Pertumbuhan Pesat Pajak Kripto di Indonesia: Indikasi Positif untuk Ekonomi Digital

0
93

Makronesia.id, Jakarta – Dalam dua tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan lonjakan signifikan dalam penerimaan pajak dari industri kripto. Data terbaru dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa sejak Mei 2022 hingga Juni 2024, total setoran pajak dari sektor kripto mencapai Rp798,84 miliar. Angka ini mencerminkan kontribusi sebesar 3% dari total pajak yang dikumpulkan dari ekonomi digital yang mencapai Rp25,88 triliun.

Penerimaan pajak dari transaksi kripto menunjukkan tren yang mengesankan. Pada kuartal pertama 2024 saja, pajak yang terkumpul mencapai Rp112,93 miliar, menandakan pertumbuhan pesat dalam industri ini. Langkah pemerintah yang memberlakukan pajak atas aset kripto mulai 1 Mei 2022 melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 68/PMK.03/2022, menetapkan tarif PPh sebesar 0,1% untuk penjual dan PPN sebesar 0,11% untuk pembelian aset kripto, tampaknya mulai menunjukkan hasil yang positif.

Menurut data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), total nilai transaksi kripto di Indonesia pada paruh pertama 2024 mencapai Rp301,75 triliun. Ini adalah lonjakan besar sebesar 354,17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp66,44 triliun. Jumlah pelanggan aset kripto terdaftar juga melonjak menjadi 20,24 juta, menandakan minat yang semakin tinggi dari masyarakat.

Salah satu pemain utama dalam industri ini, Tokocrypto, berperan penting dalam pencapaian ini. Dengan hampir 50% dari total pajak kripto berasal dari transaksi di platform mereka, Tokocrypto menunjukkan dampak besar dalam sektor ini. CMO Tokocrypto, Wan Iqbal, menyatakan bahwa nilai transaksi harian di platform mereka selama semester pertama 2024 mencapai lebih dari US$23 juta atau sekitar Rp374 miliar—angka yang meningkat 80% dibandingkan tahun lalu. Tokocrypto juga mencatat pertumbuhan pengguna sekitar 45%, mencapai lebih dari 4,5 juta pelanggan.

Iqbal menekankan bahwa pertumbuhan ini adalah indikasi jelas dari kematangan pasar kripto di Indonesia. Dia menegaskan pentingnya penerapan regulasi yang konsisten, termasuk untuk perusahaan kripto asing, untuk menciptakan level playing field yang adil. Iqbal juga berharap pemerintah akan memperketat pengawasan terhadap platform internasional untuk mendorong investasi ke platform lokal yang terdaftar.

Melihat ke depan, semester kedua 2024 tampak penuh potensi. Iqbal memprediksi bahwa harga Bitcoin mungkin mencapai rekor tertinggi baru menjelang akhir tahun, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti penurunan suku bunga The Fed, pemilu AS, dan peningkatan minat dari institusi keuangan besar. Selain itu, adopsi teknologi blockchain yang lebih luas dan inovasi produk berbasis kripto, seperti ETF dan kontrak berjangka, juga diperkirakan akan memberikan dorongan tambahan bagi harga Bitcoin.

Dengan dukungan kuat dari platform lokal seperti Tokocrypto dan perkembangan regulasi yang progresif, industri kripto Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk terus berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan. (EHS-01)

Artikulli paraprakMengguncang Dunia Investasi: Tokenisasi Aset Properti Pertama di Indonesia melalui Blockchain
Artikulli tjetërErajaya Group Gelar Lomba Tulis Jurnalis 2024: Merayakan 28 Tahun Layanan Terdepan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini