Makronesia.id, Batang Toru – Di balik kesunyian pagi yang terganggu oleh deru hujan, terukir kisah kepedulian yang menghangatkan di Tapanuli Selatan. PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, menunjukkan kepedulian nyata dengan menyalurkan bantuan kepada 2.500 keluarga yang terdampak banjir bandang di Kota Padangsidimpuan, Kecamatan Angkola Muara Tais, dan Kecamatan Sayur Matinggi. Bantuan senilai Rp987 juta ini disalurkan sejak 15 Maret 2025, melalui rangkaian posko tanggap darurat yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah.
Melalui paket bantuan berupa sembako—beras, minyak goreng, gula pasir, air mineral, ikan sarden, dan telur ayam—serta handuk dan kain sarung, perusahaan berupaya meringankan beban masyarakat yang tengah berjuang pasca-bencana. Dalam salah satu penyerahan bantuan di Kecamatan Sayur Matinggi, Rahmat Lubis, General Manager Operations & Deputy Director Operations Agincourt Resources, mengungkapkan keprihatinannya.
“Kami turut berduka atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Tapanuli Selatan dan Kota Padangsidimpuan. Agincourt Resources selalu siap membantu masyarakat dalam keadaan darurat seperti ini. Semoga bermanfaat dan dapat sedikit meringankan beban,” ujarnya penuh haru.
Langkah cepat dan terkoordinasi ini mendapat apresiasi tinggi dari berbagai pihak. Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan Pasaribu, menyatakan terima kasih atas kehadiran bantuan yang tidak hanya memberikan kebutuhan pokok, tetapi juga menyuntikkan semangat baru bagi warga yang tengah berjuang melawan dampak banjir. “Terima kasih banyak atas kepedulian Agincourt Resources. Kehadiran kami, baik dari pemerintah maupun Agincourt Resources, diharapkan dapat menjadi penyemangat bagi bapak ibu semua. Marilah kita berdoa bersama agar selalu diberi kesehatan dan dijauhkan dari bencana,” ujarnya.
Tak kalah menginspirasi, Wali Kota Padangsidimpuan, Letnan Dalimunthe, menyampaikan kekagumannya terhadap aksi tanggap darurat tersebut. “Saya merinding melihat kepedulian dan aksi tanggap darurat Agincourt Resources yang begitu cepat. Bantuan ini sangat berarti bagi masyarakat yang terdampak,” tambahnya.
Di tengah hiruk-pikuk bencana, warga pun berbagi kisah. Seorang penduduk Desa Pargumbangan, Rawani, mengenang betapa hebatnya dampak banjir yang terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari. “Air sungai begitu deras, dan rumah saya hanya berjarak satu meter dari sungai. Banjir mencapai setinggi pinggang dan baru surut sekitar pukul 10.00 pagi. Ini merupakan banjir terparah sejak 2017,” ungkapnya dengan nada haru, sembari menyampaikan rasa syukur atas bantuan yang diterima.
Kisah ini bukan hanya menggambarkan kepedulian sebuah perusahaan, tetapi juga mengukir semangat gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Di balik tantangan dan deru bencana, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta hadir sebagai pelita harapan bagi mereka yang tengah berusaha membangun kembali kehidupan. (EHS-01)




