Makronesia.id, Jakarta – Setelah pengumuman keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga pada level 4,25%-4,50%, pasar kripto dan saham Amerika Serikat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Informasi yang disampaikan ke publik pada dini hari waktu Indonesia (20/3) membawa angin segar bagi investor, dengan indeks S&P 500 yang ditutup naik 1,08%, Nasdaq meningkat 1,41%, dan Dow Jones Industrial Average naik 0,92%.
Kebangkitan ini disambut positif oleh pelaku pasar, terutama karena hasil pertemuan tersebut memberikan sinyal bahwa meskipun ada tantangan global seperti kebijakan tarif impor Presiden Trump, risiko resesi di AS tetap rendah. Pemimpin The Fed, Jerome Powell, menekankan bahwa inflasi yang dipicu tarif kemungkinan bersifat sementara dan menegaskan kekuatan ekonomi AS, sehingga mengurangi kekhawatiran pasar yang sempat mereda. Hal ini mendorong para investor untuk mengalihkan fokus mereka kepada aset-aset safe haven dan instrumen investasi lain, seperti aset kripto.
Bitcoin dan Ethereum Tampil Optimis, Namun Waspada terhadap Risiko
Dalam dunia kripto, Bitcoin berhasil menembus level $83.000 dan sempat diperdagangkan di area $87.000, sementara Ethereum kembali menemukan pijakan di level $2.000 setelah dua pekan berfluktuasi di kisaran $1.800-1.900. Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin, mengungkapkan bahwa reaksi pasar yang mulai optimis ini disebabkan oleh meredanya kekhawatiran akibat keputusan The Fed. Menurutnya, pergerakan IHSG yang turun 5% saja sudah sangat signifikan bagi investor di Indonesia, sehingga perbandingan dengan fluktuasi Bitcoin yang relatif lebih ringan (5-10% dalam sehari) menegaskan posisi Bitcoin sebagai aset yang memiliki peran berbeda dalam portofolio investasi.
Fahmi juga menyatakan bahwa meskipun reli saat ini memberikan optimisme, pergerakan selanjutnya dari Bitcoin masih sangat bergantung pada persepsi risiko di tengah potensi inflasi yang terus menghantui. Ia menambahkan bahwa sentimen positif dari perkembangan regulasi kripto di AS dapat menjadi katalis untuk kenaikan lebih lanjut, terutama dengan adanya rencana peluncuran ETF spot untuk aset kripto seperti Solana yang berpotensi menguatkan narasi altcoin.
Diversifikasi Portofolio: Kunci Menjaga Keseimbangan Investasi
Melihat dinamika pasar yang semakin kompleks, Fahmi mengimbau para investor untuk tetap berhati-hati dengan mengutamakan strategi diversifikasi. “Menggabungkan Bitcoin, altcoin, dan saham AS dalam portofolio merupakan strategi yang ideal untuk menyeimbangkan risiko, terutama bagi investor yang menerapkan Dollar Cost Averaging (DCA) dalam aset berisiko tinggi,” jelasnya.
Bagi investor yang lebih mengutamakan pendekatan fundamental, fitur Packs di aplikasi Reku menawarkan kemudahan untuk berinvestasi pada berbagai crypto blue chip dan US Starter Packs. Fitur Insights juga memberikan rangkuman informasi dengan metodologi dan teknik analisis yang mudah dipahami, sehingga membantu investor dalam mengambil keputusan yang tepat.
Menatap Masa Depan dengan Wawasan yang Matang
Optimisme pasar pasca keputusan The Fed memberikan sinyal bahwa potensi reli, baik di sektor saham maupun aset kripto, masih terbuka lebar. Meski demikian, para investor diimbau untuk tetap cermat mengamati perkembangan data sektor ketenagakerjaan dan perumahan sebagai indikator kejelasan ekonomi lebih lanjut.
Dengan proyeksi kemungkinan penurunan suku bunga di bulan Juni yang dapat memicu kenaikan likuiditas dan M2 money supply, momentum bullish diperkirakan akan terus berlanjut. Namun, semua itu sangat bergantung pada kondisi ekonomi global dan alasan di balik penurunan suku bunga tersebut.
Di tengah segala dinamika tersebut, diversifikasi portofolio dan strategi investasi jangka panjang menjadi kunci bagi para investor untuk meraih keuntungan optimal sembari mengurangi risiko di era ketidakpastian ini. (EHS-01)




