Jakarta, Makronesia.id –Pemerintah menggugat Uni Eropa (Uni Eropa) ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait kebijakan yang diskrinatif atas sawit Indonesia. Meski demikian, Hipmi menilai langkah tersebut tidak akan cukup efektif.
Hipmi justru mengusulkan Indonesia menghentikan pembelian sebanyak 313 pesawat komersil Airbus yang sudah dipesan kepada Prancis.
“Kita usul gertak saja dengan menghentikan pesanan sebanyak 313 Airbus yang kita pesan ke Prancis,” ujar Ketua Umum BPP Hipmi Mardani.H.Maming di Jakarta, hari ini.
Maming mengatakan, total pesanan pesawat Indonesia ke Airbus saat ini sebanyak 313 unit. Yang telah selesai dibuat mencapai 95 unit. Dengan rincian, Citilink sebanyak 25 unit, Garuda 58 unit, dan terbanyak oleh LionAir 230 unit.
“Kita adalah pemborong pesawat terbesar di Airbus,” ujarnya.
Dia mengatakan, meski memesan banyak pesawat dari Prancis, namun negara Napoleon ini tidak berbuat sesuatu yang dapat membantu penyelesaian masalah diskriminasi CPO Indonesia di Eropa. Padahal, suara Prancis sangat berpengaruh besar di parlemen Eropa. Sebab negara memiliki kursi terbanyak.
“Jadi, buat apa kita baik-baikan sama dia. Dia enggak bantu-bantu. Malah ikut ngompor-ngomporin CPO kita,” ucapnya lagi.
Maming mengatakan, kontribusi pembelian pesawat Indonesia sangat besar dibandingkan
ekspor sawit Indonesia ke Eropa. Diperkirakan pembelian pesawat ke Airbus
mencapai US$ 42,8 miliar atau sebesar Rp 599 triliun. Sedangkan ekspor Sawit
Indonesia tahun 2018 sebesar Rp 4 miliar hingga 5 miliar.
“Tidak sebanding dengan kontribusi devisa kita ke dia. Meskipun itu realisasinya bertahap,” katanya. (AM/BA)