Presiden Jokowi resmikan Tangguh LNG Train 3

0
126

Makronesia.id, Teluk Bintuni – Presiden Joko Widodo secara resmi meresmikan proyek strategis nasional Tangguh LNG Train 3, produsen gas terbesar di Indonesia, hari ini. Dengan mencapai kapasitas produksi maksimal, tiga kilang Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, diharapkan dapat menyuplai sekitar sepertiga dari total produksi gas nasional.

Peresmian ini diadakan pada 18 Oktober lalu, menandai dimulainya operasional komersial Tangguh LNG Train 3. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi, termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. Hadir pula para eksekutif dari bp, termasuk Anja-Isabel Dotzenrath dan Kathy Wu.

Menurut Menteri ESDM Arifin Tastrif, proyek ini akan memiliki kontribusi signifikan dalam meningkatkan produksi gas tahunan Indonesia. Ia juga menekankan bahwa proyek Tangguh Train 3 telah memberikan pekerjaan kepada 5.450 orang lokal dari Tanah Papua.

Anja-Isabel Dotzenrath dari bp menyatakan kehormatan mereka atas peresmian yang dilakukan oleh Presiden. Dotzenrath menggarisbawahi bahwa Tangguh merupakan fasilitas LNG tingkat dunia, dengan 70% pekerjanya berasal dari masyarakat lokal Papua. Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas dukungan mereka dalam memenuhi kebutuhan energi yang terus berkembang di Indonesia.

Pencapaian bersejarah ini menjadi tonggak utama bagi Tangguh, yang selama 14 tahun terakhir telah menjadi pilar infrastruktur energi Indonesia. Sebagian besar produksi Tangguh LNG akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, mencukupi listrik untuk sekitar 18 juta rumah tangga. Pada tanggal 18 Oktober 2023, Train 3 mengirimkan kargo LNG pertamanya ke PLN.

Presiden Joko Widodo, dalam pidatonya, juga menyampaikan fase pengembangan selanjutnya dari Tangguh, yaitu proyek UCC yang juga dianggap sebagai proyek strategis nasional. Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk memperpanjang usia lapangan gas, tetapi juga untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS). Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target emisi Net Zero pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Perlu dicatat bahwa Tangguh LNG terletak di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, dan telah beroperasi sejak tahun 2009. Proyek ini terdiri dari fasilitas produksi gas lepas pantai yang memasok tiga Train likuifikasi gas masing-masing sebesar 3,8mtpa. Tangguh dioperasikan oleh BP Berau Ltd, dengan kepemilikan saham sebesar 40,22%, serta melibatkan mitra seperti MI Berau B.V., CNOOC Muturi Limited, Nippon Oil Exploration (Berau) Limited, KG Berau Petroleum Ltd, KG Wiriagar Petroleum Ltd, dan Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc.

Proyek pengembangan Tangguh melibatkan 17.500 ton besi struktur dan menggunakan 70.000 meter kubik semen. Selain dari Tangguh LNG, bp juga merupakan salah satu investor asing terbesar di Indonesia dengan kegiatan eksplorasi di Aceh dan Jawa Timur, serta memiliki usaha gabungan SPBU dan bahan bakar pesawat, serta merk pelumas Castrol. (EHS-01)

Artikulli paraprakBritish Council Indonesia Meningkatkan Keterampilan Bahasa Inggris Ulama Indonesia
Artikulli tjetërbp Berpartisipasi Aktif dalam Forum Kapasitas Nasional III untuk Optimalisasi TKDN di Tangguh LNG

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini