Asahan- Makronesia.id – Sejumlah Ormas dan OKP di Asahan dicatut namanya dalam bisnis yang diduga mengarah ke perjudian di Asahan. Mereka diduga  terima uang pengamanan dari pengusaha pemilik Game Zone di sejumlah tempat di Asahan.

Informasi ini bukan desas-desus, namun terkonfirmasi dari salah satu sumber yang sangat terpercaya.

Sumber itu mengatakan. Pihaknya memiliki keberanian beroperasi karena merasa sudah memberikan uang pengamanan kepada 10 perwakilan OKP dan 1 orang mengaku sebagai oknum media.

Sumber itu menyebutkan, beberapa pekan lalu, sejumlah Humas Permainan ketangkasan seperti Game Zone yang ada di Asahan, mengadakan pertemuan tertutup di sebuah café di Inti Kota kisaran.

“Kami semua sepakat memberikan jatah kepada Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), Organisasi Kepemudaan (OKP) dan salah satu oknum yang mengaku dari media. Pertemuan itu membahas jatah kepada masing-masing yang bersangkutan agar mereka tidak unjuk rasa dan ribut bang,” katanya, Kamis (29/7) di Kisaran.

Sumber itu menambahkan, setiap Ormas dan OKP mendapatkan Rp 1 Juta hingga 1,5 juta per bulannya. Sedangkan jatah untuk oknum yang mengaku dari media tersebut mendapat upeti sebesar Rp 2,5 juta per bulan.

Sedikitnya 4 Ormas berhasil di konfirmasi oleh awak media Makronesia.id. Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Asahan, Yogi Ginting, Ketua Angkatan Muda pembaharu Indonesia (AMPI) Dodi Syailendra, Ketua Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI), Berman Manullang, Ketua Pemuda Pancasila Asahan, Donald Panjaitan, Keempatnya dengan tegas membantah pernyataan tersebut.

Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Asahan, Yogi Ginting, mengatakan pernyataan tersebut tidak benar.

“Ga bener itu bang. Satu rupiah pun kita ga pernah terima uang, Yang begini-begini biasa bang, teori pembusukan salah satu cara mecah belah,” ucapnya.

Pihaknya sedang mendalami siapa yang menyebarkan informasi tersebut. Pihaknya kata dia, masih berkomitmen untuk mendorong  pemerintah dan penegak hukum untuk menutup permainan ketangkasan yang menjurus ke perjudian tersebut.

Ketua AMPI Kabupaten Asahan Dodi Syailendra, SH juga membantah.

“Saya selaku Ketua DPD AMPI Asahan tidak pernah menerima bantuan dalam bentuk apapun dari pengusaha gamezone di asahan dan saya merasa keberatan kalau ada pihak yg mencatut dan atau mengatas namakan AMPI Asahan terkait informasi tersebut bang,”  tegas Dodi.

Donald Panjaitan dan Berman juga senada. Keduanya membantah keras menerima uang pengamanan dari pengusaha Game Zone sebesar Rp 1,5 juta per bulan

“Tidak benar bang, bisa jadi dicatut bang oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Aku ngak pernah sekalipun menerima uang dari Game Zone”, ucap Berman.

Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Asahan, Andre Purba juga membantah.

“Tidak ada kami terima, saya pun baru tau semalam itu pun ada yang kasih tau kalau HMI ada terima 1,5 juta perbulan,” ujar Andre Purba kepada awak media melalui WA pribadinya.

Namun dua pengurus ormas yang meminta Namanya disembunyikan mengaku pihaknya pernah menerima uang dari pengusaha game Zone. “Kami ada dapat 500 ribu dari pengusaha Game Zone itu pun untuk biaya pelantikan,” kata Ketua Ormas tersebut kepada awak media.

Bahkan oknum ketua ormas itu malah menyarankan  anggotanya agar mengambil jatah pengamanan di situs permainan ketangkasan itu, karena usaha mengarah perjudian seperti itu akan sangat sulit ditutup.

Ketua Forum Umat Islam (FUI) Kabupaten Asahan Budi Irawan sangat menyesalkan sikap para ketua Ormas dan OKP yang ada di Asahan apabila mereka menerima uang pengamanan dari pengusaha Game Zone tersebut.

“Katanya Asahan yang relegius tetapi kemaksiatan seperti judi dan narkoba marak di Asahan. Sesungguhnya setiap pemimpin itu akan di minta pertanggung jawabannya di hadapan Allah kelak. Apakah pemimpin itu amanah apa tidak saat memimpin  dan apakah pemimpin itu membiarkan maraknya kemaksiatan di daerah yg dia pimpin,” kata Budi.

Seharusnya peran ketua Ormas, OKP serta  pemimpin Asahan dan MUI Asahan harus sejalan untuk membasmi kemaksiatan di Asahan. Budi meminta aparat Kepolisian menutup praktek praktek kemaksiatan tersebut, yang mana maraknya perjudian dan narkoba di depan mata kita merajalela di Kota Kisaran khususnya di Wilayah Kabupaten Asahan.

“Saya mendukung penuh pemerintah Asahan dan MUI Asahan untuk membasmi segala bentuk kemaksiatan yang ada di Wilayah Kabupaten Asahan,” tegas Budi Irawan.(DNA/BA)

Artikulli paraprakMenikmati Mie Tiongsim, Kuliner Legendaris Medan
Artikulli tjetërSIG Jalin Kerjasama Strategis dengan TCC Jepang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini