JAKARTA, MAKRONESIA.ID- Tarsus Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), didukung penuh oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), menggelar konfrensi keamanan cyber Indonesia di Jakarta, Rabu (6/11).
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia (Menko Polhukam), Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan), dan Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bareskrim Polri) juga turut mendukung konfrensi ini. Konfrensi itu kembali hadirkan para pemangku kepentingan baik regulator maupun pelaku usaha dari industri keamanan siber dalam pameran dan konferensi “Cyber Security Indonesia (CSI) 2019”.
Konfrensi ini diselenggarakan bersamaan dengan Indonesian Fintech Show (IFS) 2019. Sebuah ajang pameran dan konferensi jasa layanan keuangan berbasis teknologi. Acara ini berlangsung selama 3 hari tanggal 6 – 8 November 2019 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Pukul 09.00 – 18.00 WIB. Terbuka untuk Umum.
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Hinsa Siburian, BSSN didampingi oleh Marsekal Muda Rus Nurhadi Sutedjo, Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi dan Aparatur Kemenko Polhukam.
Pameran ini menghadirkan lebih dari 100 perusahaan dalam dan luar negeri yang bergerak di bidang industri keamanan siber dan finansial teknologi.
Diikuti oleh 8 Negara yaitu Indonesia, Singapore, Polandia, Hungaria, Amerika, Russia, Inggris dan Korea. Acara ini menampilkan beragam perkembangan industri dan teknologi terkini dari keamanan siber dan Fintech, sehingga diharapkan mampu menjadi solusi tepat bagi para pelaku usaha untuk mendapatkan segala kebutuhan keamanan siber dan jasa layanan keuangan berbasis teknologi.
Niekke W Budiman, Product Director Tarsus Indonesia mengatakan bahwa “ Perkembangan teknologi sangatlah pesat dan tanpa batas dari waktu ke waktu diseluruh dunia, hal ini mendorong kita untuk menggunakan teknologi sebagai pendukung beragam kegiatansehari – hari. Penggunaan sumber data dan informasi menjadi instrument penting sehingga keamanan siber menjadi sangat diperlukan. Melalui acara ini kami ingin menghadirkan satu media komunikasi yang dapat mempertemukan seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah selaku regulator, maupun pelaku usaha sebagai penyedia solusi keamanan cyber dan jasa keuangan berbasis teknologi untuk bersama – sama bertukar informasi mengenai teknologi, inovasi terbaru, membangun jaringan bisnis dan membahas perkembangan industri keamanan siber serta finansial teknologi guna menjawab segala tantangan dimasa depan”.
“Melalui thema – thema menarik yang dibahas di kegiatan konferensi, kami yakin acara ini akan sangat bermanfaat bagi seluruh pengunjung serta pelaku usaha guna menambah pengetahuan dan wawasan mengenai keamanan siber dan finansial teknologi yang berkembang di Indonesia. Sehingga kami optimis acara ini akan mampu menarik lebih dari 5.000 pengunjung maupun peserta conference yang berasal dari masyarakat luas dan pelaku usaha”. Tambah Niekke.
Mirza Fachys, Wakil Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mengatakan bahwa “Indonesia merupakan salah satu target utama serangan siber, oleh karena itu melalui acara ini kami berharap dapat mempersembahkan platform yang tepat bagi para pemangku kepentingan baik pemeritah maupun pelaku usaha untuk bersama – sama menjawab masalah terpenting dengan prioritas regulasi dalam menjaga integritas keamanan data dan informasi di tanah air serta membuka wawasan akan pentingnya manajemen keamanan
siber.”
Melengkapi ruang pamer, Tarsus Indonesia juga menyelenggarakan Cyber Security Conference sebagai program edukasi kepada para pengunjung. Acara ini diselenggarakan selama 3 hari dengan menghadirkan para pakar dibidang keamanan siber dan membahas beragam thema yang menarik seperti Peran pemerintah dalam mendukung keamanan data dan informasi. Memperkuat Kerjasama dalam bidang Pertahanan untuk Mengatasi Ancaman Siber dan Diskusi Panel dengan mengambil topik: Reigniting Growth with Central European ICT Technologies: Security, Innovation & Education.
Pembicaranya antara lain, H.E. Judit Pach, Duta Besar Hungaria untuk Indonesia , Timor-Leste and ASEAN dan H.E. Beata Stoczynska, Duta Besar
Republik Polandia untuk Indonesia dan bertindak sebagai moderator Roberto Akyuwen, Senior Analisis Eksekutif , Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (FRT)







