Cerita : Karpidol Anak Medan
Makronesia.id – Ketika nama Karpidol muncul di pengumuman kelulusan PPPK, dia langsung merasa seperti bintang utama di sebuah film inspirasi. Dunia rasanya berhenti sejenak—diiringi musik orkestra imajiner, dengan awan-awan yang perlahan membuka untuk membiarkan cahaya Tuhan bersinar tepat ke arah wajahnya. Karpidol kini resmi menjadi abdi negara, lengkap dengan titel keren: Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
Hari itu grup WhatsApp kantor lebih meriah dari pesta pernikahan. Ucapan selamat membanjir, emotikon tangan cium lutut, hingga GIF orang joget dangdut bersliweran tak ada habisnya. Semua orang heboh, seolah-olah baru saja memenangkan medali emas Olimpiade.
“Selamat ya! Kita resmi jadi ASN! Sekarang tinggal tunggu pensiun aja, wkwk,” tulis seorang teman.
Baca juga : Ujian PPPK dan Gelas Pecah di Pagi Hari
Namun, kegembiraan Karpidol terhenti saat pesan baru dari HRD masuk. “Selamat kepada seluruh peserta yang lulus! Jangan lupa melengkapi berkas: daftar riwayat hidup, data keluarga, SKCK, tes kesehatan, tes narkoba, dan data mertua.”
Dan yang paling bikin dia keringetan… data mertua! Dia langsung bergumam dalam hati, “Ahhh, sudah dikunci, tak bisa kawin dua kali.” Aduh, dia benar-benar nggak siap dengan bagian ini. Pasalnya, biasanya kalau ditanya soal mertua, Karpidol cenderung cuma bisa jawab, “Ada… tapi agak susah untuk dijelaskan.”
Tantangan berikutnya datang saat dia melihat tes kesehatan dan narkoba dalam daftar persyaratan. “Waduh, ini bahaya,” pikir Karpidol. Pasalnya, gaya hidupnya selama ini jauh dari kata sehat. Malam sering begadang, pagi sarapan gorengan, siang ngemil ciki, malam tutup dengan es kopi susu—resep klasik calon zombie.
Baca juga : Haruskah Karpidul Menyerah pada Pilihan Selain “YA” di Akun SSCN?
Besok paginya, Karpidol datang ke lokasi tes kesehatan dengan penampilan yang lebih mirip korban begadang daripada calon ASN. Matanya merah seperti lampu lalu lintas, langkahnya limbung, dan bau tubuhnya lebih menyerupai daun gosong ketimbang parfum.
Saat giliran tes narkoba, dokter yang memeriksanya hanya bisa mengernyit. “Pak, Anda yakin tidak konsumsi apa-apa sebelumnya?” tanyanya curiga.
Karpidol mencoba tersenyum. “Cuma herbal, dok. Ramuan tradisional, resep leluhur.”
Hasilnya? Gagal total. Bukan hanya gagal di tes narkoba, tapi juga di tes kesehatan karena tekanan darahnya melonjak seperti roket.
Baca juga : Pemberkasan Dengan “Orang Dalam”, Tapi Tak Terlalu Dalam
Ketika kembali ke grup WhatsApp, teman-temannya yang mendengar kabar itu langsung meledak dengan komentar kocak.
“Bro, lo bikin ramuan atau eksperimen kimia, sih?”
“Itu ramuan buat sehat apa buat festival, hahahaha?”
“Tuh kan, gue bilang jangan dengerin tips random!”
Akhir cerita, Karpidol tidak menyerah. Meski sempat gagal, dia belajar satu hal penting: tips-tips aneh dari grup WhatsApp sebaiknya diabaikan. Tapi siapa tahu, kalau nanti ada lomba stand-up comedy untuk ASN, Karpidol pasti jadi juaranya.
to be continue …




