Makronesia.id, Jakarta – Perkembangan perdagangan elektronik atau e-commerce semakin menggairahkan peluang bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan daya saingnya di pasar global. Diskusi intensif yang digelar dalam rangka Cips DigiWeek 2024, bertema “Mendorong Pertumbuhan UMKM Indonesia: Menavigasi Ekonomi Digital,” menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi UMKM dalam memanfaatkan ekosistem digital.
Vice President Government Affairs Lazada, Budi Primawan, menekankan bahwa UMKM memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang secara signifikan jika mendapatkan dukungan dari berbagai sektor, terutama dalam hal pembiayaan dan infrastruktur digital. “Dengan bergabung di marketplace, UMKM tidak hanya mendapatkan akses lebih luas terhadap pasar, tetapi juga kemudahan dalam bertransaksi menggunakan pembayaran digital seperti e-wallet,” ujarnya.
Pemerintah, melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, telah aktif memberikan dukungan melalui berbagai kebijakan pro-UMKM, termasuk pemberian fasilitas kredit tanpa agunan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta pengenalan Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk membantu UMKM melakukan transisi dari bisnis informal ke formal.
Menurut Deputi Bidang Usaha Mikro, Yulius, kolaborasi antara UMKM dengan perusahaan besar dalam bentuk rantai pasokan juga menjadi kunci dalam memperkuat daya saing. “Kami juga mengimplementasikan skoring kredit inovatif untuk mendukung UMKM yang membutuhkan modal tambahan,” tambahnya.
Di sisi lain, Reancy Triashari dari Indonesia E-Commerce Association (iDea) menggarisbawahi pentingnya literasi digital bagi UMKM. “Willingness UMKM untuk beradaptasi dengan ekosistem digital sangat penting. Kami sebagai asosiasi berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan pendampingan agar UMKM dapat memanfaatkan platform e-commerce dan pembayaran digital secara optimal,” katanya.
Pembayaran digital bukan hanya memfasilitasi transaksi yang lebih efisien, tetapi juga membantu UMKM dalam mengelola administrasi dan pencatatan keuangan dengan lebih tertib, yang merupakan langkah krusial menuju pertumbuhan yang berkelanjutan.
Namun, tantangan yang masih dihadapi adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia di UMKM agar dapat memanfaatkan potensi ekonomi digital secara maksimal. “Kolaborasi lintas sektor dan komitmen bersama dari semua pihak akan menjadi kunci dalam mendorong UMKM Indonesia untuk terus maju dan berdaya saing di era digital ini,” pungkas Yulius.
Dengan semua upaya ini, harapan besar tersemat bahwa UMKM Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan bersaing di pasar global yang semakin terintegrasi melalui teknologi digital. (EHS-01)