Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengataka, sektor wakaf Indonesia berpotensi menjadi katalis bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui mobilisasi pengumpulan dan pengelolaan yang tepat, wakaf dapat membuahkan kemaslahatan berlipat.
“Konsep wakaf, baik yang bersifat sosial maupun produktif, sangat relevan dengan strategi besar pemerintah dalam penurunan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem,” kata Wapres saat memberikan pidato secara virtual dalam Global Waqf Conference ke-12, pada Selasa (24/9/2024).
Menurutnya, pemerintah beserta seluruh pemangku kepentingan yang melakukan pengelolaan waqaf perlu melakukan 5 upaya untuk mengoptimalkan potensi wakaf.
Pertama, seluruh unsur pemerintah agar memperkuat kerja sama guna merumuskan mekanisme pengembangan wakaf yang efektif dan inklusif. Salah satu kerja sama yang diperlukan adalah penguatan landasan hukum dan pengawasan untuk memastikan pengelolaan wakaf sesuai syariah sehingga menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga wakaf.
Kedua, lembaga keuangan syariah, termasuk perbankan dan asuransi syariah, agar terus berkolaborasi dengan lembaga wakaf.
“Kolaborasi lembaga keuangan syariah dan lembaga wakaf diharapkan dapat melahirkan berbagai pilihan instrumen wakaf, seperti tabungan wakaf, sukuk wakaf, dan asuransi wakaf, untuk semakin memperkaya opsi investasi dan donasi berbasis wakaf,” kata Wapres.
Ketiga, Wapres meminta pengembangan digitalisasi wakaf hendaknya menjadi fokus utama untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik. Seperti pengembangan platform digital yang memudahkan masyarakat berwakaf dan sistem yang efektif memantau pengelolaan aset wakaf
Keempat, Wapres mendorong pengelolaan wakaf secara produktif guna memperluas pemberdayaan. Misalnya, melalui pemberian modal kerja dan pendampingan usaha pada sektor yang melibatkan masyarakat luas, seperti wakaf untuk rumah sakit, properti, perkebunan, dan sebagainya.
“Penyaluran manfaat wakaf harus tepat sasaran dengan memprioritaskan kantong kemiskinan dan kelompok rentan, seperti lansia, penyandang disabilitas, dan perempuan kepala keluarga,” jelas Wapres.
Kelima, Wapres mengajak semua pihak untuk terus meningkatkan kerja sama pengembangan wakaf hingga lintas negara, baik bilateral maupun multilateral.
“Kerja sama internasional dalam wakaf dapat meliputi pertukaran pengetahuan, pengembangan kebijakan, dan implementasi proyek lintas negara untuk memperkuat perannya dalam pembangunan global,” terang Wapres.
terakhir, Wapres berharap agar GWC ke-12 ini dapat menghasilkan terobosan dalam pengelolaan wakaf yang modern, produktif, dan inklusif. Wapres kembali mengajak seluruh pihak untuk mendukung kerja sama internasional agar wakaf bisa turut mewujudkan keadilan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan hingga di tingkat global.
Sebelumnya, Rektor Universitas Brawijaya Widodo menyampaikan dampak luar biasa wakaf di masyarakat mulai dari pemberdayaan perempuan, pengelolaan keuangan mikro, kredit, pendanaan, dan banyak fasilitas seperti proyek energi terbarukan.
“Jadi bersama-sama kita dapat melepaskan potensi penuh dan legalitas waqaf yang hebat. Dan sangat penting bagi kita semua untuk membuat warisan yang akan bertahan untuk generasi berikutnya,” kata Widodo.
Global Waqf Conference ke-12 kali ini dihadiri oleh pembicara dari Malaysia, Nigeria, Britania Raya, dan Kuwait. Sementara itu, konferensi diselenggarakan selama 3 hari, pada 24 s.d 26 September 2024, diprakarsai oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.