Makronesia.id, Jakarta — Ketidakpastian yang mengiringi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pekan ini telah memengaruhi iklim investasi global, termasuk pasar aset kripto.
Kondisi yang semakin tidak menentu ini tercermin dari pergerakan harga Bitcoin, yang turun tajam dari level $72.800 pada 31 Oktober menjadi $69.100 pada 1 November.
Penurunan ini seiring dengan merosotnya kans kemenangan Donald Trump di pasar prediksi politik dari 66% menjadi 62%. Tren penurunan tersebut terus berlanjut, bahkan peluang kemenangan Trump kini hanya diperkirakan sebesar 55%, menurut platform prediksi yang banyak digunakan investor kripto.
Volatilitas ini mengundang perhatian banyak pihak, termasuk Reku Fahmi Almuttaqin, seorang analis kripto, yang mengungkapkan bahwa ketidakpastian terkait hasil pemilu AS membuat banyak investor mulai menyesuaikan portofolio mereka.
Langkah ini diambil untuk meminimalisir risiko akibat fluktuasi yang tajam, namun Fahmi menilai ketidakpastian pasar ini mungkin hanya bersifat sementara.
“Pasar kripto memiliki potensi lonjakan signifikan setelah pemilu AS, didorong oleh beberapa faktor,” kata Fahmi.
Di antaranya adalah tren penurunan inflasi AS yang sesuai ekspektasi dan kekuatan sektor tenaga kerja AS, dengan tingkat pengangguran yang stabil di angka 4,1%. Selain itu, daya beli masyarakat AS yang masih terjaga menjadi indikator bahwa pasar kripto bisa kembali menguat setelah pemilu.
Fahmi mencatat ada tiga faktor yang berpotensi mendorong pasar kripto ke arah yang lebih positif. Pertama, ada kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) sebesar 25 basis poin.
Data inflasi PCE AS untuk bulan September yang berada di angka 2,1%, sesuai dengan ekspektasi para ekonom, menunjukkan stabilitas ekonomi.
Meskipun penurunan lebih lanjut sebesar 50 basis poin masih terbilang berisiko, penurunan sebesar 25 basis poin dapat menjaga momentum positif di pasar kripto.
Kedua, kepastian regulasi terkait industri kripto di AS menjadi katalis yang cukup penting. “Industri kripto telah menyumbang setidaknya $119 juta untuk kampanye Donald Trump dan Kamala Harris pada pemilu kali ini.
Ini bisa memperkuat kerjasama antara regulator AS dan pelaku industri kripto, yang pada gilirannya akan menciptakan lingkungan regulasi yang lebih jelas dan kondusif bagi pasar kripto,” jelas Fahmi.
Ketiga, ada keseriusan AS untuk menjadikan pasar dan industri kripto sebagai instrumen investasi global yang strategis.
Fahmi menyatakan bahwa presiden baru, terlepas dari siapa yang terpilih, kemungkinan besar akan mengedepankan teknologi blockchain dan kripto guna menjaga daya saing ekonomi AS, serta mencegah peralihan pasar kripto ke negara lain yang lebih ramah terhadap industri ini.
Namun, meskipun ada potensi positif, konflik terkait hasil pemilu, seperti tuduhan kecurangan yang mungkin muncul, dapat menghambat perkembangan sentimen positif di pasar.
“Dalam situasi yang dinamis seperti ini, sangat penting bagi investor untuk mengelola portofolio mereka dengan strategi yang matang, mengingat ketidakpastian yang mungkin terjadi setelah pemilu,” ujar Fahmi.
Bagi investor, saat ini adalah waktu yang tepat untuk memantau perkembangan pasar secara cermat. Sebagai langkah antisipasi, mereka perlu menyiapkan strategi investasi yang fleksibel, baik jika pasar bergerak naik maupun turun.
“Melalui fitur Portfolio Analysis di Reku, investor bisa memantau performa investasi mereka secara real-time tanpa perlu repot menghitung manual,” tambah Fahmi.
Dengan berbagai faktor yang mendukung, ada peluang bagi pasar kripto untuk memulai fase bullish yang bisa mendorong harga Bitcoin ke level tertinggi baru. Namun, kesabaran dan kesiapan strategi menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi keuntungan dalam situasi yang sangat dinamis ini.
Investor yang dapat beradaptasi dengan cepat dan bijaksana, serta selalu mengupdate performa portofolionya, akan memiliki peluang lebih besar untuk memanfaatkan momentum positif yang mungkin datang setelah pemilu AS. (EHS-01)