Jakarta, Makronesia.id – Calon Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jaya periode 2020-2023 Muhamad Alipudin merupakan sosok pengusaha muda nasional. Berbagai pengalaman hidup, mulai dari berjualan di kampus hingga pasang surut rintisan usahanya, tidak membuat dia putus asa untuk meraih kesuksesan.
Pria yang akrab disapa AP ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya merupakan pedagang hasil bumi yang cukup sukses. Yang dijual dari pupuk, pestisida, beras, sampai ayam dan telur. Usaha ayahnya cukup berkembang, selain memiliki toko di Tangerang, ayahnya memiliki toko di Jakarta Barat. Kedua orangtuanya juga penggiat koperasi dan aktif di organisasi keagamaan seperti Nahdlatul ‘Ulama (NU).
Sejak kecil, ayahnya menanamkan nilai-nilai entrepreneurship dalam kehidupan Alipudin. Dia pun sudah terbiasa hidup mandiri sejak kecil.
“Sejak SMP sudah terbiasa hidup mandiri di pesantren,” Ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Ketika pria asal Desa Pekayon, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten duduk di bangku kelas dua SMA, berita duka datang secara tiba-tiba. Ayahnya meninggal karena kecelakaan.
“Keluarga kami seperti tersambar petir. Saat itu saya masih kelas 2 SMA, kakak baru saja lulus kuliah, dan adik masih balita, kami tidak siap. Cobaan datang bertubi-tubi, toko hasil bumi di Tangerang terbakar, kendaraan dijual untuk melunasi hutang,” jelasnya.
Saat lulus sekolah di tengah sulitnya ekonomi, Alipudin tidak mau kuliah karena tidak ingin menambah beban keluarganya. Akan tetapi, ibu dan kakaknya terus mendorong Alipudin untuk kuliah.
“Awalnya sempat tidak mau kuliah, takut menambah beban keluarga. Mereka bilang tidak usah memperdulikan biaya,” ucapnya.
Tidak lama kemudian, teman Alipudin pun mengajak untuk mendaftar di Universitas Trisakti. Setelah izin dari ibu dan kakak, akhirnya Alipudin mendaftar dan diterima di jurusan Teknik Pertambangan.
“Kuliah pun kost di dekat Universitas Trisakti ketika pendidikan S1 jurusan Teknik Pertambangan, setelah itu lanjut S2 magister Manajemen di kampus yang sama,” ungkapnya.
Setiap minggunya, dia mendapatkan uang dari ibunya sebanyak Rp 80.000 untuk bekal hidup di Jakarta. Akhirnya Alipudin berdagang untuk tambahan hidup sehari-hari.
“Dekat kost banyak home industry pembuat sandal gunung dan jaket yang cukup berkualitas, setiap minggu saya bawa ke kampus untuk dijual. Karena aktif di himpunan dan organisasi, semisal ada buat jaket atau kaos angkatan, saya yang kerjakan. Jadi berjualan untuk tambahan, tapi fokus kuliah dan organisasi tidak terpecah,” tambahnya.
Saat kuliah, Alipudin aktif di beberapa organisasi, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Perhimpunan Mahasiswa Pertambangan Indonesia, dan Kongres Mahasiswa. Setelah lulus pun Alipudin juga aktif di beberapa organisasi.
“Saya terdaftar aktif sebagai salah satu ketua di Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), juga terdaftar sebagai Pengurus Nasional Karang Taruna (PNKT) dan Gema Nahdlatul ‘Ulama (NU),” ucapnya.
Karena senang berorganisasi dan berbisnis, dia memutuskan tidak bekerja formal setelah lulus kuliah. Dengan modal terbatas, Alipudin bersama temannya membuat comanditaire venootschap (CV) di umurnya yang masih 24 tahun.
“Saya membuat CV sama teman saya, mengerjakan proyek di antaranya bikin sekolah dan jalan. Selama tiga tahun cukup berkembang, sampai tahun 2008 terkendala karena harga bahan bakar minyak (BBM) naik dan berimbas pada komoditas lainnya. Walaupun hampir merugi, karena komitmen, alhamdulillah semua proyek selesai. Setelahnya, atas saran ibu, pada tahun 2009 sampai 2013, saya bekerja di perusahaan pertambangan,” tuturnya.
Alipudin menikah dengan istrinya, drg. Putih Sari pada 2011. Satu almamater tapi berbeda jurusan, Putih Sari di jurusan Kedokteran Gigi. Mereka dikaruniai anak perempuan dan laki-laki.
“Saya menikah tahun 2011, merintis bisnis stone crusher di tahun 2012, resign dari perusahaan tambang setahun kemudian. Karena 2013 merupakan tahun politik, saya membantu istri kampanye untuk periode keduanya sebagai Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI). Alhamdulillah, sekarang istri saya memasuki periode ketiga sebagai Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Gerindra,” jelasnya.
Setelah selesai membantu istrinya berkampanye, Alipudin baru fokus membangun bisnis lain seperti suplai komoditas, perusahaan trading hasil tambang dan konstruksi. Baginya, berbisnis atau membangun sebuah usaha bukanlah sekedar bekerja mencari uang semata. Tapi bagaimana kita dapat membuka lapangan pekerjaan, memberdayakan serta mensejahterakan orang lain.
“Alhamdulillah saya diberikan kesempatan untuk turut menyediakan lapangan kerja. Sejauh ini kurang lebih sudah ratusan orang yang terberdayakan, lebih produktif, dan insyaallah sedikit tersejahterakan. Menurut saya, ini merupakan kepuasan batin tersendiri bagi kami para pengusaha. Terutama ketika kami dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia,” tambahnya.
Perjalanan Alipudin pun tidak hanya sebatas pengusaha saja, tapi juga ikut berkecimpung di dunia organisasi HIPMI yang bermula pada 2014. Saat itu adalah tahun Alipudin mulai kembali membangun usahanya, di antaranya perusahaan konstruksi Tembesi Construction yang dinaungi oleh PT Tembesi Bangun Perkasa, perusahaan trading hasil tambang PT Berkah Jaya Agung, dan CV suplai komoditas sayur dan buah yang salah satu kliennya adalah Aero Cathering Service milik PT Garuda Indonesia.
“Pertama masuk HIPMI tahun 2014 di DPC Jakarta Timur, lalu 2015 naik ke HIPMI Jaya. Satu tahun kemudian, tepatnya 2016 saya diajak Anggawira, teman semasa kuliah dari HMI IPB untuk jadi Fungsionaris Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Departemen Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) yang ia ketuai. Kami berteman sejak 2001, sering diskusi, nongkrong, naik angkot, dan alhamdulillah kami survive, tidak putus silaturahmi dan masih berteman hingga menjadi pengusaha,” jelasnya.
“Terakhir, sekarang aktif sebagai Fungsionaris di BPP HIPMI Departamen Bidang OKK,” ujarnya.
Majunya Alipudin sebagai calon Ketua Umum HIPMI Badan Pengurus Daerah (BPD) Jakarta atau HIPMI Jaya ini dia niatkan sebagai ibadah. “Panggilan jiwa seorang kader HIPMI untuk turut serta memberikan kontribusi terbaik terhadap organisasi yang membesarkan saya,” lanjutnya.
Indikator keberhasilan organisasi menurut Alipudin adalah bagaimana organisasi tersebut bisa mewujudkan harapan anggotanya, dan bisa melahirkan kader terbaik yang dapat berkontribusi bagi organisasi dan negara. Untuk itu, Alipudin dalam pencalonannya menjadi Ketua Umum HIPMI Jaya periode 2020-2023 menyiapkan beberapa agenda.
“Untuk kemandirian organisasi, saya ingin mengadakan sistem dana abadi. Sumbernya bermacam, harapannya dana ini dikelola dengan baik. Hasilnya bisa untuk pembinaan anggota dan operasional organisasi,” katanya.
Alipudin juga akan mendorong sinergi HIPMI Jaya dengan pemerintah, khususnya DKI Jakarta. Dengan latar belakangnya dalam berorganisasi, Alipudin akan membawa HIPMI Jaya untuk terbuka dalam pergaulan lintas organisasi. Karena salah satu kekuatan organisasi adalah komunikasi. Karena anggota HIPMI Jaya memiliki latar belakang usaha yang beragam, Alipudin memiliki gagasan yang berangkat dari fenomena masyarakat Indonesia.
“Ketika lebaran banyak yang jual kue lebaran, yang mencari pun juga banyak. Kenapa tidak kita buat platform untuk anggota HIPMI Jaya dapat jual-beli dengan lebih mudah, tentunya dengan digitalisasi, lahirlah ide membuat JayaCommerce,” ujarnya.
Visi Alipudin, ingin menjadikan HIPMI Jaya yang maju, kuat, modern, dan bahagia anggotanya. Ada empat misi, yaitu membangun kemitraan strategis dengan pemerintah khususnya di DKI Jakarta, aktif dalam pergaulan lintas organisasi, mendorong digitalisasi untuk sesama anggota HIPMI agar bisa saling berkolaborasi yang salah satunya lewat JayaCommerce, dan dana abadi untuk kemandirian organisasi. Intinya, Alipudin ingin mendorong para anggota HIPMI Jaya yang sebagian besar bergerak di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) semakin naik kelas.
“Terakhir saya berharap HIPMI Jaya dapat lebih maju, membumi, dan manfaatnya dapat dirasakan oleh anggotanya. Harapan anggota HIPMI harus dapat terwujud, bisa mendapat teman, networking, dan menambah bisnis. Dari sisi pribadi, anggota dapat dibentuk menjadi kader, pematangan diri sebagai pengusaha, dan saling belajar kepada sesama pengusaha yang bergerak di sektor bisnis lainnya,” tutupnya.