Jakarta, MAKRONESIA.id – Pemerintah telah menetapkan Jurnalis perempuan pertama asal Sumatera Barat, Ruhana Kuddus, sebagai Pahlawan Nasional. Penetapan wanita asal Koto Gadang, Kabupaten Agam, itu berdasarkan putusan pertemuan antara Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dengan Presiden Joko Widodo, Rabu (6/11).
Anggota DPR-RI, Nevi Zuairina mengapresiasi pemerintah dalam penetapan Ruhana Kuddus sebagai Pahlawan Nasional. Legislator Sumatera Barat ini menambahkan, Ruhana Kuddus hidup sezaman dengan pahlawan nasional peremuan kita, Kartini.
“Saya sangat bangga, dan gembira, kini pemerintah telah mengakui sesosok perempuan sumbar, yang memiliki peran besar terhadap keterbukaan informasi dan kemajuan di bidang pendidikan. Beliau, almarhumah Ruhana Kuddus, telah kami ajukan bersama-sama masyarakat sumatera barat sejak bulan Maret 2017 sampai September 2017. Alhamdulillah setelah dua tahun pengajuan, kini pemerintah telah menetapkan jurnalis pertama perempuan Indonesia yang berasal dari Sumbar sebagai Pahlawan Nasional”, jelas Nevi, kemarin.
Politisi PKS ini mengatakan, bahwa anak-anak muda sekarang patut meneladani dan mengambil hikmah dari perjuangan sosok dan inspirasi Ruhana Kuddus. Menulis, membaca, berbahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa latin, arab-melayu ia kuasai ketika usia belia dimana ketika itu pendidikan tinggi bagi perempuan sangat terlarang. Perjuangannya merupakan sebuah kekuatan jiwa dengan semangat memberi, bukan semangat mengambil.
Ruhana Kuddus, lanjut nevi, bukan saja sekedar pahlawan dibelakang meja. Ia turut sumbangsih mendirikan dapur umum bagi para pejuang. Beliau sebagai pencetus ide pergerakan antar kota pada perangkat atau alat perang bagi pejuang yang disembunyikan dia antara sayur mayur. Beliau bukan sekedar pahlawan akibat sebuah tulisan, tapi beliau adalah pahlawan yang turun langsung ke lapangan dengan segala kemampuannya.
“Saya berharap, moment yang sangat bagus di hari pahlawan tahun ini, para pemuda Indonesia dapat mencontoh sosok Ruhana Kuddus untuk bertekad memberikan karya terbaik untuk negeri. Saya berterima kasih, kepada pemerintah pusat, yang telah menyematkan sosok pahlawan kami asal Sumatera Barat sebagai pahlawan Nasional. Semoga kedepannya, akan muncul pahlawan-pahlawan baru dari anak bangsa, yang memberikan sumbangsih bagi negara di tempat ia berada, pada waktu ia menjalankan kehidupannya”, tutup Nevi Zuairina.
Diketahui, Ruhana Kuddus merupakan wartawan perempuan yang lahir di Koto Gadang, Kecamatan Ampek Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 20 Desember 1884 dan wafat pada 17 Agustus 1972. Kiprah Ruhana di dunia jurnalistik dimulai dari surat kabar Poetri Hindia pada 1908 di Batavia. Ketika Poetri Hindia dibredel Belanda, Ruhana mendirikan Surat Kabar Sunting Melayu yang dianggap sebagai koran perempuan pertama di Indonesia pada tahun 1911.
Selain sebagai jurnalis, Ruhana juga aktif dalam pergerakan melawan Belanda. Ruhana ikut terlibat dalam penyelundupan senjata dari Koto Gadang ke Bukittinggi melalui Ngarai Sianok dengan cara menyembunyikannya dalam sayuran dan buah-buahan yang kemudian dibawa ke Payakumbuh dengan kereta api. Ruhana datang dari keluarga pahlawan. Saudaranya adalah Sutan Syahril yang sudah terlebih dahulu diangkat menjadi pahlawan nasional. Kemudian Ruhana juga memiliki saudara sepupu H Agus Salim yang juga pahlawan nasional. Ruhana juga merupakan tante dari penyair terkenal Chairil Anwar. Hs/Redaksi