Anggota DPR Janji Kurangi Impor Pangan

0
589

Jakarta, MAKRONESIA.ID – Sejumlah Anggota DPR RI menanggapi hari pangan sedunia yang harusnya dilaksanakan setiap 16 Oktober. Ada yang menyoroti soal gizi buruk, hingga berjanji untuk mengurangi impor terhadap pangan. Hal ini diharapkan dapat menjadi perhatian Presiden Joko Widodo menjelang pelantikannya pada 20 Oktober 2019 esok.

Anggota DPR RI, Nevi Zuairina mengatakan, bahwa gizi buruk di Indonesia ini tidak menular, tapi sangat menghantui pada tahun 2019. Catatan Riset Kesehatan Dasar 2018, menunjukkan adanya perbaikan status gizi buruk pada balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek turun dari 37,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 30,8 persen (Riskesdas 2018). Namun meski ada perbaikan, oleh WHO masih dinilai masih kurang signifikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas prevalensi 20 persen untuk gizi buruk.

“Pangan adalah Hak setiap jiwa, Negara harus hadir dan mewujudkan ketahanan pangan di Keluarga. Dari perwujudan ketahanan pangan yang diumulai dari keluarga, mudah-mudahan angka prevalensi gizi yang standard WHO dapat kita penuhi”, kata Nevi, melalui keterangan tertulisnya, kemarin.

Legislator Sumatera Barat II ini menerangkan, bahwa sumber daya lokal, yang dapat diterapkan sebagai menu keluarga sehari-hari, menggunakan bahan pangan yang mudah diperoleh di sekitar kita. Pemenuhan bahan pangan ini tentunya sesuai dengan Pedoman Gizi seimbang (anjuran Angka Kecukupan Gizi/AKE rata-rata perkapita 2150 kkal/hari).

Nevi menambahkan, saat ini yang lebih menakutkan dari gizi buruk di Indonesia, adalah adanya stunting akibat kurang gizi yang kronis dimana anak-anak tingginya tidak tumbuh (terlalu pendek) akibat kurang nutrisi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada 2017. Angkanya mencapai 36,4 persen. Namun, pada 2018, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angkanya terus menurun hingga 23,6 persen.

“Melalui Hari Pangan Dunia ini,  saya secara pribadi meminta kepada pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat memerdekakan masyarakat kita dari ancaman gizi buruk dan adanya stunting yang terus mengancam anak-anak Indonesia”, tutup Nevi Zuairina.

Ditempat yang sama, Anggota DPR RI Asal Jawa Tengah IV, Hamid Noor Yasin mengatakan, bahwa situasi negara kita selama 5 tahun terakhir, menunjukkan bahwa tanaman pangan menjadi sangat penting karena menyumbang sekitar 30% terhadap total PDB pertanian. Ini artinya, bila pertumbuhan ekonomi di sektor tanaman pangan melambat, pertanian secara keseluruhan juga menjadi terhambat.

“Saya masih melihat yang merupakan juga keluhan dari warga dari setiap dialog yang kami lakukan, bahwa impor Beras, Gula, Jagung, dan garam selalu menghiasi negeri ini. Yang paling terpukul dari kebijakan ini adalah para petani. Untuk itu, perlu kami usulkan kepada pemerintah yang akan dilantik nanti agar berjanji minimal mampu mengurangi impor pangan”, pinta Hamid.

Diketahui bahwa Tema hari pangan sedunia tahun ini mengangkat “Teknologi Industri Pertanian dan Pangan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045” atau “Our action are our future, healthy diets. Politisi PKS Dapil Jawa Tengah IV ini menambahkan, aset sumber daya alam kita sangat mumpuni untuk menunjang terpenuhinya lumbung pangan dunia. Tapi pada kenyataannya, negara kita selalu kalah dalam hal beras dengan Vietnam atau Thailand.

Sebagai contoh negara kita perlu perbaikan dalam pengelolaan pangan ini adalah pada semester I-2019, pertumbuhan ekonomi di sektor Pertanian (tidak termasuk kehutanan dan perikanan) hanya sebesar 3,41% atau lebih rendah dibanding tahun sebelumnya (semester I-2018) yang sebesar 3,88%. Ini juga merupakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian yang paling rendah sejak semester II-2017.

“Saya berharap, pemerintah kedepan mampu memprediksi kebutuhan pangan yang sinergi dengan produksi dalam negeri yang menguntungkan petani. Pemerintahan mendatang musti mampu mendatangkan kepastian stabilitas harga yang baik dari produk pertanian sehingga para pemuda negeri kita masih menganggap menarik sektor ini, yang pada akhirnya Sumber Daya Manusia muda tertarik berkecimpung dalam dunia usaha pertanian”, Tutup Hamid Noor Yasin. EHS/Redaksi

Artikulli paraprakHari Parlemen Indonesia Sebagai Pengingat Akan Amanat Kedaulatan Rakyat
Artikulli tjetërSophos Rilis Layanan Managed Threat Response Service

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini