Makronesia.id, Jakarta – Bitcoin telah menjadi sorotan utama di pasar kripto, terutama dengan pola penurunan harga yang kerap terjadi pada pertengahan tahun. Data historis menunjukkan bahwa dalam sebelas tahun terakhir, Bitcoin mengalami penurunan harga sebanyak tujuh kali di bulan Agustus. Fenomena ini menimbulkan ketertarikan di kalangan analis dan investor.
Menurut laporan terbaru dari CryptoQuant, analisis menggunakan Profit & Loss Index dan indikator Bull-Bear Market Cycle menunjukkan potensi pelemahan harga Bitcoin mirip dengan tahun 2021. Fahmi Almuttaqin, analis dari Crypto Analyst Reku, menggarisbawahi bahwa situasi ini mencerminkan dinamika pasar yang kompleks. “Setelah kenaikan harga Bitcoin lebih dari 100% dalam setahun terakhir, bersama dengan lonjakan harga Altcoin seperti PEPE, FLOKI, dan Solana, para investor mungkin akan merealisasikan keuntungan sambil menunggu kondisi yang lebih kondusif,” jelas Fahmi.
Sementara itu, meningkatnya minat dari investor tradisional di Amerika Serikat dan aktivitas akumulasi oleh investor besar (whale) menjadi indikator penting. Data menunjukkan kenaikan 6,3% dalam kepemilikan Bitcoin oleh whale dalam sebulan terakhir, yang merupakan peningkatan tertinggi sejak April 2023. Ini mencerminkan optimisme di kalangan investor besar meskipun ada proyeksi pelemahan harga.
Baca juga: Investor Kripto di Indonesia Tumbuh Pesat, Didorong oleh Performa Positif Bitcoin ETF
Perhatian juga tertuju pada pertemuan pejabat Bank Sentral AS, The Fed, yang dijadwalkan pada 31 Juli. Meskipun ada ekspektasi bahwa suku bunga mungkin tidak berubah, pandangan dan proyeksi yang disampaikan bisa memberikan petunjuk penting mengenai arah kebijakan moneter ke depan. Pasar tengah menanti apakah penurunan suku bunga akan dimulai pada September mendatang, yang dapat menjadi katalis positif bagi harga Bitcoin.
Tren akumulasi Bitcoin oleh investor besar dan institusi di AS turut mengiringi peningkatan likuiditas di pasar Bitcoin. Sebagai contoh, pada 29 Juli lalu, terjadi perpindahan dana masuk dan keluar sekitar $1,15 miliar di pasar futures tanpa fluktuasi harga yang signifikan. Peningkatan likuiditas ini menjadikan Bitcoin semakin menarik bagi investor, termasuk dari kalangan non-crypto.
Fahmi Almuttaqin menambahkan, “Perkembangan ini berpotensi meningkatkan jumlah investor baru dan memperbesar ukuran pasar Bitcoin di masa depan.” Investor disarankan untuk memanfaatkan platform yang memprioritaskan keamanan, seperti Reku, dan menggunakan fitur seperti Portfolio Analysis untuk memantau investasi secara efektif.
Dengan dinamika pasar yang terus berkembang, investor perlu memperhatikan tren dan indikator kunci untuk membuat keputusan yang tepat. Bitcoin tetap menjadi aset yang menarik, dengan potensi pertumbuhan yang signifikan di masa depan, terutama dengan dukungan dari investor besar dan institusi. (EHS-01)