Bitcoin Tembus $100.000: Optimisme Pasar di Tengah Data Inflasi dan Kepastian Regulasi Kripto

0
11

Makronesia.id, Jakarta – Bitcoin kembali menjadi sorotan global setelah berhasil menembus angka psikologis $100.000 (Rp1,63 miliar) pada Kamis (16/1). Kenaikan signifikan ini didorong oleh data inflasi Amerika Serikat yang lebih baik dari perkiraan dan perkembangan positif dalam regulasi kripto di Negeri Paman Sam.

Data inflasi AS menunjukkan inflasi Desember 2024 mencapai 0,4%, dengan tingkat tahunan (year-on-year) sebesar 2,9%, sesuai ekspektasi pasar. Inflasi inti juga mencatat penurunan ke 3,2%, sedikit lebih baik dibanding perkiraan 3,3%. Data ini memberikan indikasi potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve (The Fed), yang memicu kepercayaan investor terhadap aset-aset berisiko seperti Bitcoin.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyebut penurunan inflasi menjadi salah satu katalis utama penguatan Bitcoin. “Penurunan suku bunga yang diantisipasi oleh pasar memberikan angin segar bagi aset kripto. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bitcoin dianggap sebagai aset yang menjanjikan untuk lindung nilai,” ujarnya.

Sentimen positif juga diperkuat oleh langkah Securities and Exchange Commission (SEC) yang dilaporkan tengah merumuskan kebijakan regulasi kripto yang lebih ramah. Menurut Reuters, SEC berencana memberikan panduan lebih jelas terkait status aset kripto sebagai sekuritas, sebuah langkah yang dapat menarik lebih banyak investor institusi.

“Kejelasan regulasi akan menjadi katalis utama bagi pertumbuhan pasar kripto. Jika langkah ini terealisasi, lonjakan harga Bitcoin berpotensi terus berlanjut,” tambah Fyqieh.

Bitcoin sempat mengalami volatilitas tinggi, turun di bawah $90.000 (Rp1,47 miliar) pada awal pekan sebelum kembali menguat. Kenaikan ini juga dipicu oleh data Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang lebih rendah dari ekspektasi, yang semakin memperkuat harapan penurunan inflasi.

Analis memprediksi tren kenaikan Bitcoin masih akan berlanjut hingga pelantikan Presiden Donald Trump pada 20 Januari mendatang. Fyqieh memproyeksikan harga Bitcoin dapat mencapai $101.000 hingga $102.000 dalam beberapa minggu ke depan, dengan target $103.000 (Rp1,68 miliar) menjadi kemungkinan yang realistis.

“Momentum pelantikan Trump membawa optimisme baru, terutama karena adanya rencana kebijakan pro-kripto, seperti inisiatif cadangan strategis Bitcoin nasional. Hal ini bisa memperkuat narasi Bitcoin sebagai aset strategis,” jelasnya.

Meskipun pasar kripto sedang bullish, Fyqieh mengingatkan investor untuk tetap waspada terhadap risiko global. Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) mendatang dapat memengaruhi sentimen pasar, terutama jika suku bunga tetap berada di kisaran 425–450 basis poin.

“Meski optimisme tinggi, dinamika pasar global tetap menjadi tantangan. Strategi investasi yang hati-hati dan diversifikasi portofolio menjadi kunci untuk mengelola risiko volatilitas Bitcoin,” tutup Fyqieh.

Dengan optimisme yang mengiringi awal tahun 2025, Bitcoin berpeluang mencatatkan rekor baru. Namun, investor disarankan tetap memantau sentimen makroekonomi dan perubahan kebijakan agar dapat mengoptimalkan peluang di pasar yang dinamis ini. (EHS-01)

Artikulli paraprakPasar Crypto dan Saham AS Menghijau: Optimisme di Tengah Penurunan Inflasi dan Momentum Pelantikan Trump
Artikulli tjetërSingapore Airlines Perpanjang Sponsorship Formula 1 Singapore Grand Prix Hingga 2028

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini