Pasar Kripto Menghadapi Tekanan Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed

0
50

Makronesia.id, Jakarta – Pasar kripto mengalami penurunan signifikan sepekan terakhir menjelang keputusan suku bunga acuan yang akan dikeluarkan oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat. Data terbaru dari CoinMarketCap menunjukkan bahwa harga Bitcoin dan Ethereum merosot masing-masing sebesar 6%, dengan Bitcoin diperdagangkan pada level $59.000 atau sekitar Rp917 juta, dan Ethereum di angka Rp38,8 juta. Selain itu, Solana juga mengalami penurunan tajam sebesar 14%, dengan harga saat ini di level $135.

Fahmi Almuttaqin, seorang analis kripto dari Reku, mengungkapkan bahwa meskipun penurunan kali ini tidak sedalam koreksi yang terjadi pada akhir Juli hingga awal Agustus lalu, kondisi ini tetap patut dicermati. “Koreksi yang terjadi bersamaan dengan rilis beberapa data ekonomi penting dari AS berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap dinamika pasar kripto di sisa tahun ini,” kata Fahmi.

Indeks Coindex Market Index (CMI) mencatat penurunan sebesar 8,28% dari angka 2.390 pada 26 Agustus menjadi 2.192 pada 1 September. Namun, pasar tampaknya mulai menunjukkan tren bullish pada hari ini, Selasa, 3 September, dengan CMI menguat sekitar 3,12% dan Bitcoin naik sekitar 2,5% dalam 24 jam terakhir. “Sinyal recovery ini menunjukkan potensi reli jangka menengah bagi pasar kripto, meskipun untuk jangka pendek, sinyal bullish masih relatif lemah,” tambah Fahmi.

Pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada 17-18 September akan menjadi momen krusial bagi pasar kripto. Setelah bulan Agustus ditutup dengan performa negatif untuk Bitcoin, dengan penurunan sebesar -8,6%, sentimen pasar mengantisipasi bahwa September mungkin akan menghadapi tantangan serupa. Data historis menunjukkan bahwa dalam 11 tahun terakhir, Bitcoin hanya mencatatkan performa positif pada bulan September sebanyak tiga kali, dengan kenaikan sebesar +3,91% pada 2023, +6,04% pada 2016, dan +2,35% pada 2015.

Dalam satu tahun terakhir, inflasi yang diukur oleh indeks PCE telah mengalami penurunan dari 3,348% pada Agustus 2023 menjadi 2,5% pada Juli 2024. “Meskipun belum mencapai target The Fed sebesar 2,0%, penurunan yang konsisten dapat meningkatkan kepercayaan diri para pembuat kebijakan untuk melonggarkan kebijakan moneter. Namun, potensi perubahan dalam tren inflasi setelah penurunan suku bunga tetap menjadi kekhawatiran yang dapat mempengaruhi recovery pasar kripto dalam jangka pendek,” jelas Fahmi.

Di tengah ketidakpastian ini, investor diimbau untuk lebih aktif dalam mengelola portofolio mereka dan menyesuaikan strategi investasi mereka. “Investor perlu mengikuti perkembangan terbaru dan menginterpretasikannya dengan tepat. Perbedaan situasi sedikit pun dapat menimbulkan dampak signifikan. Dengan fitur Portfolio Analysis di Reku, investor dapat memantau performa portofolio dan koin secara real-time, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan investasi yang lebih cepat dan akurat,” pungkas Fahmi.

Dengan dinamika pasar yang terus berkembang, penting bagi investor untuk tetap waspada dan adaptif agar dapat memanfaatkan peluang yang ada di pasar kripto. (EHS-01)

Artikulli paraprakSchneider Electric Berikan Sertifikasi Best Online Partner Program kepada Mitra Distributor di Indonesia
Artikulli tjetërTantangan dan Terobosan dalam Pengembangan Tenaga Kerja Konstruksi untuk Ibu Kota Negara Baru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini