• Indeks Berita
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Friday, December 5, 2025
MAKRONESIA.ID
  • Login
  • Home
  • Nasional
  • Ekonomi
    • Mikro
    • Makro
  • Tekno
  • Digital Life
  • Ragam
  • Pendidikan
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Ekonomi
    • Mikro
    • Makro
  • Tekno
  • Digital Life
  • Ragam
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Makronesia.id
No Result
View All Result
Home Pendidikan

Peneliti UGM Gawangi Lembaga Riset Dunia

Editor by Editor
February 17, 2020
in Pendidikan, Ragam
0 0
0
Share on FacebookShare on Twitter

Yogyakarta, Makronesia.id – Peneliti Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Ahmad Maryudi diangkat sebagai Deputy Coordinator Divisi 9 Forest Policy and Economics, pada lembaga International Union of Forest Research Organizations (IUFRO).

“Masa bakti saya sebagai Deputy Coordinator Divisi 9 IUFRO, mulai November 2019-Oktober 2024,” ujar Prof Maryudi dalam keterangan tertulisnya melalui email yang diterima Makronesia.id, akhir pekan kemarin..

RelatedPosts

Asisten Administrasi Sekda Jateng Hadiri HUT ke-30 dan Rakernas Paguyuban Jawa Tengah di Jakarta*

Sudah Tujuh Tahun Berturut, Aice Raih Top Brand Award

Terobosan Baru Perfect Dalam Cover Complexion & Blur Make Up Seperti Sempurna

Ia menuturkan, Divisi 9 merupakan divisi terbesar di IUFRO, membawahi 6 sub divisi dan 27 grup riset. Divisi 9 fokus pada isu politik dan kebijakan kehutanan berupa science-policy interface yaitu tentang bagaimana mengintegrasikan sains ke policy making; ekonomi dan sosial sumberdaya hutan; analisis sektor kehutanan; hukum dan legislasi lingkungan/kehutanan; serta manajemen informasi seperti media discourse.

Koordinasi Riset

Menurut Prof Maryudi, tugas Deputy Coordinator bersama Coordinator adalah mengkoordinasi dan memberi arahan riset bagi peneliti di semua sub divisi dan grup riset.

“Selama ini, partisipasi peneliti di Indonesia lebih banyak sebagai anggota pasif saja. Tidak banyak yang mengampu peran koordinatif dan direktif, dan belum ada yang di level Divisi,” papar dia yang juga Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM)

Lembaga Bergengsi

Prof Maryudi melanjutkan, IUFRO merupakan lembaga non-profit, yang didirikan tahun 1892 (umur 128 tahun) sebagai jaringan peneliti seluruh dunia. Saat ini mempunyai anggota sekitar 700 organisasi dan 15 ribu peneliti dari 127 negara. Organisasi dari Indonesia yang menjadi anggota IUFRO antara lain, UGM, Institut Pertanian Bogor (IPB), CIFOR, Badan Litbang dan Inovasi Kementerian LHK, Universitas Hasanuddin (Unhas), Korindo, dan Balai Litbang Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Posisi Deputy Coordinator IUFRO, kata dia, sangat bergengsi di kalangan peneliti yang terkait erat dengan analisis dan strategi kebijakan bidang kehutanan. Selama ini, katanya lagi, peran koordinatif dan direktif di semua Divisi IUFRO biasanya diisi peneliti dari kelompok negara utara (maju). Sementara peneliti dari Indonesia pernah 2 orang menempati posisi pada level sub divisi atau dibawahnya, seperti grup riset.

“IUFRO sering memberikan policy feedings ke berbagai lembaga dunia seperti FAO, UNEP dan berbagai proses negosiasi antara negara seperti United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dan Convention on Biological Diversity (CBD),” terang Guru Besar Termuda di Fakultas Kehutanan UGM itu.

Ia menambahkan, dengan berperan aktif di IUFRO diharapkan peneliti Indonesia berkontribusi dalam perumusan arahan fokus pengembangan penelitian, dan ilmu pengetahuan dan teknologi kehutanan, dan menjadi duta diplomasi dari aspek iptek.

“Sebab IUFRO sering dijadikan rujukan oleh para pengambil kebijakan kehutanan dan lingkungan internasional,” tutup Prof Maryudi.

Kemampuan Mumpuni

Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Studi Agroekologi dan Sumber Daya Lahan UGM Prof.  Dr.  Satyawan Pudyatmoko mengakui bahwa kemampuan Prof Maryudi tidak diragukan lagi karena sangat produktif dalam menulis jurnal-jurnal nasional dan internasional.

“Artinya, beliau cukup memahami persoalan kehutanan yg terjadi termasuk implikasi risetnya terhadap konsekuensi kebijakan pemerintah,” ungkap beliau.

Hanya saja, lanjut Prof Satyawan, permasalahan serius saat ini yang perlu diluruskan adalah bagaimana mewujudkan sinkronisasi antara hasil riset yang dilakukan para peneliti menjadi kebijakan pemerintah sehingga diharapkan berdampak pada program pembangunan pemerintah. 

“Sebab selama ini hasil riset peneliti Indonesia kurang dipergunakan dalam kebijakan pemerintah. Sehingga terjadi dikotomi antara riset dan program pemerintah. Masing-masing jalan sendiri dan tidak terimplementasi optimal, meski sudah berupaya dikembangkan,” terang dia.

Prof Satyawan menambahkan, terpilihnya Prof Maryudi diharapkan dapat menjembatani kebutuhan riset nasional khususnya pada isu-isu kehutanan dan kebijakan terkait. 

“Pada tataran global, peran peneliti Indonesia diharapkan mampu memengaruhi dan berkontribusi pada kebijakan global. Tapi itu juga tergantung pada visi misi yang beliau emban untuk dilaksanakan,” tandas Prof Satyawan. (BA/AM)

Tags: IUFROUGM
ShareTweetPin

Related Posts

Asisten Administrasi Sekda Jateng Hadiri HUT ke-30 dan Rakernas Paguyuban Jawa Tengah di Jakarta*

Asisten Administrasi Sekda Jateng Hadiri HUT ke-30 dan Rakernas Paguyuban Jawa Tengah di Jakarta*

November 16, 2025
Sudah Tujuh Tahun Berturut, Aice Raih Top Brand Award

Sudah Tujuh Tahun Berturut, Aice Raih Top Brand Award

October 13, 2025
Terobosan Baru Perfect Dalam Cover Complexion & Blur Make Up Seperti Sempurna

Terobosan Baru Perfect Dalam Cover Complexion & Blur Make Up Seperti Sempurna

October 9, 2025
Sampoerna University Resmi Luncurkan Program Master Berstandar Internasional, Bisa Raih Dua Gelar Magister

Sampoerna University Resmi Luncurkan Program Master Berstandar Internasional, Bisa Raih Dua Gelar Magister

April 17, 2025
Pembalut Super Nyaman dan Bebas Bau: Solusi Terbaik untuk Wanita Indonesia

Pembalut Super Nyaman dan Bebas Bau: Solusi Terbaik untuk Wanita Indonesia

April 12, 2025
Tim Peneliti Sampoerna University Berhasil Ubah Limbah Plastik Jadi Alternatif Aspal, Terobosan yang Lebih Ramah Lingkungan

Tim Peneliti Sampoerna University Berhasil Ubah Limbah Plastik Jadi Alternatif Aspal, Terobosan yang Lebih Ramah Lingkungan

March 26, 2025

POPULAR

  • Balaraja City Square Bangkit Kembali Bangun Pasar Laris SAIMAN Untuk Pedagang Dan Pengusaha Lokal

    Balaraja City Square Bangkit Kembali Bangun Pasar Laris SAIMAN Untuk Pedagang Dan Pengusaha Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • LindungiHutan Dorong Aksi Nyata untuk Lingkungan di Hari Bumi 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sepak Terjang dan Profil Dirut PLN Darmawan Prasodjo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengubah Kelas Anak Usia Dini Jadi Laboratorium Kreativitas: Gagasan Prof. Farida Mayar di Hari Pengukuhannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudah Tujuh Tahun Berturut, Aice Raih Top Brand Award

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Digital
  • Budaya
  • Hiburan
  • Ragam

© 2025 Makronesia.id - Support By eyepeMedia

No Result
View All Result
  • Home
  • Indeks Berita
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi
    • Tentang Kami

© 2025 Makronesia.id - Support By eyepeMedia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In