Makronesia.id, Jakarta – Dalam jagat hiburan Indonesia, nama Pandji Pragiwaksono tak asing lagi. Sebagai salah satu pelopor stand-up comedy di Tanah Air, ia juga dikenal sebagai sutradara, aktor, dan kini, kembali menegaskan jati dirinya sebagai musisi dan rapper.
Menjelang tur stand-up spesialnya yang ke-10 bertajuk “Mens Rea” pada 2025, Pandji memutuskan untuk kembali ke dunia musik, menyuarakan keresahan melalui lirik-lirik tajamnya.
Pandji, yang telah merilis lima album dan satu mixtape sejak awal karir musiknya, merindukan cara baru untuk mengekspresikan pandangan sosial dan politiknya. Setelah hiatus selama lima tahun, ia siap merilis single baru berjudul “Mens Rea”, yang akan menjadi soundtrack pertunjukan stand-up spesial tersebut.
Keputusan untuk kembali ke panggung musik ini bukan sekadar nostalgia, tetapi dorongan mendalam untuk merespons kondisi politik di Indonesia. Dalam catatan sejarah, Pandji sudah sering mengkritik keadaan sosial melalui musiknya, mulai dari album pertamanya, *Provocative Proactive* (2008), hingga album *32* (2012) yang sangat kental dengan nuansa politik.
Kolaborasi dengan produser lama, Wizzow, menghasilkan lirik yang ditulis dalam waktu singkat selama perjalanan dari Jakarta ke New York. Ketajaman liriknya kini kembali mewarnai karyanya, membahas isu-isu sosial politik terkini dan menyoroti figur-figur penting seperti Presiden Jokowi dan Prabowo.
Dalam single “Mens Rea”, Pandji juga menyisipkan elemen name-dropping yang membuat liriknya semakin menarik dan bermakna. Ia mengangkat kembali jargon “Rakyat Bersatu Tak Bisa Dikalahkan”, yang menggugah memori akan gerakan mahasiswa di tahun ’98, menegaskan pentingnya persatuan di tengah ketidakpastian politik.
Tur “Mens Rea Stand-Up Comedy Special Show” akan digelar di sepuluh kota, dimulai dari Bogor dan berakhir di Indonesia Arena, Jakarta. Ini adalah perayaan 14 tahun perjalanan Pandji di dunia komedi, sekaligus momen untuk menyebarkan pesan melalui musik dan stand-up.
Dengan segala upaya yang dilakukan, Pandji berharap single ini tidak hanya menjadi pembuka untuk kembalinya dirinya ke dunia rap, tetapi juga menjangkau pendengar yang merindukan suara kritis dalam musik Indonesia. Dalam setiap penampilannya, ia ingin mengajak publik merenungkan keadaan sosial politik yang ada, sekaligus merayakan kebangkitan musik yang penuh makna. (EHS-01)