Makronesia.id, Sumbar : Membaca membuatmu kaya, itulah pernyataan dari seorang lelaki yang tiap hari bergelut dengan buku, jurnal, majalah, surat kabar dan juga media informasi dan komunikasi. Lelaki kelahiran Medan ini baru menamatkan kuliah S-2 nya di Sekolah Bisnis Institute Pertanian Bogor Program Studi Manajemen dan Bisnis. Diwisuda pada 15 Desember 2021 di masa pandemi Covid 19. Kualiahnya molor selama satu tahun. Seyogianya dia di wisuda tahun 2020 yang lalu. Ia bercita-cita melanjutkan studi pada Program Doktoral dalam Bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Namun, sampai saat ini belum mendapat Beasiswa untuk melanjutkan studinya tersebut.
Disamping menjabat sebagai pustakawan ahli, beliau juga berkonstribusi sebagai penulis esai, cerpen, puisi dan buku baik yang berkaitan dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi maupun sejarah, sastra dan budaya. Sebagai pustakawan, saya biasa memberikan materi tentang perpustakaan dan kepustakawanan serta kepenulisan khususnya esai ujar Iswadi Syahrial Nupin.
Beliau bertugas sebagai pustakawan bidang layanan referensi. Tugas utamanya melayani pertanyaan mahasiswa tentang akses informasi pada jurnal elektronik. Mantan ketua RT dari Silaing Atas (2010-2012), Kota Padang Panjang ini selalu terobsesi dengan pemikiran-pemikiran yang dinamis untuk perubahan. Dari bukunya “Antologi Kepustakaan Era Disrupsi” menceritakan bahwa dengan adanya sistematika yang dinamis dalam perpustakaan akan menunjukkan suatu konsep dalam perpustakaan yang lebih unggul dalam mengelola perpustakaan. Hal tersebut tercermin dari hasil penelitian thesisnya yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi Kerja Dan Pemahaman Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Dengan Pengembangan Karir Pustakwaan” yang menyimpulkan bahwa semakin mendalami suatu bidang kerja dalam hal perpustakaan menunjukkan hal positif dalam dunia kerja itu sendiri, begitu juga halnya dengan karir dalam pengembangan fungsi dan jabatannya.
Tidak akan pernah berhenti menulis dan terus berkarya dalam hidup melalui pemikiran-pemikiran yang dinamis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Inilah cita-citanya dari kecil bahwa melalui tulisan kau akan hidup selamanya, ujarnya disela-sela bersama kontributor makronesia. Selanjutnya kedepan ia akan mendirikan taman bacaan masyarakat untuk semua kalangan di kampung istrinya Nagari Malai III Koto, Sungai Geringging, Padang Pariaman. Melalui taman bacaan tersebut, insyaAllah akan terwujud masyarakat literat sehingga sesuai dengan paradigma transformasi Perpustakaan berbasis inklusi sosial. Dengan terwujudnya masyarakat literat maka perekonomian nagari akan meningkat pesat.
Kini ia sedang mempersiapkan buku tentang pengembangan perpustakaan dan kepustakawanan dengan memperhatikan fenomena yang berkembang di era disrupsi. Saat duduk sebagai mahasiswa pada Diploma III Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, beliau sibuk dan aktif di organisasi kemahasiswaan dan giat menulis opini, puisi dan cerpen di Harian Serambi Indonesia (Banda Aceh) dan Analisa (Medan). Sejak tahun 2006, beliau bertugas sebagai Pegawai Negeri Sipil di Perpustakaan Fakultas Kedokteran Unand. Selama tahun 2005 sampai 2008 beliau telah memberikan materi Pendidikan Pemustaka khususnya bagi mahasiswa Malaysia yang mengikuti program Matrikulasi. Materi yang disampaikannya adalah penggunaan indeks pada buku dan proses penelusuran informasi yang efektif menggunakan keywords boolean logic dalam temu balik jurnal elektronik sesuai subyek yang diinginkan pemustaka.
Harapannya ke depan adalah dengan hadirnya berbagai fasilitas teknologi dalam berbagai aplikasi khususnya yang berbasis artificial inteligent (kecerdasan buatan) seperti Chatgpt dapat memudahkan sivitas akademika dalam membuat laporan penelitian sehingga waktu yang digunakan dalam menelusuri informasi dapat dilakukan dengan mudah. Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi sangat urgen mengingat tingginya akses informasi elektronik dikalangan sivitas akademika milenial. Bacalah, hanya dengan membaca engkau dapat menjelajah dunia. Demikian quote Iswadi Syahrial Nupin menutup reportase ini. (Redaksi)