Makronesia.id, Jakarta — Sinar matahari pagi baru saja menembus kaca tinggi ruang rapat Maybank Tower saat para pemegang saham mulai berdatangan. Di balik senyum hormat dan berjabat tangan, terasa semangat optimisme yang kuat: inilah momen krusial Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Maybank Indonesia Tbk., di mana arah masa depan bank dirancang ulang—dengan wajah-wajah lama yang kembali dipercaya.
Langkah pertama RUPST dimulai dengan tepukan hangat saat Dato’ Khairussaleh Ramli memasuki ruangan. Pada tahun ketiganya memimpin sebagai Presiden Komisaris, Dato’ Khairussaleh tidak sekadar mendapatkan sambutan hormat, melainkan juga kembali diangkat untuk periode berikutnya. “Tahun 2024 memang penuh tantangan,” ujarnya sambil menyesap teh hangat usai pemaparan laporan kinerja. “Namun melalui kerja sama dan ketekunan, Maybank Indonesia menunjukkan daya tahan yang kuat.”
Tak hanya Dato’ Khairussaleh, RUPST juga mengukuhkan kembalinya Dato’ Zulkiflee Abbas Abdul Hamid di kursi Komisaris, serta memperkenalkan Bambang Andri Irawan sebagai Direktur Teknologi Informasi dan Digital. Keputusan ini sekaligus menandai berakhirnya masa jabatan Achjar Iljas sebagai Komisaris Independen, membuka lembar baru bagi dewan pengawas bank.
Delapan Agenda, Satu Visi
Meski agenda RUPST mencapai delapan poin, pembicaraan mengalir cair kala memutuskan laporan tahunan dan laporan keuangan konsolidasian 2024. Angka laba bersih Rp 1,115 triliun—dengan 40% dialokasikan untuk dividen tunai sebesar Rp 5,85691 per saham—mencerminkan komitmen bank kepada pemegang saham. Sisa 60% menjadi modal bagi ekspansi dan penguatan layanan digital.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, memaparkan rencana bisnis 2025, berlandaskan kerangka “M25+” yang fokus pada inovasi digital, inklusi keuangan, dan keberlanjutan. Di sela presentasi, ia menambahkan, “Kami optimis memanfaatkan momentum pertumbuhan, didukung strategi yang selaras dengan korporasi global Maybank Group.”
Percakapan di Balik Layar
Di sudut ruangan, Marina R. Tusin—Komisaris Independen yang baru bergabung—berbagi kesan. “Saya terkesan dengan ketelitian manajemen dalam memetakan risiko dan peluang,” kata Marina, matanya berbinar. Sementara itu, Hendar dan Putut Eko Bayuseno, sesama Komisaris Independen, tampak saling bertukar catatan saat diskusi tentang pengkinian Recovery Plan.
Tak jauh dari mereka, tim Divisi Sekretaris Korporat bersiap mencetak dokumen keputusan. Mereka telah menyiapkan rangkuman notulen digital, memastikan setiap poin hasil rapat terekam sempurna—cerminan budaya transparansi yang diusung Maybank Indonesia.
Membangun Masa Depan Digital
Pengangkatan Bambang Andri Irawan sebagai Direktur TI dan Digital menjadi sorotan hangat. Namanya lalu-lalang dibincangkan para eksekutif muda yang menanti sentuhan inovasi—mulai dari aplikasi mobile banking yang lebih intuitif hingga perluasan layanan e-wallet. Bambang, yang sebelumnya memimpin proyek transformasi digital di unit lain Maybank Group, menyatakan kesiapannya: “Saya akan mendekatkan teknologi pada kebutuhan sehari-hari nasabah, agar perbankan jadi lebih inklusif.”
Harmoni antara Tradisi dan Inovasi
Saat rapat ditutup dengan gemuruh tepuk tangan, terasa keseimbangan yang dihadirkan Maybank Indonesia: mempertahankan pemimpin berpengalaman sekaligus memperkuat barisan inovator. Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi kini menjadi perpaduan antara figur lama seperti Edwin Gerungan dan Datuk Lim Hong Tat, serta nama-nama segar di jajaran teknologi.
Langkah ini menegaskan visi bank: menjaga fondasi kukuh sekaligus melaju di jalur digital. Di luar gedung, trotoar Sudirman dipenuhi hiruk-pikuk Jakarta—namun di dalam ruang rapat, aspirasi masa depan Maybank Indonesia telah ditetapkan. Sebuah janji: tetap kredibel, adaptif, dan berkomitmen pada pertumbuhan berkelanjutan. (EHS-01)




