Makronesia.id, Jakarta – Coursera, platform pembelajaran daring terkemuka yang terdaftar di Bursa Efek New York dengan kode saham COUR, telah mengumumkan serangkaian fitur baru berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pembuatan dan penilaian tugas, memperkuat integritas akademik, dan meningkatkan proses pembelajaran dan evaluasi
Fitur-fitur inovatif seperti AI-Assisted Grading, Proctoring dan Lockdown Browser, serta AI-based Viva Exams, telah dirancang untuk membantu lembaga pendidikan di Indonesia menyampaikan pembelajaran daring yang autentik kepada mahasiswa sambil memperbaiki nilai ujian, kursus, dan sertifikat online.
Fitur-fitur baru ini menjadi semakin penting dengan munculnya Kebijakan Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM) di Indonesia, yang bertujuan untuk mendorong sistem pendidikan yang lebih progresif melalui promosi pembelajaran daring.
Kebijakan ini memungkinkan mahasiswa untuk mengumpulkan hingga 40 kredit akademik melalui platform seperti Coursera, menjadikannya sangat relevan untuk keberhasilan pendidikan di Indonesia. Namun, untuk memastikan pembelajaran daring ini memenuhi standar akademik yang ketat, teknologi AI menjadi kunci.
Jeff Maggioncalda, CEO Coursera, menekankan komitmen perusahaan untuk mendukung lembaga pendidikan di Indonesia dengan fitur-fitur inovatif yang memenuhi standar integritas akademik tertinggi dalam pembelajaran daring. Hal ini penting agar mahasiswa menerima pendidikan yang autentik, terverifikasi, dan kredibel di mata perusahaan dan pemberi kerja.
Fitur-fitur baru yang diluncurkan oleh Coursera meliputi pembuatan dan klasifikasi penilaian dengan AI Assessment Generator, Proctoring dan Lockdown Browser untuk memperkuat integritas akademik, serta AI-based Viva Exams untuk meningkatkan proses pembelajaran dan evaluasi.
Fitur-fitur ini dirancang untuk membantu pengajar menghemat waktu dalam membuat dan menilai tugas, mencegah kecurangan akademik, dan meningkatkan keterlibatan serta pemahaman siswa.
Raghav Gupta, Managing Director Coursera untuk Asia Pasifik, menekankan bahwa fitur-fitur baru ini memberikan solusi yang kuat untuk mengatasi peluang serta tantangan yang dihadirkan oleh perkembangan kecerdasan buatan. Dengan memanfaatkan pembelajaran daring melalui platform Coursera, lembaga pendidikan di Indonesia dapat meningkatkan kualitas pendidikan, mengisi kesenjangan kurikulum, dan mencapai tujuan MBKM dengan lebih efektif.
Universitas-universitas di Indonesia seperti Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) telah mengintegrasikan konten Coursera dalam kurikulum mereka untuk meningkatkan daya saing lulusan dan mencapai tujuan MBKM. Konten-konten ini, yang diakui oleh perusahaan terkemuka seperti IBM, Google, dan Meta, membantu mahasiswa memperoleh keterampilan penting dalam berbagai bidang seperti analisis data, pemasaran digital, dan pemrograman.
Coursera, yang didirikan pada tahun 2012 oleh Andrew Ng dan Daphne Koller, telah menjadi salah satu platform pembelajaran daring terbesar di dunia dengan lebih dari 148 juta peserta terdaftar. Melalui kemitraannya dengan lebih dari 300 universitas dan perusahaan terkemuka, Coursera terus berupaya memberikan akses universal ke pendidikan berkualitas tinggi, memperkuat keterampilan karyawan, warga, dan mahasiswa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. (EHS-01)