Makronesia.id, Jakarta – Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik sebesar 28 sen atau 0,4% menjadi $69,28 per barel dalam perdagangan Asia pada hari ini. Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi pengetatan pasokan global, yang diperparah oleh langkah tarif menyeluruh sebesar 25% yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap impor minyak dan bahan bakar cair dari Venezuela.
Langkah tersebut memberikan dampak signifikan mengingat Venezuela merupakan salah satu produsen minyak utama, terutama bagi pembeli seperti China. Selain itu, data industri menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS mencapai 4,6 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 21 Maret – jauh melampaui ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan sebesar 1 juta barel.
Menurut analisis dari Andy Nugraha, Dupoin Indonesia, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average mengindikasikan bahwa meskipun terdapat tren bearish yang semakin kuat, harga WTI masih memiliki potensi untuk naik hingga mencapai $70,5 jika momentum bullish dapat dipertahankan. Namun, jika harga gagal mempertahankan kenaikannya dan terjadi pembalikan, target penurunan terdekat diperkirakan berada di sekitar $67,5 per barel.
Faktor geopolitik juga turut memainkan peran, di mana pemerintah Trump telah memperpanjang batas waktu bagi Chevron untuk menghentikan operasinya di Venezuela hingga 27 Mei. Jika izin operasional tersebut dicabut, produksi minyak Venezuela diperkirakan akan turun sekitar 200.000 barel per hari, sehingga semakin memperketat pasokan global. Di sisi lain, upaya AS untuk mencapai kesepakatan dengan Ukraina dan Rusia guna menghentikan serangan di laut serta menargetkan energi juga menjadi faktor yang menambah ketidakpastian, meskipun kesepakatan tersebut masih dipenuhi skeptisisme.
Dengan penerapan tarif 25% yang mulai berlaku pada awal April dan perlambatan pemuatan minyak mentah berat Venezuela di pelabuhan utamanya, pasar minyak global diperkirakan akan terus bergantung pada respons terhadap kebijakan tarif, data persediaan minyak AS yang akan segera dirilis, serta perkembangan geopolitik internasional.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat potensi kenaikan harga dalam jangka pendek, pergerakan WTI pada hari ini sangat bergantung pada bagaimana pasar menanggapi kebijakan AS dan dinamika pasokan global yang terus berubah. (EHS-01)




