JAKARTA,MAKRONESIA.ID-Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Aice Group mengingatkan pemerintah, dan semua unsur masyarakat untuk bersiap menghadapi banyaknya bencana.
Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah memprediksi masih akan banyak terjadi bencana di tahun ini.
Menurut mereka, persiapan terbaik dalam menghadapi bencana adalah dengan membangun kolaborasi pentahelix di tiap wilayah Indonesia. Terutama di wilayah dengan kerawanan bencana tinggi.
Faisal Saimima, Ketua Pengurus Pusat sekaligus Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 GP Ansor, mengatakan, gotong royong adalah resep yang sesuai dengan gen anak bangsa dalam menghadapi cobaan bencana.
Menurut Faisal, pandemi dan bencana alam yang sedang terjadi di bangsa Indonesia memberikan banyak hikmah.
Gotong royong yang tergambar dalam gerakan pentahelix perlu diperbanyak. Kalau bisa, di berbagai provinsi yang rawan bencana ganda, publik perlu membangun koalisi pentahelix-nya di tingkatan lokal.
“Aktivitas Banser dan Ansor di Sulawesi Barat (Sulbar), Kalimantan Selatan (Kalsel) dan banyak titik bencana saat ini se-Indonesia menghimpun dukungan semua pihak. Gerakan pentahelix yang kami jalankan bersama Aice Group sudah membuktikan bahwa kombinasi dukungan swasta, pemerintah, dan banyak helix lain telah membantu gerakan Banser dalam membantu pengungsi di bencana yang terjadi,” kata Faisal.
Kerjasama pentahelix yang masih dijalankan oleh GP Ansor bersama dengan banyak pihak lain di puluhan kota membuktikan resep tersebut. Seperti diketahui, selain di Jabodetabek GP Ansor bersama Aice Group dan Kantor Staf Presiden (KSP) juga melakukan misi kemanusiaan kolaborasi pentahelix di 20 kota se-Indonesia.
Mereka membagikan 5 juta masker medis ke masyarakat bawah yang paling rentan terpapar virus covid-19. Jutaan masker medis SHIELD-Aice ini mereka bagikan ke belasan unsur masyarakat seperti petugas kebersihan, organisasi keagamaan, rumah ibadah, petugas
pemakaman, pelajar, mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, dan elemen masyarakat kelas bawah lainnya.
Faisal mengatakan bahwa menyatakan bahwa koalisi pentahelix yang dilakukan oleh organisasinya bersama dengan Aice Group adalah ijtihad dan sinergi rakyat dalam menghadapi berbagai bencana yang sedang terjadi saat ini.
Faisal yang juga memimpin Satuan Koordinasi Nasional Banser (Satkornas) ini menjelaskan berbagai pihak yang dilibatkan dalam menangani bencana. Kolaborasi pentahelix terdiri dari peranan Pemerintah Pusat dan Daerah yang berbasis komunitas dengan menitikberatkan kepada peran dari tokoh di masyarakat, akademisi, dan dukungan swasta yang dikombinasikan dengan komunikasi publik lewat media massa.
Kolaborasi partisipatif ini yang dijadikan strategi GP Ansor dan Aice Group dalam mengefektifkan upaya pencegahan dan penanganan bencana alam dan pandemi yang terjadi sejak awal tahun lalu.
Masker Berkualitas Membendung Penularan Covid-19 Paska Bencana
Sementara itu, Brand Manager Aice Group, Sylvana mengatakan, bencana ganda yang banyak terjadi saat pandemi ini perlu menjadi perhatian berbagai elemen penting bangsa.
Menurutnya, cobaan pandemi Covid-19 yang masih terjadi saat ini menjadi titik kritis dalam penanganan bencana alam yang terjadi. Sylvana menyebutkan musibah banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) dan gempa di Sulawesi Barat (Sulbar) sudah memberikan pelajaran bahwa protokol kesehatan (Prokes) dalam mencegah penularan korona harus dijalankan berbarengan dengan penanganan bencana alam itu sendiri.
“Misi kemanusiaan Aice dan GP Ansor bersama elemen Pemerintahan, masyarakat dan media massa kami nilai efektif dalam membantu bencana di Kalsel dan Sulbar. Kami menyentuh banyak kalangan masyarakat di pengungsian yang rentan penularan saat bencana. Kolaborasi ini bukan hanya mendistribusikan bahan pokok dan tenda, namun juga masker medis berkualitas untuk menghindari penularan korona,” urainya.
Sylvana juga menjelaskan pelajaran dari misi kemanusiaan masker yang dilakukannya di bencana letusan vulkanik Gunung Merapi dan Semeru beberapa waktu lalu. Menurutnya, semua pihak perlu mewaspadai potensi munculnya klaster pandemi baru yang muncul di pengungsian bencana alam.
Menurutnya, di masa pandemi ini masker memiliki peran yang tak kalah penting dibandingkan bahan pangan dan lainnya bagi masyarakat yang terdampak oleh bencana alam.
Apalagi saat ini kapasitas perawatan pasien covid-19 baik di rumah sakit maupun instalasi karantina sudah menipis. Tentunya, keselamatan pengungsi dari bencana alam sekaligus infeksi virus berbahaya ini harus sama-sama dijaga.
Lebih lanjut, Sylvana juga mengapresiasi kesigapan Distributor Aice Wilayah Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan, Dedy Tan, yang terjun langsung ke lapangan dan membantu masyarakat. “Pada saat terjadi bencana, kami langsung merespons hal tersebut. Dan, kami segera menyiapkan berbagai bahan makanan seperti beras, mie instan, air mineral dan roti serta masker medis SHIELD dan tenda yang dibutuhkan para pengungsi baik di wilayah Sulbar maupun Kalsel,” ungkapnya.
Pentingnya kecukupan masker medis berkualitas bagi pengungsi turut diamini oleh tim mobilisasi bantuan bencana GP Ansor. Kepala Satuan Koordinasi Wilayah Barisan Ansor Serbaguna (Satkorwil Banser) Sulawesi Selatan, Abbas Rauf Rani menjelaskan bahwa saat ini lembaganya menyertakan masker medis dalam paket bahan pangan yang dikirimkan ke pengungsi bencana gempa di Sulawesi Barat.
“Kami telah mengirimkan ratusan paket bahan pangan dan masker ke beberapa titik terparah bencana gempa di Majene dan Mamuju. Masker medis yang diberikan Aice Group masuk dalam SOP distribusi bencana ini. Kami ingin para pengungsi cepat pulih dari gempa, plus terhindar dari penularan covid-19,” harapnya.