikan bersama.
Rakornas diisi dengan sesi kebijakan menghadirkan narasumber dari Kementerian Desa PDTT dan Kementerian PPN/Bappenas. Sedangkan sesi panel diisi oleh para narasumber dari pemerintah daerah yang melaksanakan praktik baik dalam pengembangan tiga kebijakan utama Perpusnas yakni Bupati Berau, Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Kendal, dan Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur.
Selain itu, sesi pararel menghadirkan narasumber yang terlibat secara aktif dan membagikan praktik baik yang dapat ditiru oleh pemerintah daerah, lembaga, organisasi, pegiat literasi dan masyarakat umum. Rakornas dihadir secara luring 920 peserta yang terdiri dari kepala daerah, kepala dinas perpustakaan provinsi dan kabupaten/kota, ketua forum perpustakaan/penerbit/pengusaha rekaman dan pihak yang telah melakukan kerja sama dengan Perpusnas.