Jakarta, Makronesia.id
– Industri logistik pengiriman di Indonesia merupakan sektor yang berkembang pesat. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memproyeksikan industri logistik tumbuh 5-8% tahun ini, yang ditopang oleh digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan pertumbuhan ekonomi, perdagangan elektronik dan peningkatan aktivitas bisnis secara online, permintaan akan layanan pengiriman logistik juga meningkat. Berbagai perusahaan logistik pengiriman, baik lokal maupun internasional, beroperasi di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Populix, sebagai perusahaan riset terkemuka di Indonesia telah merampungkan sebuah riset bertajuk “Indonesia Outlook on the Logistic Delivery Services” yang menyoroti perilaku pengiriman barang untuk pengiriman pribadi dan belanja online di Indonesia. Riset ini memberikan wawasan mendalam tentang preferensi dan kebiasaan masyarakat terkait penggunaan layanan pengiriman, serta tren dalam industri pengiriman barang.
“Riset yang kami lakukan menyajikan pandangan bahwa masyarakat Indonesia khususnya Gen Z dan Milenial mayoritas menggunakan jasa pengiriman barang untuk berbelanja online. Kecepatan pengiriman, pemantauan pengiriman real-time, jangkauan wilayah pengiriman yang luas, layanan tambahan pengiriman, lokasi agen pengiriman banyak dan pengiriman untuk berbagai jenis barang adalah beberapa aspek yang menjadi pertimbangan masyarakat Indonesia dalam memilih layanan pengiriman. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi perusahaan logistik dan penyedia layanan pengiriman untuk memaksimalkan operasional mereka guna memenuhi kebutuhan pengiriman,” ungkap Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix.
Preferensi Masyarakat pada Brand Jasa Pengiriman Barang
Dalam riset ini, ditemukan bahwa penggunaan layanan pengiriman sangat tinggi di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di kalangan Gen Z dan Milenial dalam konteks pengiriman barang untuk kebutuhan pengiriman pribadi dan belanja online. Sebesar 88% dari partisipan Gen Z mengaku menggunakan layanan pengiriman untuk pembelian online mereka, 12% lainnya menggunakan layanan pengiriman untuk kebutuhan pribadi. Hal yang sama terjadi pada generasi Milenial, di mana mayoritas 76% responden menggunakan pengiriman untuk berbelanja online. Dengan rata-rata mengirimkan barang baik untuk belanja online maupun pengiriman pribadi sebanyak 2 sampai 3 kali dalam sebulan. Ini menunjukkan bahwa pengiriman barang merupakan bagian integral dari pengalaman belanja online yang semakin populer di Indonesia.
Menurut preferensi responden dalam mengirimkan belanja barang online, Gen Z banyak menggunakan J&T Express (58%), lalu Shopee Express (32%), JNE (27%), SiCepat (23%), Gosend (7%), GrabExpress (4%), Ninja Express (4%), Pos Indonesia (3%), TIKI (2%),Wahana (1%), Paxel (1%), Indah Logistik (0%), Shipper (0%), Lalamove (0%). Pada generasi Milenial pun menunjukkan jika J&T Express (55%) merupakan layanan pengiriman yang paling sering digunakan untuk belanja online, kemudian JNE (34%), Shopee Express (18%), SiCepat (17%), Gosend (16%), GrabExpress (8%), Pos Indonesia (7%), TIKI (6%), Wahana (6%), Ninja Express (3%), Indah Logistik (3%), Paxel (2%), Shipper (1%), Lalamove (0%).
Alasan utama mayoritas responden dalam memilih brand pengiriman untuk pengiriman pribadi adalah kecepatan dalam pengiriman. Berbeda untuk pengiriman belanja online, mayoritas responden memiliki 2 alasan utama memilih brand, yakni keuntungan gratis ongkos kirim dan kecepatan pengiriman. Selain itu, mayoritas responden menggunakan asuransi pengiriman (66%), dengan alasan menjaga barang dari kehilangan atau kerusakan (87%), memastikan tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan (59%), untuk barang-barang berharga (48%), memastikan barang yang dikirimkan aman (35%). Jika dilihat dari kepuasan pelanggan dari brand pengiriman, untuk pengiriman pribadi rata-rata menyebutkan puas terhadap layanan yang diberikan dengan tingkat kepuasan tertinggi dari Gojek dan Shipper. Untuk pengiriman belanja online rata-rata responden juga puas terhadap layanan yang telah diberikan oleh brand.
Temuan riset juga menyoroti bahwa responden paling sering mengirimkan barang melalui belanja online berupa Makanan (80%), lalu disusul dengan (50%) Pakaian, (30%) Gadget, (23%) Peralatan kesehatan dan obat-obatan, serta (20%) peralatan elektronik. Beda hal nya dengan pengiriman barang pribadi, di mana barang yang paling sering dikirimkan menggunakan jasa pengiriman yakni Pakaian (63%), Makanan (46%), (25%) Obat-obatan, (15%) Gadget , (12%) Peralatan Elektronik.
Riset ini juga mengungkapkan metode pengiriman yang paling sering digunakan oleh responden yaitu dengan mengantarkan langsung barang ke cabang kurir terdekat, hal ini berlaku untuk pengiriman pribadi maupun belanja online. Namun, dari kedua jenis pengiriman tersebut memiliki perbedaan pada alasan menggunakan metodenya. Mayoritas pengiriman pribadi (71%) lebih mementingkan pada nomor pelacakan fisik untuk pemantauan, dilanjut dengan efisiensi ongkos dan waktu (37%), beberapa tujuan pengiriman dan pesanan (28%), ongkos kirim terjangkau (27%), asuransi sehari sampai (24%), pantauan langsung melalui aplikasi (23%), beragam layanan pengiriman termasuk pengemasan paket (19%), wilayah pengiriman seluruh Indonesia (16%), layanan pengiriman 24 jam (14%), dan yang terakhir merupakan promosi pengiriman (10%).
Berbeda dengan pengiriman pribadi dalam belanja online alasan menggunakan metode tersebut, 71% responden lebih mempertimbangkan waktu dan biaya pengiriman yang efisien, nomor pelacakan fisik untuk pemantauan (62%), beragam layanan pengiriman termasuk pengemasan paket (38%), beberapa tujuan pengiriman dan pesanan (33%), asuransi sehari sampai (33%), layanan pengiriman 24 jam (29%), promosi pengiriman (29%), ongkos kirim terjangkau (29%), pantauan langsung melalui aplikasi (24%), dan yang terakhir merupakan wilayah pengiriman seluruh Indonesia sebesar 24%.
Preferensi Penjual untuk Pengiriman Barang
Pada riset ini juga melihat pandangan dari sisi penjual dengan mayoritas responden menjual beberapa barang yaitu pakaian (57%), makanan (44%), gawai (19%), barang elektronik (16%), obat-obatan dan alat kesehatan (16%). Dalam pengiriman barang jualannya, mayoritas penjual menggunakan J&T Express (58%) disusul oleh JNE (45%), Shopee Express (28%), SiCepat (27%), Gosend (21%), GrabExpress (18%), TIKI (7%), Ninja Express (7%), Pos Indonesia (6%), Paxel (6%), Wahana (5%), Lalamove (2%) dan Indah Logistik (2%).
Sebanyak (63%) penjual memilih metode pengiriman barang secara pribadi di konter kurir terdekat yang memungkinkan mereka mendapatkan nomor pelacakan fisik secara langsung. Nomor pelacakan ini kemudian dapat diberikan kepada pelanggan agar mereka dapat memantau status kiriman mereka. Motivasi utama penjual untuk menggunakan jasa kurir adalah keuntungan yang jelas dari pengiriman paket yang cepat kepada pelanggan mereka. Selain itu, mereka mempertimbangkan faktor-faktor seperti ketersediaan layanan kurir melalui platform toko online dan kemampuan menjangkau berbagai lokasi. Mayoritas penjual memberikan peringkat 4 dan 5 pada tingkat kepuasan, yang menunjukkan bahwa mereka hampir sangat puas dan rata-rata sangat puas dengan brand pengiriman
Dengan demikian, riset ini memberikan pandangan yang komprehensif tentang perilaku pengiriman barang untuk pengiriman pribadi dan belanja online di Indonesia. Dalam menghadapi tren permintaan pengiriman yang semakin tumbuh, perusahaan logistik dan pemangku kepentingan terkait dapat menggunakan temuan riset ini untuk menginformasikan strategi bisnis mereka dan meningkatkan layanan pengiriman.