Tantangan dan Terobosan dalam Pengembangan Tenaga Kerja Konstruksi untuk Ibu Kota Negara Baru

0
62

Makronesia.id, Jakarta – Proyek ambisius pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur memerlukan lebih dari sekadar dana dan material. Kebutuhan mendesak akan tenaga kerja konstruksi bersertifikasi menjadi salah satu tantangan utama. Pada puncak konstruksinya, IKN diperkirakan membutuhkan antara 150.000 hingga 200.000 pekerja bersertifikasi, sesuai Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2020 tentang Manajemen Proyek Strategis Nasional. Namun, jumlah tenaga kerja bersertifikasi di Indonesia masih jauh dari memadai.

Saat ini, dari puluhan juta tenaga kerja konstruksi di Indonesia, hanya sekitar 1,6 juta yang bersertifikasi. Di proyek IKN, baru 2.497 pekerja yang memiliki sertifikasi, angka yang masih sangat rendah dibandingkan dengan kebutuhan yang ada. Kesenjangan ini diperparah dengan ketidakmerataan distribusi tenaga kerja bersertifikasi, yang mayoritas terkonsentrasi di Pulau Jawa—terutama Jakarta, Surabaya, dan Bandung—sementara Kalimantan hanya menyumbang 5% dari total tenaga kerja bersertifikasi nasional.

Menanggapi situasi ini, Semen Merah Putih, sebagai perusahaan yang berkomitmen pada standar kualitas nasional, memutuskan untuk mengambil langkah proaktif. Nyiayu Chairunnikma, Head of Marketing Semen Merah Putih, menekankan pentingnya kolaborasi multi-helix yang melibatkan pemerintah, industri, dan asosiasi dalam mengatasi tantangan ini. “Sertifikasi yang kami adakan bukanlah sekadar formalitas. Ini adalah jaminan bahwa setiap pekerja telah memiliki kompetensi yang diakui sesuai standar nasional,” ujarnya.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja, Semen Merah Putih meluncurkan program Mandor Pintar Institute (MPI). Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan sertifikasi dari jenjang 1 hingga 6, meliputi keterampilan dasar hingga teknis lanjutan. MPI telah berhasil mensertifikasi ratusan pekerja di Jawa dan akan diperluas ke Kalimantan dan Sumatera untuk memastikan proyek-proyek strategis, termasuk IKN, dibangun dengan kualitas terbaik.

Kolaborasi Semen Merah Putih dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah III (BJKW3) dan GAPENSI juga menjadi bagian dari strategi ini. Kolaborasi tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bersertifikasi di sektor swasta dan proyek infrastruktur lainnya yang berkembang pesat. “Pekerja konstruksi di proyek IKN masih banyak yang berasal dari Pulau Jawa. Kami memulai program MPI di Jawa, tetapi ke depan akan diperluas ke Kalimantan dan Sumatera,” tambah Ayu.

Program MPI tidak hanya fokus pada sertifikasi, tetapi juga pada edukasi teknik aplikasi yang tepat sesuai standar SKKNI Bangunan Gedung yang dicanangkan oleh PUPR. Ini mencakup perbedaan dalam teknik pencampuran material dan aplikasi plester, memastikan kualitas hasil akhir sesuai standar.

Hadi Sumarsono, Wakil Ketua Umum GAPENSI BPD Jawa Timur, memberikan apresiasi terhadap inisiatif Semen Merah Putih. “Program Mandor Pintar Institute sangat membantu dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja konstruksi di Jawa Timur dan di seluruh Indonesia. Kami berharap program ini dapat terus berkembang dan memenuhi kebutuhan industri di berbagai wilayah,” ujarnya.

Dengan komitmen terhadap inovasi dan kolaborasi, Semen Merah Putih berupaya mendukung transformasi industri konstruksi Indonesia menuju standar global. “Dengan inovasi dan kerja sama solid, kami yakin dapat membawa industri konstruksi Indonesia ke arah yang lebih berkelanjutan dan berkualitas tinggi,” tutup Ayu. (EHS-01)

Artikulli paraprakPasar Kripto Menghadapi Tekanan Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Artikulli tjetërBangun Persaudaraan dan Persahabatan Dunia, Wapres Sambut Baik Kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini