Makronesia.id, Jakarta – Tahun 2024 menjadi momentum kebangkitan pasar kripto yang membuka peluang besar bagi para investor. Bitcoin mencatatkan lonjakan harga lebih dari $100.000, sementara teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan tokenisasi aset dunia nyata (RWA) membawa transformasi signifikan pada lanskap investasi.
Fyqieh Fachrur, seorang trader dari Tokocrypto, mengungkapkan pandangannya tentang peluang investasi di tahun 2025. Menurutnya, meski Bitcoin mengalami tekanan di akhir 2024 akibat sentimen negatif dari Ketua The Fed Jerome Powell dan aksi ambil untung investor, optimismenya tetap tinggi. “Keuntungan Bitcoin pada tahun 2024 mencapai 120%. Penurunan baru-baru ini tidak mengubah keyakinan pasar terhadap potensi pertumbuhan kripto di masa depan,” ungkapnya.
Pembukaan perdagangan Wall Street pada awal 2025 serta sinyal dukungan terhadap kripto dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump turut meningkatkan kepercayaan pasar. Langkah ini diharapkan membawa regulasi yang lebih jelas untuk sektor kripto, memberikan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ke depan.
Bitcoin terus mengukuhkan posisinya sebagai aset paling dominan di pasar kripto. Dengan desentralisasi dan kebijakan moneter yang tetap, Bitcoin menjadi pilihan populer sebagai lindung nilai terhadap inflasi. “Tahun 2024 menjadi saksi bagaimana institusi besar mulai mengakui Bitcoin sebagai aset aman. ETF Bitcoin semakin populer di AS, membuka akses lebih luas bagi investor institusional,” ujar Fyqieh.
BlackRock melaporkan bahwa Bitcoin menghasilkan laba atas investasi sebesar 110% di tahun 2024, mengungguli ekuitas AS dan Tiongkok. Proyeksi dari berbagai analis menunjukkan potensi harga Bitcoin mencapai $160.000 pada tahun 2025, meski koreksi pasar di paruh pertama tahun tersebut tetap perlu diwaspadai.
Di luar Bitcoin, Fyqieh menyoroti potensi besar dari proyek kripto berbasis AI seperti ai16z dan Hyperliquid. “Integrasi AI dengan blockchain menciptakan solusi inovatif yang mengoptimalkan efisiensi dan analisis data onchain,” jelasnya. Namun, ia juga mengingatkan bahwa investasi di sektor ini membutuhkan analisis risiko yang matang mengingat sifatnya yang masih spekulatif.
Data menunjukkan bahwa agen AI onchain berhasil mencatatkan pendapatan senilai $8,7 juta hanya dalam lima minggu pada tahun 2024, sebuah indikasi bahwa sektor ini akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi.
Fyqieh juga menyoroti tokenisasi aset dunia nyata (RWA) sebagai salah satu tren utama di tahun 2025. Teknologi ini memungkinkan aset tradisional seperti real estat dan utang menjadi lebih likuid dan mudah diakses oleh investor. “Tokenisasi adalah solusi untuk inefisiensi pasar keuangan tradisional,” ujar Fyqieh.
Laporan Tren Finance memproyeksikan sektor RWA dapat tumbuh lebih dari 50 kali lipat pada tahun 2030 dengan ukuran pasar mencapai $10 triliun. Transparansi dan efisiensi yang ditawarkan teknologi blockchain menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ini.
Dengan regulasi yang lebih menguntungkan dan kebijakan ekonomi pro-kripto di bawah pemerintahan baru AS, tahun 2025 diproyeksikan menjadi periode penuh peluang bagi pasar kripto. “Kombinasi makroekonomi yang membaik dan inovasi teknologi akan mendorong pasar kripto ke level berikutnya,” kata Fyqieh.
Meski begitu, ia mengingatkan pentingnya diversifikasi portofolio dan manajemen risiko. “Peluang besar terbuka lebar, tetapi investor harus memahami fundamental aset sebelum berinvestasi. Dengan pendekatan yang tepat, tantangan dan peluang di pasar kripto dapat dikelola dengan baik,” tutupnya.
Tahun 2025 menjadi ajang pembuktian bagaimana teknologi blockchain, AI, dan inovasi lainnya dapat membawa perubahan besar bagi sektor keuangan, menjadikan pasar kripto lebih menarik dan inklusif untuk semua kalangan. (EHS-01)




