Jakarta, Makronesia.id – Sejak mengasosiasikan diri menjadi negara yang mendukung revolusi Industri 4.0, ribuan perusahaan asing gencar investasi ke Indonesia.
Eksesnya, perusahaan-perusahaan itu membutuhan tenaga kerja dengan keahlian campuran.
Menurut Laporan Linkedin, bidang keahlian yang dibutuhkan antara lain, ‘Back End Developer’ dan ‘Data Scientist’ adalah keahlian yang paling di cari.
Vice President of Talent and Learning Solutions for APAC dari LinkedIn, FeonAng, mengungkapkan, Emerging Jobs LinkedIn menyoroti kenyataan bahwa jenis-jenis pekerjaan baru muncul lebih cepat dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. “Peran tradisional telah berubah menjadi hybrid, yang lima tahun sebelumnya belum ada,” ucapnya. Sementara menurutnya, lima pekerjaan yang paling diminati di Indonesia semuanya berhubungan dengan teknologi, banyak diantaranya membutuhkan soft skills seperti keahlian manajemen dan komunikasi, menciptakan keahlian hybrid yang merupakan campuran antara peran baru dan tradisional,”
Berdasarkan Laporan Emerging Jobs 2019 di Indonesia oleh LinkedIn, saat ini kebutuhan kompetensi digital sangat tinggi. Laporan ini menggarisbawahi permintaan perusahaan yang membutuhkan keahlian hybrid, terutama untuk bisa membantu mengarahkan perjalanan perusahaan-perusahaan di Indonesia bertransformasi ke era digital.
LinkedIn kata FeonAng, menganalisa jutaan input pekerjaan yang unik dalam lima tahun terakhir, dan menemukan bahwa lima pekerjaan yang paling diminati semuanya adalah yang berhubungan dengan teknologi. Banyak dari pekerjaan-pekerjaan tersebut membutuhkan kemampuan manajemen dan komunikasi. Peran mereka yang sebenarnya bervariasi dan beragam, menggambarkan pasar tenaga kerja yang menilai keahlian dengan serangkaian keterampilan hybrid yang saling melengkapi. Menurut LinkedIn, lima pekerjaan yang paling diminati di Indonesia adalah :
1. Back End Developer
2. Data Scientist
3. Android Developer
4. Full Stack Engineer
5. Front End Developer
Kelas Menegah di Indonesia Adalah Kaum Ahli Digital (Digital Native) yang Mendorong Ekonomi Digital
Indonesia adalah negara dengan populasi terbanyak di wilayah Asia Pasifik, dengan satu dari lima orang Indonesia berasal dari kelas menegah, membuat Indonesia menjadi kekuatan konsumen yang besar. Kelas menegah membuat perubahan besar dalam hal pola konsumsi melalui kanal digital untuk mendorong ekonomi digital. Indonesia juga mempunyai keuntungan dengan bonus demografis, dimana populasi penduduk berusia produktif lebih besar dari populasi usia non-produktif dengan rata-rata berusia 28 tahun dan lebih dari setengah populasi berusia dibawah 30, ini berarti mereka adalah digital native yang mengerti pentingnya untuk terus-menerus mengembangkan kemampuan, khususnya dalam keahlian hybrid.
Keberadaan Unicorn Mendorong Meningkatnya Kebutuhan Tenaga Kerja Dengan Keahlian Hybrid
Dari 10 Unicorn yang ada di Asia Tenggara, 4 diantaranya berasal dari Indonesia. Pertumbuhan Unicorn mendorong peningkatan kebutuhan tenaga kerja di bidang teknologi. Evolusi dari Industri 4.0 membuat teknologi digital bertumbuh pesat dan menciptakan kebutuhan untuk pekerjaan baru yang membutuhkan keahlian hybrid. Hal tersebut mengakibatkan tantangan yang dihadapi bukan hanya tentang mendapatkan pijakan di pasar yang menggiurkan ini, tapi juga bagaimana mencari tenaga kerja digital lokal yang dapat menyokong pertumbuhan ini.
Melahirkan Tenaga Kerja Digital, Tantangan Bagi Perusahaan Swasta dan Institusi Pemerintahan
Kebutuhan tenaga kerja di bidang teknologi meningkat bukan hanya di industri start-up, tetapi juga di industri tradisional. Hal ini membuat kebutuhan akan tenaga kerja digital tumbuh pesat, tetapi belum diimbangi dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Data LinkedIn menunjukan bagaimana Indonesia, seperti halnya di negara lain, menghadapi tantangan dalam melahirkan tenaga kerja digital.
Ketersediaan tenaga kerja untuk 5 pekerjaan yang paling diminati di Indonesia masih berpusat di Jawa. Karenanya Menteri Komunikasi dan Informatika bersama dengan 5 Universitas Negeri di Indonesia memberikan “Digital Talent Scholarship”, kegiatan beasiswa kursus intensif yang diharapkan mampu melahirkan tenaga kerja digital dengan cepat guna memenuhi kebutuhan pasar. Selain Kementerian, perusahaan-perusahan swasta lain juga melakukan hal yang sama dengan membuka program magang dan melatih ribuan pelajar agar memiliki kemampuan di teknologi digital.
Mengidentifikasi Kemampuan yang Tepat Di Lapangan Kerja
Di dalam lapangan pekerjaan yang rumit dan tumbuh cepat, sangat penting bagi tim SDM dan perekrutan pegawai untuk terus mengikuti perkembangan data terbaru agar bisa mengidentifikasi kemampuan yang tepat dan dibutuhkan untuk pekerjaan yang muncul di dunia lapangan kerja.
Keahlian paling dicari untuk lima pekerjaan paling diminati adalah:
Back End Developer
- PHP
- MySQL
- JavaScript
- HTML
- Java
Data Scientist
- Phyton
- Data Analysis
- R Programming
- Machine Learning
- SQL
Android Developer
- Java
- Android Development
- MySQL
- PHP
- HTML
Full Stack Engineer
- JavaScript
- PHP
- MySQL
- Cascading Style Sheet (CSS)
- HTML
Front End Developer
- Cascading Style Sheet (CSS)
- JavaScript
- HTML
- PHP
- Web Development
“Kompetensi digital, seperti yang kita ketahui saat ini, tersusun oleh gabungan hard skill dan soft skill. Persaingan untuk mendapatkan talenta ini akan menjadi semakin sengit, jadi perusahaan perlu melahirkan tenaga kerja yang mudah beradaptasi. Pemahaman yang terkini terhadap kebutuhan dan pasokan keahlian, ketersediaan tenaga kerja, dan perubahan tenaga kerja adalah tahapan awal untuk melahirkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan,” tambah Ang.