Jakarta, Makronesia.id – SCG konglomerat bisnis dari Thailand, terpilih kembali menjadi anggota perusahaan berkelanjutan dalam industri bahan konstruksi atau lebih di kenal dengan Dow Jones Sustainability Indices (DJSI). Prestasi ini sudah bertahan selama 15 tahun berturut-turut sejak tahun 2004.
Hal itu diungkapkan oleh SCG Sustainable Development Committee Mr. CholanatYanaranop, dalam siaran persnya yang diterima Makronesia.id sore Rabu (7/11). Pria itu mengungkapkan perusahaannya, merupakan perusahaan pertama di ASEAN yang telah terpilih sebagai anggota DJSI pada Industri Bahan Konstruksi selama 15 tahun berturut-turut sejak tahun 2004.
“Kami percaya kegiatan bisnis bertujuan untuk mencapai keunggulan di semua dimensi, yaitu ekonomi, lingkungan dan masyarakat, bersama dengan menunjukkan usaha yang kuat dalam melakukan inovasi yang mendukung pengembangan produk dan layanan untuk memberikan manfaat terbesar bagi semua pemangku kepentingan adalah mekanisme utama dalam mencapai keberhasilan SCG.” Ucapnya.
SCG kata dia, menyadari pentingnya Circular Economy pada semua lini bisnis. Pihaknya kata dia telah menjalankan berbagai praktik dan pengetahuan terbaik yang telah kami kembangkan dan hasilkan selama beberapa abad terakhir untuk berkontribusi disetiap negara di mana mereka beroperasi, termasuk di Indonesia.
Prinsip Circular Economy telah diterapkan oleh SCG sebagai instrumen berharga untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjamin keberlanjutan bisnis serta meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan.
Secara global, SCG telah menjalankan bisnisnya dalam konsep bisnis yang keberlanjutan dengan kebijakan, praktik, dan pedoman yang jelas terkait dengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Ketika memperluas bisnisnya ke Indonesia, praktik terbaik SCG dalam Circular Economy juga dikembangkan dan diimplementasikan di negara ini. Selama lebih dari 100 tahun beroperasi, SCG memanfaatkan pengalaman dan pengetahuannya yang luas untuk mempromosikan lingkungan yang hijau, masyarakat yang sejahtera, serta pertumbuhan ekonomi di mana pun perusahaannya beroperasi, termasuk Indonesia.
Selain itu, untuk membangun sistem Circular Economy yang kuat dan berkelanjutan, diperlukan kerjasama di semua sektor. SCG, sebagai pelaku bisnis, telah bergabung dengan banyak organisasi baik di sektor publik, swasta dan sosial, melakukan upaya kolaboratif dan berbagi pengetahuan yang akan mengarah pada keberlanjutan ekonomi, lingkungan, masyarakat, dan komunitas. Di Indonesia, SCG telah menjadi anggota Indonesia Business CouncilforSustainable Development (IBCSD).
SCG Indonesia berkolaborasi dengan ERM Indonesia untuk menentukan langkah-langkah dalam mewujudkan Circular Economy di Indonesia melalui analisis isu-isu pembangunan berkelanjutanbaik di tingkat global, di Indonesia (nasional & lokal), pada operasional SCG di Indonesia, serta industri lainnya. Berdasarkan penelitian ini, ada 5 isu utama pembangunan berkelanjutanyang harus menjadi fokus SCG Indonesia, yaitu: Pengembangan Komunitas, Keselamatan & Kesehatan Kerja, Manajemen Energi, Praktik Ketenagakerjaan & Pengembangan Sumber Daya Manusia, juga GRC (Governance, Risk&Compliance). Kolaborasi dengan asosiasi lokal merupakan komitmen SCG dalam menerapkan sistem Circular Economy melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, keseimbangan ekologi dan kemajuan sosial di Indonesia.
SCG, merupakan salah satu konglomerat terkemuka di kawasan ASEAN, terdiri dari tiga bisnis utama, yakni: Cement – Building Materials, Chemicals, dan Packaging. Melalui lebih dari 200 perusahaan dan sekitar 53.000 karyawan, SCG menciptakan dan mendistribusikan produk dan layanan inovatif yang menjawab kebutuhan konsumen saat ini dan masa depan. (ALIA MUDIRA)