Makronesia.id, Jakarta – Pagi itu, di lantai delapan kantor pusat PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), suasana sudah riuh dengan rapat evaluasi kinerja. Di ujung meja, Fandy Dewanto—Kepala Divisi Corporate Secretary—memimpin diskusi dengan cermat. Di hadapannya terhampar laporan keuangan 2024, yang menunjukkan satu hal menggembirakan: kas bersih positif dari aktivitas operasi, sekaligus lonjakan penerimaan pelanggan hampir 20%.
Bagi Fandy, angka-angka itu bukan kebetulan. “Strategi kami berfokus pada keberlanjutan dan mitigasi risiko sejak awal proses tender,” ujarnya. Sejak menerima undangan tender, tim WSBP melakukan serangkaian langkah menyeluruh: mengidentifikasi potensi risiko teknis dan finansial, menilai reputasi calon klien, hingga memastikan ketersediaan dana yang memadai.
Langkah ini terbukti ampuh. Dengan kas bersih positif, WSBP tidak hanya mampu menutup kebutuhan modal kerja, tetapi juga menyelesaikan tahapan Cash Flow Available for Debt Service (CFADS) tahap 3 hingga 5 tepat waktu. Bagi sebuah perusahaan konstruksi yang modalnya berputar cepat, mempertahankan arus kas adalah tantangan berat—namun WSBP berhasil menjadikannya keunggulan kompetitif.
Tidak hanya stabilitas keuangan, WSBP juga mencetak Nilai Kontrak Baru (NKB) sebesar Rp 2,37 triliun sepanjang 2024. Kontribusi terbesar datang dari lini Readymix & Quarry (Rp 913,16 miliar), disusul Precast (Rp 860,85 miliar), Jasa Konstruksi & Instalasi (Rp 574,5 miliar), dan Sewa Alat (Rp 20,23 miliar).
Menariknya, 62,65% dari total NKB berasal dari proyek eksternal—sebuah tanda bahwa pasar mulai melongok di luar lingkaran Waskita Group. “Dominasi kontrak eksternal membuktikan daya saing kami makin kuat,” kata Fandy. Beberapa proyek bergengsi di luar grup induk antara lain:
- Jalan Tol Palembang–Betung Seksi 3 milik PT Hutama Karya
- Junction Palembang–Muara Enim milik PT Hakaaston
- Pengaman Pantai NCICD Fase A Paket 2 milik PT Trico Wana
- Nusantara International Convention and Exhibition District 18 PIK 2 oleh PT Industri Pameran Nusantara
- Terminal dan Regasifikasi Sumbawa LNG oleh PT JGC Indonesia
Keberhasilan ini menjadi sinyal positif bagi kelanjutan bisnis WSBP, sekaligus memperkokoh reputasi perusahaan sebagai mitra strategis bagi proyek nasional maupun swasta.
Seiring makin besarnya nilai kontrak, tantangan berikutnya adalah menjaga piutang agar tetap lancar. WSBP membentuk tim khusus penagihan piutang yang berfokus pada tiga hal: kecepatan verifikasi dokumen, komunikasi proaktif dengan klien, dan penjadwalan pembayaran berbasis milestone proyek.
“Dulu kami sering kehilangan momentum penagihan karena proses yang berbelit,” ungkap seorang anggota tim. “Kini, dengan SOP yang jelas, piutang yang telat bayar bisa ditekan di bawah toleransi risiko.”
Dari ruang rapat hingga lapangan proyek, filosofi WSBP sederhana: hati-hati dalam memilih, cek dan ricek setiap risiko, dan utamakan integritas. Langkah-langkah strategis ini tidak hanya menjaga arus kas tetap sehat, tetapi juga membangun kepercayaan kreditur dan pemangku kepentingan.
Ke depan, WSBP berkomitmen memperkuat tata kelola perusahaan dan manajemen risiko. “Transparansi dan akuntabilitas akan terus kami kedepankan,” tutup Fandy. Dengan fondasi keuangan yang kokoh, WSBP siap mengarungi tantangan proyek-proyek infrastruktur nasional, sekaligus terus menjadi pilihan utama di industri beton pracetak dan konstruksi.
“Kepercayaan pasar eksternal menunjukkan bahwa strategi selektif kami efektif dan kredibel. Ini bukan sekadar angka—tetapi bukti nyata kemampuan WSBP dalam mengelola risiko dan meraih peluang.” (EHS-01)




