Makronesia.id, Jakarta – Di tengah gairah pasar yang positif, harga Bitcoin kembali menunjukkan performa gemilang. Setelah sempat menyentuh level tertinggi sebelumnya di US$73.750 (sekitar Rp1,15 miliar), banyak analis, termasuk dari Tokocrypto, meyakini bahwa Bitcoin memiliki peluang besar untuk mencetak rekor baru dengan target mencapai Rp1,2 miliar.
Fyqieh Fachrur, trader dari Tokocrypto, menjelaskan bahwa fenomena yang dikenal sebagai “Uptober” kembali terjadi tahun ini. Dalam bulan Oktober, harga Bitcoin cenderung mengalami kenaikan signifikan. “Faktor teknis dan sentimen positif dari peluncuran ETF Bitcoin Spot mendukung tren ini. Tingginya minat dari investor institusional juga semakin memperkuat keyakinan akan potensi kenaikan harga Bitcoin dalam jangka panjang,” katanya.
Pada tanggal 30 Oktober, harga Bitcoin sempat mengalami sedikit koreksi ke level US$72.274 setelah mencapai US$73.400. Namun, dominasi Bitcoin di pasar yang mencapai 58,7% dan lonjakan volume transaksi harian sebesar 14,86% menunjukkan minat investor yang tetap tinggi.
Menjelang pemilihan presiden AS dan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 7 November, Fyqieh menyebut ada beberapa faktor yang dapat mendorong harga Bitcoin lebih tinggi. Laporan pengangguran di AS yang menunjukkan penurunan pasar tenaga kerja dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga, berpotensi meningkatkan permintaan untuk aset berisiko seperti Bitcoin.
Lonjakan open interest Bitcoin yang mencapai US$44,44 miliar, serta kinerja positif pasar ekuitas, menunjukkan adanya potensi bullish yang terus berlanjut. Namun, Fyqieh mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap risiko koreksi mendadak.
Pemilu AS dan keputusan FOMC seringkali menciptakan volatilitas di pasar. Menurut Fyqieh, jika kandidat yang pro-kripto terpilih, regulasi yang mendukung bisa semakin memperkuat permintaan terhadap aset digital ini. Sebaliknya, kenaikan suku bunga yang agresif dapat menekan harga Bitcoin, karena investor mungkin beralih ke aset yang lebih aman.
Menariknya, jika Trump terpilih kembali dan suku bunga dipangkas, Fyqieh memprediksi bahwa harga Bitcoin dapat melambung ke kisaran US$75.000 hingga US$80.000 (sekitar Rp1,17 miliar hingga Rp1,25 miliar) dalam beberapa bulan ke depan.
Dengan berbagai katalis dan sentimen pasar yang positif, potensi Bitcoin untuk mencapai all-time high baru tampak semakin realistis. Meski demikian, Fyqieh mengingatkan agar investor tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi yang dapat mengganggu momentum kenaikan ini. Saat ini, semua mata tertuju pada pergerakan harga Bitcoin menjelang akhir tahun, menanti pencapaian rekor baru yang ditunggu-tunggu. (EHS-01)