Dukung Ketahanan Energi, ASPEBINDO dan Satgas Energi BPP HIPMI Sampaikan Usul untuk Pengadaan Pasokan Batu Bara Nasional

0
270

Jakarta, Makronesia.id — Asosiasi Pemasok Batu Bara dan Energi Indonesia dan Satgas Energi BPP HIPMI menyelenggarakan webinar Energypreneur Strategic Talk dengan tema “Penguatan Ketahanan Energi Melalui Strategi Pengadaan Pasokan Batu Bara Nasional pada selasa (28/09/2021).

Webinar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dari bidang keahlian energi dan batu bara, seperti Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Ir. Sujatmiko, Wakil Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara Darmawan Prasodjo, Ph.D, Perwakilan Fungsionaris ASPEBINDO Dr H Adi Al Fatah Wallad SH MH, dan Ketua Dewan Pakar IKPLN (Ikatan Keluarga Pensiunan Listrik Negara) Nasri Sebayang.

Dalam webinar, masing-masing narasumber membahas topik yang berkaitan dengan penguatan ketahanan energi nasional dan pasokan batu bara, yang dipaparkan sesuai bidang dan latar belakang masing-masing narsum.

Dalam sambutan pembuka, Ketua Umum ASPEBINDO Dr. Anggawira, MM menyampaikan tujuan kegiatan ini yang hadir untuk memberikan tempat dan wadah komunikasi pengusaha dengan pengambil kebijakan khususnya dibidang pemasok energi dan batu bara nasional.

Ketua Bidang Perdagangan, Perindustrian, ESDM BPP HIPMI Iskandarsya Rama Datau juga menambahkan pentingnya mendorong peran pengusaha muda yang penuh inovasi bagi industri batu bara nasional dan menyediakan pasokan batu bara untuk PLN.

Sebagai pembicara pertama, Ir Sujatmiko memaparkan Kementerian ESDM tengah melakukan usulan strategi pengadaan batubara yang lebih stabil berupa kontrak jangka panjang. juga pengupayaan pasokan batubara langsung dari perusahaan tambang. Ditjen Minerba juga menetapkan persentasi minimal DMO batubara pemegang PKP2B, IUPK, dan IUP tahun 2021 sebesar 25% dari rencana produksi.

“Kami juga pengupayaan pasokan batubara langsung dari perusahaan tambang. Melalui Ditjen Minerba ditetapkan persentasi minimal DMO (Domestic Market Obligation) batubara pemegang PKP2B, IUPK, dan IUP tahun 2021 sebesar 25% dari rencana produksi.,” Tambah Sujatmiko dalam webinar ini.

Hal tersebut didukung oleh penjelasan Darmawan Prasodjo, PhD terkait strategi PLN menuju ketahanan energi dan transisi menuju penggunaan energi baru terbarukan. Ia menjelaskan bahwa saat ini PLN mengupayakan adanya keseimbangan antara pengusahaan ketahanan energi dengan adanya penerimaan bagi negara.

PLN, lanjut Darmawan, telah mengupayakan berbagai upaya untuk menyederhanakan proses pengadaan batu bara dan pembayaran seperti dengan adanya digitalisasi payment dan juga melalui kontrak jangka panjang dengan penambang.

Kendati demikian Darmawan Prasodjo juga menyampaikan kesiapan PLN dalam berdialog dengan stakeholder batubara lain seperti trader.

“It’s only beginning kedepan kita terus kolaborasikan dan kita rembukan apa yang menjadi concern pengusaha pemasok energi dan batu bara. PLN akan dengan sangat terbuka dengan usul dan masukan untuk membangun bangsa ini bersama-sama,” ujar Darmawan.

Sementara itu hadir sebagai perwakilan pengusaha batu bara dan fungsionaris ASPBINDO, Dr H Adi Al Fatah Wallad SH MH memaparkan tanggapan pengusaha mengenai kebijakan penghapusan trader dan mendorong pasokan batubara langsung dari perusahaan tambang. Menurutnya, Pihak Trader selaku pemegang kontrak dengan PLN adalah pihak yang sangat loyal menjaga security chain of supply kebutuhan pasokan batubara untuk PLN.

“Permasalahan ini tidak sederhana, trader selama ini selalu konsisten mengupayakan pasokan batu bara untuk PLN agar kita memiliki ketahanan energi. penghapusan peran trader dapat berdampak pada pasokan batu bara ke PLN. Harus ada pembicaraan dan rembuk untuk merumuskan kebijakan ini,” ujarnya.

Menanggapi hal ini Wakil Direktur PLN dan Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM yang hadir, menyambut positif usulan tersebut agar dapat dihasilkan kebijakan yang berdampak baik.

Pada sesi terakhir, Nasri Sebayang mantan Direktur Konstruksi dan Energi Terbarukan PT PLN yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar IKPLN memandang kontrak jangka panjang dengan penambang besar belum cukup untuk menjamin kelangsungan pasokan batubara nasional.

“Solusinya seluruh potensi anak bangsa khususnya yang terkait bisnis batubara harus dimanfaatkan secara optimal. Baik melalui penambang besar yang memiliki infrastruktur dan modal cukup juga dengan penambang menengah kecil yang bekerja bersama trader melalui kontak jangka panjang dan kepastian volume yang dapat memenuhi DMO. Semua pihak bisa kolaborasi dan bekerjasama untuk pasokan utama ke PLN lalu ke end user lainnya,” Usul Nasri.

Sebagai informasi, webinar tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan mulai dari akademisi, pengusaha batu bara dan juga perwakilan pemerintah dan BUMN.

Dalam sambutan penutupnya, Ketua Umum ASPEBINDO, Dr Anggawira MM mengucapkan terima kasih kepada narasumber dan peserta yang secara aktif berdiskusi dan memberikan sumbangsih pemikirannya. Ia berharap agar kolaborasi yang terjadi pada siang hari ini mampu meningkatkan kompetensi pengusaha batu bara dan menjadi wadah pemerintah dalam mendengarkan aspirasi pengusaha yang dinauingi ASPEBINDO. (BA/REL)

 

 

Artikulli paraprakBenarkah Bisnis Jasa Angkutan Batu Bara Menggeliat Lagi?, Ini Penjelasannya
Artikulli tjetërHKTB dan CJ ENM Bekerjasama Tingkatkan Pariwisata dengan K-pop

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini