Makronesia.id, Jakarta — Di tengah pesatnya perkembangan industri aviasi, Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) telah mengambil langkah strategis untuk memastikan bahwa lulusannya siap menghadapi tantangan dunia kerja melalui program sertifikasi kompetensi. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat keterampilan teknis mahasiswa tetapi juga menjawab kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI) yang semakin ketat.
Di Program Studi D-3 Teknik Aeronautika POLBAN, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pendidikan akademik tetapi juga sertifikasi yang sangat relevan dengan industri. POLBAN menawarkan dua program sertifikasi utama: Non-Destructive Test (NDT) dan Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO).
Sertifikasi NDT, yang diajarkan di POLBAN, mempersiapkan mahasiswa untuk melakukan inspeksi cermat pada struktur, komponen, dan bahan pesawat untuk mengidentifikasi cacat yang tidak tampak dengan mata telanjang. Sertifikasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa pesawat tetap aman selama penerbangan, sebuah aspek krusial dalam industri aviasi.
Di sisi lain, sertifikasi AMTO menyediakan pelatihan komprehensif mengenai perawatan pesawat terbang, dengan fokus pada persiapan tenaga ahli yang mendukung industri pemeliharaan pesawat. Program ini mencakup ujian untuk mendapatkan basic license dalam dua kategori: A1 (struktur pesawat) dan A4 (mesin turbin gas).
Budi Hartono, Koordinator Program Studi D-3 Teknik Aeronautika POLBAN, menjelaskan bahwa sertifikasi kompetensi adalah bagian integral dari kurikulum mereka. “Kami mewajibkan sertifikasi ini karena industri lebih memilih lulusan yang sudah bersertifikat. Ini menandakan kesiapan mereka untuk terjun langsung ke dunia kerja, khususnya dalam industri aviasi,” ungkap Budi.
Namun, pelatihan di POLBAN tidak hanya sebatas teori dan sertifikasi. Model pembelajaran Project Based Learning (PBL) diterapkan untuk mengatasi masalah nyata di lapangan. Misalnya, mahasiswa dilatih untuk melakukan pengecekan landing gear dan windshield jika pesawat mengalami tabrakan dengan burung di udara. “Melalui PBL, kami membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis untuk menangani situasi yang mungkin mereka temui di dunia kerja,” tambah Budi.
Hasil dari pendekatan ini telah terlihat. Banyak lulusan Program Studi Aeronautika POLBAN kini bekerja di lembaga penerbangan terkemuka di Indonesia seperti GMF AeroAsia dan Merpati Maintenance Facility. “Sejak 2015-2016, banyak mahasiswa kami yang bergabung dan berkarir di GMF AeroAsia. Ini membuktikan bahwa program kami benar-benar mempersiapkan mereka untuk industri,” ujar Budi.
Kiki Yuliati, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, menegaskan pentingnya sertifikasi kompetensi sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka Belajar. “Sertifikasi di POLBAN adalah contoh konkret komitmen kami dalam mempersiapkan SDM unggul. Ini tidak hanya meningkatkan daya saing lulusan tetapi juga membuka peluang besar di industri aviasi, baik di dalam negeri maupun internasional,” kata Kiki.
Dengan pendekatan ini, POLBAN tidak hanya membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi profesional yang siap menghadapi tantangan global. Melalui sertifikasi kompetensi dan model pembelajaran praktikal, POLBAN terus berkomitmen untuk mencetak generasi unggul yang akan membawa industri aviasi Indonesia ke level yang lebih tinggi. (EHS-01)