(Menanti Kejutan Prabowo)
Oleh : Ilham Prasetya Gultom,S.H.,M.Han, Advokat, Pemerhati Pertahanan, Lulusan Magister Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan (UNHAN) Indonesia
Sebanyak 34 Menteri pada Kabinet Indonesia Maju telah dilantik. Terlepas dari pertimbangan politik yang melatarbelakangi pemilihan nama nama menteri tersebut, publik berharap bahwa kabinet baru ini dapat segera membantu Presiden untuk bekerja merealisasikan janji kampanyenya. Masuknya nama Prabowo Subianto dan Edy Prabowo dari Partai Gerindra tentu saja menambah warna baru pada Kabinet kali ini. Tidak tanggung tanggung, kursi Menteri Pertahanan menjadi milik Prabowo Subianto. Dan tentu saja sebagai bagian dari Triumvirat, posisi Menteri Pertahanan adalah satu jabatan yang stategis, baik secara politik maupun pemerintahan. Yang juga cukup mengejutkan adalah masuknya Edy Prabowo menggantikan Menteri yang paling fenomenal pada kabinet sebelumnya, Ibu Susi Pudjiastusti. Netizen terbelah, senang Prabowo menjadi Menhan, tapi banyak yang menyayangkan kenapa Ibu Susi tidak masuk kabinet lagi. Itulah realitas politik.
Dalam catatan politik dunia modern, baru kali ini terjadi seorang rival pada pemilihan presiden mau menjadi menteri pada kabinet presiden terpilih. Namun apapun yang menjadi latar belakangnya, biarlah Prabowo dan Joko Widodo yang tahu. Publik hanya perlu pembuktian kerja yang memberikan hasil positif bagi bangsa dan Negara.
Tulisan ini pada dasarnya dibuat untuk mengangkat issue pertahanan. Menjadi menarik, karena pada debat capres yang lalu, Prabowo begitu menggebu gebu mengangkat isu tentang lemahnya pertahanan Indonesia. Dan tentu saja Jokowi selaku petahana tidak mau kalah begitu saja. Penguatan SDM TNI dan industri pertahanan menjadi senjata bagi Jokowi untuk menangkal serangan serangan Prabowo pada acara debat tersebut. Satu kejadian menarik terjadi sewaktu Presiden Joko widodo memperkenalkan calon calon Menterinya di tangga Istana. Presiden setelah memperkenalkan nama menteri, dilanjutkan dengan memberikan penekanan tugas dan program yang akan dikerjakan. Namun hal itu tidak berlaku bagi Prabowo Subianto. Presiden Joko Widodo malah menyatakan bahwa Prabowo lebih paham tugasnya daripada Presiden sendiri. Menarik bukan, apalagi dikaitkan dengan pernyataan Presiden, bahwa tidak ada visi misi Menteri, yang ada adalah visi misi Presiden dan Wakil Presiden. Nah,…..
Sebelum lebih jauh membahas tentang arah pertahanan Indonesia, penulis mencoba mengingatkan kembali para pembaca tentang Visi Misi Capres Joko Widodo dan Capres Prabowo Subianto di bidang Pertahanan. Hal ini penting dikemukakan sebagai pijakan kita dalam menganalisa seperti apa nantinya arah pertahanan Indonesia kedepan.
Visi Misi Joko Widodo dalam bidang Pertahanan
Sebagai Presiden terpilih, maka visi misi yang telah dijanjikan pada masa kampanye kemarin akan dijadikan sebagai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2025. Begitu juga visi misi dibidang pertahanan, akan diterjemahkan kedalam buku Putih pertahanan tahun 2020 untuk menggantikan buku putih pertahanan tahun 2015.
Untuk mengingatkan kembali, dalam debat Capres yang lalu, Capres Joko Widodo menyampaikan betapa pentingnya untuk melakukan peningkatan dan pengembangan kualitas SDM TNI. Penguasaan tehnologi persenjataan dan cyber. Pembangunan industri pertahanan dalam rangka menciptakan alutsista serta kerjasama dengan Negara lain. Mengembangkan Air Defense Identification Zone (ADIZ) dan Indonesia Maritime Identification Zone ( IMIZ). Penambahan kekuatan satuan baru di wilayah terluar. (Rpublika.co.id : Visi Pertahanan Jokowi dinilai lebih baik dibanding Prabowo , Selasa 02 April 2019)
Visi Misi Prabowo dalam bidang Pertahanan
Pada debat pilpres yang lalu, Prabowo pernah mengatakan bahwa pertahanan Indonesia sangat lemah. Bahkan Prabowo menyampaikan Indonesia hanya mampu berperang 3 hari yang dia rujuk dari pernyataan Menhan RI Ryamizard Ryacudu. Walaupun kemudian Ryamizard membantah dengan mengatakan Indonesia mampu berperang dalam waktu yang lama karena memiliki pabrik sendiri untuk memenuhi kebutuhan perang. (CNN Indonesia,nasional: Mengingat ulang visi Prabowo yang “lebih TNI dari Banyak TNI”, Kamis 24/10/2019).
Masih dalam debat tersebut, Prabowo menyampaikan bahwa alutsista milik Indonesia masih dibawah standar, mengingat betapa luasnya wilayah Negara Indonesia ini. Jumlah kapal selam, pesawat, sky drone fighter , peluru kendali yang masih minim. Anggaran pertahanan yang juga masih minim bila dibandingkan dengan Negara lain. Prabowo menyampaikan bahwa anggaran pertahanan yang hanya 5 % dari APBN sangat jauh sekali bila dibandingkan dengan Singapura yang memiliki anggaran pertahanan mencapai 30 % dari APBN mereka.
Kondisi ini disebabkan ketiadaan uang pemerintah. Uang yang ada malah bocor ke luar negeri. Hal inilah yang mengakibatkan terbatasnya belanja Alutsista. Prabowo Subianto tentu tahu banyak hal mengenai pertahanan. Latar belakangnya sebagai militer tentu saja menjadi alasan kekhawatirannya terhadap kondisi pertahanan Indonesia. Ada beberapa poin penting yang akan digagas oleh Prabowo, seperti :
- Peningkatan kemampuan industry strategis nasional memenuhi kebutuhan alutsista.
- Peningkatan anggaran pertahanan untuk memenuhi kekuatan minimum dan melakukan modernisasi alutsista.
- Memperkuat dan mengembangkan kapabilitas badan pertahanan siber.
- Memperkuat kehadiran TNI di daerah pebatasan dan pulau terluar yang rawan konflik.
- Memperkuat sinergitas TNI Polri dalam pencegahan serta penanggulangan aksi terorisme.
Kondisi Dan Ancaman Terkait Pertahanan
“war does not determine who is right- only who is left” Bertrand Russel.
Dalam perang tidak dibicarakan siapa yang benar. Perang juga tidak untuk menentukan siapa yang benar. Perang hanya bicara siapa yang tersisa. Demikian kata Bertrand Russell, seorang filsuf ternama di Britania Raya. Kekuatan militer acapkali dijadikan sebagai acuan untuk mengukur kekuatan pertahanan suatu Negara. Global Fire Power baru baru ini telah merilis kekuatan militer 137 negara di dunia. 10 negara terkuat dipuncaki oleh Amerika Serikat, Russia, China, India, Perancis, Inggris, Korea Selatan, Jepang,Turki, Jerman. Indonesia sendiri berada di peringkat 16 dunia.
Dengan total populasi penduduk ± 262.787.403 jiwa, Indonesia memiliki tenaga kerja yang tersedia sebanyak ± 130.868.127 jiwa, dan yang memiliki kemampuan yang layak untuk bekerja sebanyak ± 108.620.545 jiwa. Adapun penduduk yang usianya bisa untuk masuk militer adalah ± 4.540.339 jiwa setiap tahunnya. Dari angka angka tersebut, jumlah total anggota militer ± 800.000 jiwa yang terdiri dari anggota aktif ± 400.000 jiwa dan cadangan (pensiun) ± 400.000 jiwa.
Dalam laporan Global Fire Power tersebut, indikator kekuatan militer sebuah Negara dilihat dari :
- Man Power
- Air power
- Land Strength
- Naval Strength
- Petroleum Resources
- Logistik
- Keuangan/Anggaran
- Geografi;
(Globalfirepower.com- 2019 Military Strength Rangking)
Adapun kekuatan militer di Asia Tenggara, Indonesia berada dipuncak, disusul Vietnam (23), Thailand (26), Myanmar (37), Malaysia (41), Singapura (59), Piliphina (64), Kamboja (107), Laos (127). Secara angka angka kita boleh berbangga diri. Namun perlu di ingat, bahwa saat ini kekuatan pertahanan yang sebenarnya terletak pada kemampuan suatu Negara untuk mengelola Asta Gatra nya. Apalagi pada masa modern sekarang ini, kekuatan militer tidak lagi menjadi dominan dalam urusan pertahanan sebuah Negara.
Perang juga sudah mengalami banyak perubahan. Perang konvensional sudah digantikan dengan perang asimetris. Perang dagang, perang cyber, perang mata uang berlangsung terus menerus setiap saat. Kewaspadaan nasional tentu mutlak diperlukan untuk mencermati keadaan saat ini. Kajian kajian meliputi analisa lingkungan strategis harus terus ditingkatkan dan dipertajam,.
Sistem Pertahanan Negara yang meliputi doktrin Pertahanan, Strategi pertahanan, postur pertahanan, dan struktur pertahanan serta tehnologi pertahanan, harus dikaji dengan objektif. Tentu saja dalam melakukan kajian tersebut, visi kebangsaan harus dikedepankan. Pertahanan Negara bukan sesuatu yang boleh di negasikan, sejatinya pertahanan Negara harus selalu menjadi prioritas utama karena kedaulatan negara akan terjaga bila pertahanan negaranya kuat.
Sistem pertahanan Negara semesta merupakan sistem pertahanan yang bersifat semesta, yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman.
Rumusan ini memiliki nilai histori yang tinggi. Kemanunggalan TNI dengan Rakyat rasanya tidak perlu lagi diragukan. Sejarah sudah mencatat dengan baik, bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia adalah hasil perjuangan segenap anak bangsa. Pengorbanan darah, air mata , harta dan nyawa sudah tidak bisa dihitung lagi.
Akan tetapi perkembangan lingkungan strategis antar Negara yang begitu cepat, tidak boleh membuat kita larut berlama lama dalam romantisme masa lalu. Negara harus tetap berjalan ditengah persaingan global, berikut ancaman global yang semakin menjadi jadi. Konflik Timur tengah, Konflik di Afrika, Terorisme global, kejahatan cyber, peredaran narkoba akan berimbas pada Negara kita.
Dalam buku putih Pertahanan 2015 telah menyebutkan, bahwa Perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dewasa ini mempengaruhi penyelenggaraan pertahanan negara. Dinamika yang perlu dicermati dalam kurun lima tahun ke depan diantaranya pertumbuhan ekonomi yang berimplikasi pada perkembangan kekuatan militer khususnya di kawasan Asia Pasifik. Dinamika ini sangat memengaruhi pola dan
bentuk ancaman yang semakin kompleks dan multidimensional, berupa ancaman militer, ancaman nonmiliter dan ancaman hibrida yang dapat dikategorikan dalam bentuk ancaman nyata dan belum nyata. Wujud ancaman tersebut diantaranya terorisme dan radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata, bencana alam, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan pencurian kekayaan alam, wabah penyakit, serangan siber dan spionase, peredaran dan penyalahgunaan narkoba serta konflik terbuka atau perang konvensional. Kondisi dalam negeri juga tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan strategis yang dipicu oleh faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Perkembangan ini menjadi tantangan yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pertahanan negara di Indonesia.
Menerka Arah Pertahanan Indonesia
Terpilihnya Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan ternyata efektif untuk menurunkan tensi masyarakat yang terbelah selama ini. Media sosial menjadi tenang, hiruk pikuk selama hampir 2 tahun terakhir ini perlahan lahan mulai hilang. Kebesaran hati Prabowo dan Jokowi untuk bekerjasama menimbulkan reaksi positif, baik didalam maupun di luar negeri. Dari pandangan politik, langkah yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dinilai tepat untuk meneduhkan kembali bangsa ini.
Selain aspek politik, secara personal, Prabowo Subianto adalah salah satu tokoh militer yang cukup berpengaruh di Indonesia. Kemampuannya dalam memimpin organisasi militer, mulai dari tingkat batalyon, brigade, Komandan Satuan, Komandan Grup, Danjen Kopassus, sampai menjadi Pangkostrad sudah cukup menggambarkan bagaimana sosok Prabowo Subianto. Medan operasi dan penugasan semenjak menyandang pangkat Letnan Dua selalu berada di garis depan. Operasi pembebasan sandera ekspedisi Lorentz 95 telah mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Tentu saja, dengan seabrek pengalaman militer tadi, ditambah dengan pendidikan militer yang cukup, baik di dalam maupun di Luar negeri akan menjadi bekal yang kuat bagi Prabowo untuk mulai bekerja sebagai Menteri Pertahanan Indonesia ke 26.
Penulis berkeyakinan, bahwa Presiden Joko Widodo akan memberikan keleluasaan bagi Prabowo untuk menjalankan program kerjanya yang selaras dengan visi misi Presiden di bidang pertahanan. Secara garis besar, pembangunan kekuatan pertahanan menjadi ide bersama antara Presiden dengan Menhan Prabowo. Mereka sepaham bahwa Pertahanan tidak boleh diabaikan. Tentu saja Negara Negara luar menjadi gelisah melihat kebersamaan ini, dan akan terus mengintip kelemahan kita. Oleh sebab itu, peningkatan kekuatan pertahanan menjadi warning bagi Negara luar yang ingin mencoba coba mengganggu kedaulatan Negara Republik Indonesia.
Bila program kementerian Pertahanan untuk membangun dan meningkatkan industri Pertahanan terjadi, penulis tidak bisa membayangkan bagaimana semaraknya perputaran ekonomi nantinya. Karena sejatinya bila industry pertahanan sebuah Negara maju dan meningkat, pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan dan kekuatan pertahanan negara serta mendorong pertumbuhan kemandirian ekonomi.
Hasil riset beberapa lembaga dunia, seperti Standard Chartered Research, International Monetary Fund (IMF) dan City Investment Research and Analysis, Indonesia diproyeksikan akan menjadi raksasa ekonomi baru dunia bersama beberapa negara lainnya dalam beberapa tahun mendatang.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kondisi ini akan didorong salah satunya dengan meningkatnya kemampuan industri pertahanan dalam negeri yang mandiri. Karena, kekuatan industri pertahanan yang dimiliki suatu negara mencerminkan kekuatan ekonomi suatu negara. Seperti halnya beberapa negara-negara maju didunia saat ini, seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia dan Perancis yang maju perekonomiannya karena ditopang oleh industri pertahanan yang maju.
Efektifitas penggunaan anggaran tentu akan disikapi dengan sangat serius oleh Prabowo. Kementerian Pertahanan memiliki anggaran terbesar untuk tahun 2020 yakni 127,4 Trilyun. Mengutip Buku Himpunan RKAKL TA 2020 dari laman resmi Kementerian Keuangan, alokasi anggaran Kemenhan untuk pengadaan alutsista dengan alokasi anggaran Rp 14,53 triliun. Namun yang harus diketahui oleh publik juga, bahwa anggaran sebesar 127,4 Trilyun itu dibagi lagi kepada Mabes TNI, TNI AD,TNI AL, dan TNI AU. Oleh karena itu, diharapkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh Prabowo, anggaran untuk tahun tahun berikutnya bisa ditingkatkan.
Diplomasi pertahanan juga menjadi satu strategi untuk menjaga kedaulatan bangsa dan Negara. Berbekal jaringan yang dimiliki oleh Prabowo, baik jaringan militer maupun jaringan pengusaha internasional. Sangat terbuka kemungkinan, bahwa kerjasama kerjasama di bidang Industri pertahanan, akan meningkat lebih tajam. Transfer of Technology , berikut imbal dagang dalam pembelian alutsista akan lebih terarah dan menguntungkan Indonesia. Sikap tegas sekaligus cerdas yang dimiliki oleh Prabowo rasanya akan menjadi nilai positif bagi Indonesia dalam membangun kerjasama kerjasama kedepan dengan dunia Internasional. Tentu saja para mafia berkedok broker, calo dan dibantu “para pengkhianat bangsa” akan gerah dengan sepak terjang yang dilakukan oleh Prabowo. Untuk itu, Prabowo juga harus sudah memiliki rencana dalam menghadapi para mafia tersebut.
Tidak bermaksud memuji tanpa melihat bukti, penulis rasa rasanya bisa menerka bahwa pergerakan yang akan dilakukan oleh Prabowo sudah akan menunjukkan hasil dalam 1 tahun kepemimpinannya nanti. Kementerian Pertahanan akan bergerak dengan cepat, jajaran yang tidak bisa mengikuti harus bersiap siap untuk dicopot. Yang memiliki mental calo, disarankan untuk segera mundur daripada malu nantinya. Pembersihan Internal relatif akan berjalan senyap tapi memiliki efek positif yang kuat.
Kejutan kejutan ala Prabowo juga akan menarik untuk di ikuti. Sebagaimana dulu bila Prabowo datang ke kesatuan dengan menaiki helicopter dan tanpa pemberitahuan, maka semua prajurit dikumpulkan di lapangan. Perwira sudah pada ketar ketir. Bagaimana tidak, Prabowo akan langsung menanyakan kepada Prajurit apakah hak hak nya sudah diterima atau belum. Bila jawabannya belum, maka alamat kiamat datang menghampiri perwira perwira di satuan itu.
Kejutan kejutan seperti itu rasa rasanya akan kembali dipraktekkan oleh Prabowo. Tentu saja penulis tidak mampu menerka seperti apa kejutan yang akan dimainkannya nanti. Yang pasti, kejutan itu akan terasa manfaatnya bila kemudian Kekuatan Pertahanan kita mampu menembus 10 besar dunia, bersanding dengan Negara Amerika Serikat, Rusia, dan China.
Semoga.