Hoax Dalam Kaitannya dengan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Media dan Pemerintah

0
324

Opini : Muhammad Bardansyah, Pengamat Sosial, Ekonomi dan politik

Beberapa hari ini mata kita tertuju pada postingan video tiktok tentang cek fakta sebuah media pemberitaan terkenal terhadap postingan informasi negative tentang seorang tokoh yang di dengungkan oleh orang-orang yang biasa di sebut pendengung; dan menurut media tersebut postingan tersebut adalah fitnah.

Menariknya media ini sendiri sering juga menyerang secara sporadis tokoh yang videonya di posting oleh para pendengung tadi . Publikpun bertanya , berita ini beneran atau juga Hoax ? Ya, masayarakat saat ini bingung dan ragu untuk menentukan apakah sebuah berita valid ataukah hanya hoax.

Begitu menyeramkan dan mengkhawatirkannya Hoax di negeri, Hoax ini memerkuat apa yang kita sebut sebagai Motivated Reasoning dan Comfirmation bias.

Apa sih motivated reasoning dan comfirmation bias itu ?

“MOTIVATED REASONING”. Yaitu sebuah penalaran yang nampak sangat logis dan rasional, padahal semua itu hanyalah upaya mencari PEMBENARAN atas suatu ide yang telah diyakini sebelumnya. Tujuannya? termotivasi untuk membela atau menyerang ide tertentu, bukan mencari kebenaran secara jernih, dari pihak mana pun kebenaran itu berasal.

COMFIRMATION BIAS bisa kita katakan kalau hati sudah dikuasai oleh cinta atau benci, dan berketetapan, pokoknya saya pro ini, anti itu, kita akan cenderung meyakini kebenaran segala pendapat yang mendukung pendapat kita, dan mengabaikan segala argumen yang berlawanan dengan keyakinan kita. Kita jadi kehilangan akal sehat yang adil dan proporsional dalam menyikapi segala hal. Para psikolog menyebut kesesatan pikir yang mewabah akhir2 ini dengan istilah comfirmation bias.

Kedua fenomena ini semakin kuat tumbuh di negeri ini sebagai akibat dari berita-berita Hoax yang dihembuskan oleh orang-orang yang tidak perduli dengan negara persatuan yang diperjuangkan dengan keringat, darah dan air mata oleh para pejuang bangsa

Kembali  pada persoalan Hoax; Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mengapa masyarakat Indonesia mudah terpengaruh oleh berita hoax, antara lain:

Keterbatasan literasi informasi: Literasi informasi atau kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif sangat penting dalam mengatasi berita hoax. Sayangnya, di Indonesia, tingkat literasi informasi masih rendah, terutama di kalangan masyarakat yang kurang terdidik atau memiliki akses terbatas ke internet.

Rendahnya tingkat kepercayaan pada media resmi: Kredibilitas media resmi seperti televisi, radio, dan surat kabar telah menurun di Indonesia. Banyak orang merasa bahwa media tersebut tidak independen dan terlalu terkait dengan kepentingan politik atau bisnis tertentu. Hal ini membuat banyak orang mencari alternatif sumber informasi di internet, yang sayangnya juga penuh dengan berita hoax.

Efek filter bubble: Filter bubble atau gelembung filter adalah fenomena di mana seseorang hanya terpapar pada informasi yang sesuai dengan pandangan atau kepercayaannya sendiri, dan tidak terpapar pada sudut pandang yang berbeda. Hal ini dapat memperkuat keyakinan seseorang pada berita hoax dan mengabaikan bukti-bukti yang menyatakan sebaliknya.

Kebutuhan untuk mendapatkan perhatian: Banyak orang Indonesia ingin menjadi viral di media sosial, dan seringkali berbagi berita hoax karena ingin menjadi yang pertama memberikan informasi yang menarik atau kontroversial.

Dalam hal ini, penting bagi pemerintah dan institusi pendidikan untuk meningkatkan literasi informasi dan mengedukasi masyarakat tentang cara memfilter informasi yang tidak akurat atau tidak benar. Selain itu, media resmi juga harus meningkatkan kredibilitasnya dengan memberikan liputan yang obyektif dan akurat.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu masyarakat Indonesia menjadi lebih kritis dalam memilah berita dan tidak mudah terpengaruh oleh berita hoax:

Meningkatkan literasi media: Masyarakat harus dilatih untuk mengenali jenis-jenis berita dan cara memeriksa kebenarannya. Hal ini dapat dilakukan melalui program-program pelatihan literasi media yang menyasar masyarakat umum, baik secara online maupun offline.

Mengedukasi tentang bahaya berita hoax: Masyarakat harus diberikan pemahaman yang jelas mengenai bahaya berita hoax, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Dengan memahami bahaya berita hoax, masyarakat akan lebih waspada dan cenderung lebih kritis dalam memeriksa kebenaran sebuah berita.

Memperkuat regulasi media: Pemerintah harus memperkuat regulasi media, terutama media sosial, untuk mengurangi penyebaran berita hoax. Hal ini dapat dilakukan melalui peraturan-peraturan yang mengatur mengenai konten yang boleh dan tidak boleh dibagikan di media sosial.

Menumbuhkan kultur kritis: Pendidikan formal dan informal harus menumbuhkan kultur kritis di masyarakat. Kultur kritis dapat membantu masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap pandangan yang berbeda dan cenderung melakukan analisis yang lebih mendalam sebelum mengambil sebuah keputusan atau mempercayai sebuah berita.

Membuat kampanye anti-hoax: Masyarakat harus diimbau untuk membagikan informasi hanya dari sumber yang terpercaya dan menghindari menyebarluaskan berita hoax. Kampanye anti-hoax dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya berita hoax dan mempromosikan praktik yang lebih kritis dalam mengakses informasi.

Apakah iklim politik Indonesia yang sangat dinamis dan bahkan Irrasional berperan dalam bertumbuhnya masalah Hoax di negeri ini ?

Ya, iklim politik di Indonesia dapat mempengaruhi meningkatnya praktek hoax atau informasi yang salah, tidak benar, atau tidak akurat yang disebarkan di masyarakat. Seiring dengan meningkatnya polarisasi politik dan pertarungan kekuasaan, kelompok-kelompok politik dan masyarakat, dapat memanfaatkan hoax sebagai alat untuk memengaruhi opini publik, menjelekkan lawan politik, atau bahkan memperoleh keuntungan finansial.

Dalam beberapa kasus, para politisi dan pejabat pemerintah juga terbukti menyebarkan hoax sebagai strategi politik mereka. Hal ini dapat menciptakan kebingungan dan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat terhadap informasi yang diterima dan bahkan dapat membahayakan stabilitas politik dan sosial.

Namun demikian, kita harus membedakan antara informasi yang salah atau hoax dengan kritik yang konstruktif dan kebebasan berekspresi yang diperlukan untuk memperkuat demokrasi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjadi lebih sadar dan kritis terhadap informasi yang mereka terima dan melakukan verifikasi fakta sebelum menyebarkan informasi tersebut. Selain itu, pemerintah juga harus memperkuat upaya untuk memberikan edukasi dan mempromosikan pemahaman yang benar terhadap informasi dan media sosial di masyarakat.

Mendidik masyarakat untuk tertarik pada literasi kebenaran berita dan bagaimana mengenali berita hoaks bisa menjadi tantangan, namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan:

Kampanye sosial media: Kampanye sosial media yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berita hoaks dapat dilakukan. Dalam kampanye ini, informasi yang disediakan haruslah mudah dipahami dan dapat menginspirasi masyarakat untuk mengambil tindakan dalam memverifikasi berita.

Pelatihan literasi digital: Mengadakan pelatihan literasi digital bagi masyarakat untuk membantu mereka memahami sumber informasi yang dapat dipercaya dan cara memverifikasi berita. Pelatihan ini bisa dilakukan secara online atau offline dengan metode pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami.

Kolaborasi antara media dan lembaga pendidikan: Kolaborasi antara media dan lembaga pendidikan dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi kebenaran berita. Ini bisa berupa pelatihan bagi guru dan siswa tentang cara memverifikasi informasi dan mengidentifikasi berita hoaks.

Komunitas literasi: Membentuk komunitas literasi yang terdiri dari masyarakat yang tertarik untuk belajar dan berbagi informasi tentang literasi kebenaran berita dan bagaimana memerangi hoaks. Komunitas ini dapat dilakukan secara online atau offline dan memberikan dukungan bagi anggotanya untuk terus meningkatkan pengetahuan mereka.

Penghargaan bagi media dan jurnalis: Memberikan penghargaan bagi media dan jurnalis yang telah berhasil menghasilkan berita yang akurat dan terverifikasi dapat memberikan dorongan bagi masyarakat untuk mempercayai dan menghargai berita yang telah diverifikasi.

Dalam mengajarkan literasi kebenaran berita dan memerangi berita hoaks, penting untuk diingat bahwa pendidikan dan kesadaran masyarakat adalah kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mengapa ketertarikan tentang berita hoax cenderung terjadi di negara-negara berkembang ketimbang negara maju di Asia, antara lain.

Tingkat literasi dan pendidikan yang rendah: Negara-negara berkembang di Asia umumnya memiliki tingkat literasi dan pendidikan yang lebih rendah dibandingkan dengan negara maju. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat menjadi lebih mudah terpengaruh oleh berita hoax dan sulit untuk membedakan antara fakta dan opini.

Kurangnya akses terhadap media yang kredibel: Di negara-negara berkembang, akses terhadap media yang kredibel seperti koran dan televisi seringkali terbatas. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat lebih mudah terpapar oleh berita-berita palsu yang beredar di media sosial dan platform digital.

Kepercayaan yang tinggi terhadap informasi yang diterima dari teman atau keluarga: Di negara-negara berkembang, masyarakat seringkali memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap informasi yang diterima dari teman atau keluarga. Hal ini dapat memperkuat penyebaran berita hoax melalui jaringan sosial.

Ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan media resmi: Di beberapa negara berkembang, masyarakat tidak mempercayai pemerintah atau media resmi. Hal ini dapat membuat masyarakat lebih rentan terhadap berita-berita alternatif yang tidak diverifikasi secara akurat.

Namun demikian, perlu dicatat bahwa tidak semua negara berkembang mengalami masalah yang sama terkait berita hoax. Ada juga negara berkembang yang telah berhasil memperkuat literasi media dan mengembangkan media yang kredibel, serta melakukan upaya pencegahan terhadap penyebaran berita-berita palsu

Apakah kredibelitas pemerintah berpengaruh terhadap suburnya  berita Hoax di negeri ini ?

Ya, kredibilitas pemerintah sangat berpengaruh terhadap suburnya berita hoax di masyarakat. Ketika masyarakat memiliki keyakinan kuat terhadap kredibilitas pemerintah, mereka cenderung lebih percaya terhadap informasi yang disampaikan oleh pemerintah dan lebih waspada terhadap berita yang tidak terverifikasi atau tidak jelas asal-usulnya. Namun, jika kredibilitas pemerintah dipertanyakan, maka masyarakat akan lebih rentan terhadap propaganda dan berita hoax.

Jika masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja pemerintah atau merasa bahwa pemerintah tidak transparan dalam menyampaikan informasi, maka mereka akan mencari sumber informasi alternatif seperti media sosial, dan dapat menjadi lebih mudah terpengaruh oleh berita yang tidak benar atau manipulatif. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk membangun kredibilitas yang kuat dengan menyediakan informasi yang jelas dan akurat serta bertindak tegas terhadap penyebaran berita hoax.

Bagaimana generasi muda berperan dalam mengurangi berita hoax di negeri ini?

Peran generasi muda sangat penting dalam mengurangi informasi hoax di Indonesia. Mungkin beberapa hal ini  dapat dilakukan oleh generasi muda untuk mengurangi informasi hoax di Indonesia:

Meningkatkan literasi digital dan media sosial

Generasi muda harus meningkatkan literasi digital dan media sosial mereka. Mereka harus memahami bagaimana informasi tersebar di media sosial dan bagaimana cara memverifikasi kebenaran informasi yang mereka terima sebelum membagikannya ke orang lain.

Menggunakan media sosial secara bijak

Generasi muda harus menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab. Mereka harus mempertimbangkan efek dari informasi yang mereka bagikan ke orang lain dan berpikir dua kali sebelum membagikan informasi yang tidak jelas kebenarannya.

Menjadi sumber informasi yang terpercaya

Generasi muda juga dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dengan membagikan informasi yang mereka dapatkan dari sumber yang terpercaya dan memverifikasi informasi yang mereka terima sebelum membagikannya ke orang lain

Membantu mengedukasi masyarakat tentang informasi hoax

Generasi muda dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang informasi hoax dengan membagikan informasi tentang bagaimana cara memverifikasi kebenaran informasi dan mengenali tanda-tanda informasi yang tidak benar.

Melaporkan informasi hoax ke pihak yang berwenang

Generasi muda juga dapat membantu mengurangi informasi hoax dengan melaporkan informasi yang tidak benar ke pihak yang berwenang, seperti platform media sosial atau lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam penanganan informasi hoax.

Dengan melakukan hal-hal di atas, generasi muda dapat berkontribusi dalam mengurangi penyebaran informasi hoax di Indonesia dan membantu masyarakat menjadi lebih cerdas dalam menggunakan media social.

 

Artikulli paraprakAksi Nyata Masa Sekarang: Cara Gen Z Jawab Tantangan Masa Depan Cerah
Artikulli tjetërMenjawab Tantangan Pasar, Niagahoster Inisiasi Digital Marketing Funnel

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini