Makronesia.id, Jakarta – PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) kembali berkolaborasi dengan NielsenIQ (NIQ) Indonesia untuk meluncurkan edisi terbaru dari OCBC Business Fitness Index (BFI). Riset ini, yang digelar untuk kedua kalinya, mengungkapkan berbagai wawasan mengenai perilaku finansial usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Hasil riset menunjukkan bahwa UMKM di Indonesia telah menunjukkan peningkatan dalam pemahaman sistem manajemen finansial, dengan skor rata-rata mencapai 60. Ini mencerminkan kemajuan dalam pencatatan dan pengelolaan uang, termasuk peninjauan laba rugi secara berkala dan pengelolaan modal. Meskipun demikian, tantangan tetap ada. Baru 46% UMKM yang telah memisahkan keuangan bisnis dan pribadi mereka secara penuh, sebuah langkah yang penting untuk memastikan arus kas dan keberlanjutan usaha.
Lebih jauh, riset mengungkapkan bahwa UMKM yang telah menjadi badan usaha menunjukkan skor finansial yang lebih baik, yaitu 60,2, dibandingkan mereka yang belum memiliki entitas badan usaha, dengan skor hanya 47,4. Keberadaan rencana bisnis yang jelas dan pencatatan keuangan yang baik tampaknya menjadi faktor kunci dalam perbedaan ini. Pemerintah telah mempermudah proses pendirian PT Perorangan melalui UU Cipta Kerja No. 11 Tahun 2020, yang memungkinkan satu orang mendirikan PT. Namun, data menunjukkan bahwa 80% UMKM masih belum terdaftar sebagai badan usaha, dan hanya 3% yang telah mengadopsi status PT Perorangan.
Inggit Primadevi, Director Consumer Insights di NIQ Indonesia, mengungkapkan, “Hasil riset menunjukkan perlunya peningkatan agar UMKM dapat lebih berkembang. Usaha Mikro masih sangat rendah dalam hal pendaftaran badan usaha, sehingga memerlukan perhatian lebih.”
Sari Kartika, SME Proposition Division Head OCBC, menambahkan, “Memisahkan penghasilan bisnis dan pribadi merupakan langkah awal yang penting. Namun, banyak pelaku usaha menghadapi tantangan dalam membuka rekening bisnis, terutama terkait proses dan dokumentasi.”
Untuk mengatasi kendala tersebut, OCBC meluncurkan inovasi solusi yang memungkinkan pembukaan rekening giro bisnis secara digital. Inovasi ini memungkinkan UMKM untuk membuka rekening bisnis dengan cepat dan mudah melalui perangkat digital tanpa harus mengunjungi bank.
Selain itu, meski 77% UMKM sudah melakukan pencatatan keuangan, sebagian besar masih melakukannya secara manual. Riset juga menunjukkan bahwa UMKM semakin memanfaatkan digitalisasi, dengan 81% memiliki akun media sosial dan 17% memanfaatkan e-commerce. Namun, penggunaan fitur media sosial dan e-commerce masih belum optimal.
Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia dan Hari UMKM Nasional, OCBC terus berkomitmen mendukung UMKM melalui berbagai produk dan solusi. Nicky Clara, seorang disability womanpreneur, menggarisbawahi pentingnya kontribusi perempuan dan dukungan untuk pengusaha disabilitas. “Dengan edukasi dan pelatihan, kita bisa membantu teman-teman disabilitas untuk lebih berani dan maju.”
OCBC juga meluncurkan berbagai program, termasuk TAYTB Women Warrior Berani Cuantik untuk pengusaha perempuan dan CSR OCBC Preneurship ‘UMKM Disabilitas Melaju Jauh’ untuk mendukung pelaku usaha disabilitas.
Riset BFI ini melibatkan 620 responden dari Jakarta, Medan, Bandung, dan Surabaya, dan mengukur kesehatan finansial UMKM melalui tiga pilar utama: Manage, Plan, dan Capital. Temuan lengkap dari OCBC Business Fitness Index 2024 dapat diakses untuk memberikan wawasan lebih mendalam tentang kondisi finansial UMKM di Indonesia. (EHS-01)