Makronesia.id, Jakarta — PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) berkolaborasi dengan NielsenIQ (NIQ) Indonesia meluncurkan OCBC Business Fitness Index (BFI) 2024, riset tahunan yang mengevaluasi perilaku finansial UMKM di Indonesia. Riset ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengelolaan finansial UMKM, meskipun masih terdapat tantangan yang perlu diatasi.
BFI 2024 mengungkap bahwa UMKM di Indonesia kini memiliki skor pemahaman sistem manajemen finansial sebesar 60. Ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dibandingkan tahun lalu. UMKM kini lebih baik dalam pencatatan dan pengelolaan keuangan, serta peninjauan laba rugi secara berkala. Namun, hanya 46% UMKM yang sepenuhnya memisahkan keuangan bisnis dari pribadi. Ketidakpisahan ini berpotensi memengaruhi arus kas dan keberlanjutan usaha.
Riset juga menunjukkan bahwa UMKM yang telah berbadan hukum memiliki skor finansial yang lebih sehat, yakni 60,2, dibandingkan dengan UMKM yang belum berbadan hukum, yang hanya mencapai 47,4. UMKM berbadan hukum umumnya memiliki rencana bisnis yang lebih jelas dan terukur, serta pencatatan keuangan yang lebih baik.
Pemerintah Indonesia telah mempermudah pendirian badan usaha melalui UU Cipta Kerja No 11 Tahun 2020, memungkinkan pendirian PT Perorangan oleh satu orang. Meski begitu, data menunjukkan bahwa 80% UMKM belum terdaftar sebagai badan usaha, dan hanya 3% yang telah menjadi PT Perorangan. Inggit Primadevi, Director Consumer Insights di NIQ Indonesia, menekankan perlunya peningkatan agar UMKM dapat naik level.
Sari Kartika, SME Proposition Division Head OCBC, mengungkapkan bahwa memisahkan keuangan bisnis dan pribadi adalah langkah awal yang penting. Untuk mengatasi tantangan dalam pembukaan rekening bisnis, OCBC kini menawarkan solusi digital yang memungkinkan UMKM membuka rekening giro bisnis secara cepat dan mudah hanya melalui gadget.
Riset juga mengungkap bahwa 77% UMKM telah melakukan pencatatan keuangan, meskipun sebagian besar masih melakukannya secara manual. Dalam hal digitalisasi, 81% UMKM memiliki akun media sosial, namun hanya 35% yang memaksimalkan fitur-fiturnya. Penggunaan platform e-commerce juga masih terbatas, dengan hanya 17% UMKM yang memanfaatkannya secara optimal.
Menjelang Hari UMKM Nasional, OCBC mempertegas komitmennya untuk mendukung UMKM dengan berbagai solusi, termasuk untuk pengusaha perempuan dan disabilitas. Riset menunjukkan bahwa pengusaha perempuan semakin optimis, dengan 23% pengusaha laki-laki mengakui bahwa perempuan lebih baik dalam mengelola finansial usaha.
Nicky Clara, seorang disability womanpreneur, mengungkapkan pentingnya dukungan bagi pengusaha disabilitas melalui edukasi dan akses yang memadai. OCBC juga meluncurkan program TAYTB Women Warrior Berani Cuantik dan OCBC Preneurship ‘UMKM Disabilitas Melaju Jauh’ untuk memberdayakan pengusaha perempuan dan disabilitas.
Riset OCBC Business Fitness Index 2024 menunjukkan bahwa UMKM Indonesia telah menunjukkan kemajuan dalam manajemen finansial, namun masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam digitalisasi dan pemisahan keuangan. Dengan dukungan dari berbagai pihak dan inovasi perbankan, diharapkan UMKM Indonesia dapat terus berkembang dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian negara. (EHS-01)